2(TA'ARUF)

2.6K 258 17
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Mentari menyapa, dengan langit pagi yang terlihat begitu indah. Dari balik jendela Zikir menatap kuasa Tuhan berapa indahnya ciptaan Tuhan. Terlalu menikmati indahnya pagi pria itu lupa mungkin ibunya sudah menunggu di bawa sanah. 

Sebelum kembali mendengar teriakan wanitanya Zikir memilih turun, baru saja akan mengurangi anak tangga terakhir Debi sudah berteriak ke arah putranya.

"Zikir kamu sudah siap sayang?"

Teriakan ibunya memang sedikit lantang, namun kalian harus percaya hati wanita itu begitu lembut hingga Zikir dibuat bersyukur selalu mendapatkan kasi sayang dari seorang ibu.

"Wahh lihat putraku Debi, tampan bukan?"

Seorang pria yang berada di meja makan kini menatap putranya, membuat wanita yang baru tiba di depannya ikut bersuara.

"Terserah Abi, Sayang sarapan dulu"

"Istriku juga tidak kalah cantik loh" puji Ihsan membuat istrinya menghela nafas.

Mendengar itu Zikir hanya terkekeh begitulah tingkah laku ayahnya. Sedikit berbeda dari Ihsan yang pribadinya suka bercanda Zikir lebih memiliki watak irit bicara dan tidak heran jika pria itu lebih mirip ibunya tidak dengan ayahnya.

Hari ini ketampan Zikir terpancar, wajah yang terlihat lebih hidup yah mungkin karena asupan makanan sehat dari ibunya, dan mungkin juga style hari ini sedikit berbeda. Bukan sarung sarungan tapi kemeja biru langit yang sangat pas di tubuh atletisnya, membuat damage pria itu semakin melambung tinggi.

Cukup memuja putranya, Ihsan mulai menarik pergelangan istrinya membuat Zikir tersenyum simpul.

"Yasudah kita berangkat takutnya keluarga, calon istrinya Zikir menunggu"

"Terserah Abi, makin hari bicara gaya banget hmm" balas wanita yang notabenya adalah istri Ihsan, wanita itu mulai heran dengan tingkah laku suaminya beberapa hari ini.

♠♠♠

Sinar matahari mejadi alaram pagi seorang gadis yang masih nyaman berada di balik selimut, tidak untuk yang panjang kenyamanan itu akhirnya berakhir ketika tirai yang sebelumnya menghalangi sinar matahari di sibak oleh seorang wanita.

Gadis dengan tubuh yang saat itu masih terlilit selimut mulai mencari posisi yang lebih nyaman, membuat seseorang yang menatapnya menggelengkan kepala.

"Bangun Za"

Pemilik nama itu tidak tuli, suara itu jelas adalah suara ibunya. Dengan kesadaran penuh gadis itu tidak akan membuka mata, Zahra marah.

Kejadian semalam membuatnya tak bisa tidur, tamu bulanan yang juga menghampirinya semakin membuatnya leluasa bersembunyi di balik selimut.

Tetap saja dia Zahra masalah apapun akan menghampirinya sampai ke alam bawah sadar, membuatnya sulit tertidur nyenyak semalaman.

"Zahra! Umi tau kamu gak biasa tidur pagi, jadi sekarang jangan bohongin Umi" teriak nyaring  ibunya kembali terdengar membuatnya semakin menutupi diri.

Tidak sampai di situ wanita parubaya yang tidak kehabisan ide saat itu kembali mematikan AC membuat Zahra sebentar lagi bangkit dari tempatnya.

Benar saja hanya hitungan menit Zahra mulai gelisah bergerak tidak karuan, nafasnya tercekat dari dalam selimut, panas satu kata dipikiran Zahra.

"Huaaa Umi... Jahat sama Zahra" batin gadis yang saat itu masih memilih bersembunyi di balik selimutnya.

"Bangun Zahra, gak baik anak gadis tidur pagi nanti jodohnya kepatok ayam loh lagi lagi sahutan kembali terdengar membuat Zahra kembali membatin kesal.

SENYAMAN ZIKIR[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang