=> cek Profil untuk info update
***
Omar mengelus dagunya dengan tatapan lurus ke arah layar proyektor di depannya. Terlihat tampak menilai situasi yang ada di layar tersebut. Beberapa garis dan juga daftar perkembangan ada di sana. Omar tampak puas dengan apa yang dilihatnya dan itu juga membuat mulut Omar dipenuhi dengan senyuman bahagia.Kacamta melorot di wajah Omar, pria tua itu memperbaikinya dengan jarinya. Pintu terdengar terbuka dan Omar memutar tubuhnya untuk melihat sosok cantik yang adalah asistennya. Omar melihat asistennya berjalan ke arahnya dengan dokumen di tangan. Pasti pemberitahuan atas perkembangan proyek yang telah di kerjakannya.
"Leana? Bagaimana?"
"Segalanya sudah bagus, Sir. J siap di kirim ke Dubai. Sesuai dengan permintaan pembeli."
Omar mengangguk. Masih dengan kepuasan yang sama.
"Kalau begitu mari kita lihat seperti apa J."
Leana mengangguk dan berjalan bersama Omar meninggalkan ruangan. Mereka berjalan sembari bicara tentang apa saja yang harus dilakukan untuk pengiriman proyek mereka.
"Beberapa hari yang lalu pemerintah mulau menyelidiki tentang keberadaan J. Sepertinya kita harus mulai hati-hati dengan rencana kita. Apalagi J sudah berada di urutan pertama pencarian."
"Ya, Sir. Saya akan memakai pengiriman teraman."
Omar menatap langit-langit labnya dengan sedikit nada frustasidi suaranya yang keluar, "harusnya aku bungkam mereka dengan baik. Mereka sungguh mengganggu. Apalagi saat ini banyak pencarian untuk orang yang hilang. Mereka tidak tahu saja betapa bagusnya membuat robot dari tubuh mati manusia."
"Bukankah J proyek pertama anda, Sir?"
Omar menatap Leana dengan anggukan. "Dia adalah sejarah pertama keberhasilan. Tidak ada yang bisa menyainginya. Dia adalah kebanggaanku."
"Lalu kenapa anda menjualnya, Sir? Dia berharga, dia pastinya tidak ternilai dan anda begitu saja menjualnya dengan harga fantastis. Saya tidak mengerti."
"Leana." Omar menghadap gadis itu. Sejak awal Leana adalah orang yang tidak setuju dengan penjualan J. Omar juga tahu itu, walau Leana tidak memiliki hak untuk berkomentar tapi karena Omar juga menyayangi asistennya dan sedikit selipin sayang di sana, membuat Omar tidak bisa marah pada Leana. Umur Leana memang lebih cocok menjadi anaknya, tapi bukankah cinta tidak mengenal umur? "J adalah proyek termahal kita. Untuk melanjutkan hidup dan usaha ini, kita butuh uang dan J akan membantu kita dengan itu semua. Kuharap kau mengerti dan kita harus merelakan kepergian J."
Leana terdiam sejenak. Batinnya berperang dan itu adalah sebuah pembantahan atas apa yang harusnya tidak dia setujui. Tapi Leana tidak memiliki pilihan. Dia tidak bisa membantah apa yang dikatakan Omar. Jika dia terus keras kepala, maka Omar akan meminta orang lain yang mengirim J. Dan itu akan menggagalkan rencana Leana.
"Saya mengerti, Sir."
Omar tersenyum dan melepaskan tangannya dari bahu Leana. Mereka berjalan kembali menuju ruangan yang bersuhu dingin. Di ruangan itu telah berdiri satu sosok tegap tanpa senyum yang telah menatap mereka dengan retina birunya. J mengangkat tangan dan melambai pada Omar. Dia kenal pemiliknya.
"Apa kabarmu, J?"
"Baik, Omar. Suhu ini sangat cocok untukku. Aku menyukainya."
Omar mengangguk saja. Dia mendekat pada sosok jangkung dengan tato di beberapa bagian tubuhnya. Dadanya telanjang, jadi tato itu terekspos dengan cukup kentara.
Leana hanya menatap tubuh pria itu dengan tangan terkepal. Dia tidak bisa membuat dirinya kehilangan pria ini. J memang dingin dan kadang mengabaikan suara Leana. Tapi pria itulah yang menemani hari-harinya. Leana bahkan lupa kalau J bukan manusia.
Omar memulai pemeriksaan pada tubuh J. Dia sangat berhati-hati dengan jantung buatannya. Tidak ada yang boleh menggerakan jantung itu atau menghidupkannya. Saat jantungnya hidup maka itu tidak lagi bisa di matikan. J akan berada pada tingkat obsesi dengan siapapun sosok yang menggerakkan jantungnya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/215195974-288-k648336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Robotic Obsession ✓ TAMAT
Science FictionCerita lengkap ada di playstore. Cari dengan kata kunci ENNIYY atau langsung ketik judulnya *** Adelia Clark pindah ke kota baru yang terletak di pinggiran hutan. Menjauh dari hiruk pikuk kota London membuat Adelia merasa berada di neraka dunia. Tap...