Adelia sudah meminum segelas coklat miliknya. Dia baru dua hari di sini dan dia bertemu dengan beberapa orang. Beberapa tetangga. Juga beberapa teman yang akan sekolah dengannya. Kampusnya cukup jauh dan kakek Steven memiliki cucu lelaki bernama Edward yang akan berangkat ke kampus bersamanya.
Edward cukup dingin padanya. Tidak tampak membenci Adelia hanya mungkin pembawaannya yang membuat dia sedingin itu. Itu bukan masalah bagi Adelia. Lagi pula dia cukup bahagia dengan dingin Edward jadi dia tidak perlu memiliki teman perjalanan yang akan membuatnya sakit kepala. Dia benci oranng cerewet.
Juga ada satu gadis yang seumuran dengannya bernama Regina. Mereka bertiga sudah memutuskan akan ke kampus bersama. Itu akan menyenangkan, bagi ibunya. Sedang bagi Adelia, tidak akan lebih menyenangkan dari teman-temannya yang ada di London.
Adelia sudah berdiri dan siap akan masuk ke kamarnya lagi saat dia melihat kakek Steven masuk ke rumahnya dengan pakaian yang cukup membuat Adelia penasaran. Dia menatap kakek itu dengan meneliti.
"Oh, Del. Mana Mom mu?"
Adelia menatap ke belakang di mana pintu dapur ada di sana. Ibunya tidak ada di sana. "Mungkin belakang rumah."
"Oh begitu. Aku akan mencarinya ke sana." Steven telah berbalik dan hendak pergi meninggalkan Adelia.
"Mau ke mana, Kakek?"
Adelia membuat Steven menghentikan langkahnya. Dia malah kembali berbalik dan menatap pada Adelia. Senyum terbingkai di sana.
"Edward ingin mengajak kakek ke hutan untuk mencari seekor kelinci. Dia cukup antusias dengan hal itu. Apalagi libur musim panas hampir selesai jadi dia ingin menjelajah hutan. Kakek tidak bisa membiarkan dia melakukannya sendiri walau dia kenal dengan hutan ini. Tapi dia ceroboh dan harus ada orang tua yang mengingatkannya. Jadi kakek akan ikut dengannya."
"Hutan... Hutan.."
Adelia mengingat tentang kebakaran yang masih memenuhi otaknya. Dia tidak bisa begitu saja melepaskan ingatannya tentang asap itu dan seolah tidak ada yang bisa membuat dia mengenyahkan ingatan itu. Seperti ada yang membutuhkan pertolongannya. Dia tidak bisa mengatakannya pada ibunya karena pasti ibunya akan menganggap dia bercanda.
Tapi Adelia tidak main-main dengan perasaannya.
"Apa aku boleh ikut, Kakek?"
"Sungguh kau ingin ikut?"
Adelia mengangguk dengan yakin.
Kakek Steven tertawa dengan keras. "Tentu saja. Kakek akan memperlihatkanmu keindahan hutan dan di sana kita akan melakukan banyak hal. Kalau begitu siap-siap ya dan pakai baju yang hangat. Di hutan sangat dingin."
"Baik, Kakek."
Adelia segera bergegas ke atas menuju kamarnya sedang kakek Steven sudah keluar rumah untuk mengabarkan pada ibu gadis itu kalau anaknya akan ikut ke hutan bersama dengan mereka. Setidaknya Steven harus meyakinkan ibu gadis itu.
Adelia masuk ke kamar dan memakai baju panjang dengan celana panjang lalu melapisinya dengan jaket tebal. Dia menguncir rambut panjangnya dan ransel mulai dia letakkan di punggungnya. Lalu gadis itu menatap cermin dan melihat penampilannya yang sudah sempurna. Dia keluar kamar dan saat dia turun, dia bertemu ibunya di bawah tangga.
"Mom,"
Christian tersenyum melihat Adelia. "Kamu sungguh ingin pergi, Del?"
Adelia tersenyum dan mengangguk.
"Baiklah, hati-hati. Steven mengatakan kalau dia sudah membawa makanan yang cukup untuk kalian bertiga. Tapi kalau kau mau Mom menambahkan makanan untukmu, Mom akan ambilkan beberapa roti untukmu. Bagaimana?"
Adelia kembali dengan anggukan. Lalud ia memberikan ibunya ranselnya untuk di isi.
"Jangan terlalu banyak, Mom."
Ibunya menghilang ke dapur.
Adelia mengabil sepatunya yang berwarna hitam dan tampak lebih kokoh dari sepatunya yang lain. Dia memasang benda itu di kakinya dan mengikat talinya. Lalu dia berdiri setelah selesai memasang sepasang sepatu.
Ibunya tepat datang saat dia telah selesai.
"Ini."
Adelia memakai kembali ranselnya dan mencium pipi ibunya dengan sayang. "Aku mencintaimu, Mom."
"Mommy juga sayang."
Adelia lalu keluar dari rumahnya dan melihat kakek Steven telah melambai ke arahnya. Mereka sudah siap dengan pakaian mereka menuju hutan. Edward juga di sana dan tampak datar saja melihat ke arah Adelia.
"Siap berangkat, Del?" tanya kakek Steven.
Adelia mengangguk dengan wajah antusias yang tidak disembunyikan.
Lali mereka bertiga mulia berjalan. Hutan sangat dekat dengan pemukiman kecil mereka di mana hanya memerlukan langkah menuju jalan bertanah dan mereka harus masuk ke salah satu area hutan yang di penuhi dengan batang-batang pohon besar. Kakek Steven lebih memilih berjalan bersama dengan Adelia dan membiarkan Edward memimpin jalan untuk mereka.
Mereka telah masuk ke bagian depan hutan dan Edward telah masuk ke sana dengan Steven dan Adelia mengikutinya.
"Apa tas mu berat?" tanya Steven.
Adelia menggeleng. "Hanya berisi beberapa hal dan tidak berat sama sekali, Kakek."
"Katakan saja pada kakek kalau kau lelah. Kita akan istrirahat."
"Baik."
Mereka terus berjalan di area hutan dan Adelia merasa hutan itu memang indah. Sangat memanjakan mata bagi dia yang hanya tahu bermain ke mall atau timezone. Hutan merupakan tempat liburan yang menyenangkan. Tapi mulai sekarang hutan akan menjadi kehidupan sehari-harinya dan hutan ini adalah tempat dia akan menghabiskan seluruh hidupnya.
Adelia sudah sangat yakin kalau keputusan ibunya untuk mereka pindah ke sini hanya akan membuat dia mengetahui rasanya neraka dunia. Jika saja dia bukan anak yang penurut, mungkin dia sudah akan dari kemarin dia akan memilih lari dari tempat ini dan meninggalkan ibunya.
Sayang sekali, dia tidak akan pernah sanggup melakukan itu. Meninggalkan ibunya adalah hal terakhir yang akan dia lakukan dalam hidupnya. Dia tidak suka ibunya bersedih dan jika dia meninggalkan ibunya maka itu akan menjadi kesedihan terdalam bagi wanita yang sangat mencintainya tersebut.
Adelia harus bertahan. Dirinyalah penyemangat bagi sang ibu.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/215195974-288-k648336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Robotic Obsession ✓ TAMAT
Bilim KurguCerita lengkap ada di playstore. Cari dengan kata kunci ENNIYY atau langsung ketik judulnya *** Adelia Clark pindah ke kota baru yang terletak di pinggiran hutan. Menjauh dari hiruk pikuk kota London membuat Adelia merasa berada di neraka dunia. Tap...