bab 1

111 21 3
                                    

Pagi yang indah telah datang. Cahaya matahari yang silau membuat lelaki itu menyipitkan matanya. Terlihat dua bola mata berwarna coklat dan alis mata yang tebal tersebut mengernyit

"Slamat pagi tuan muda" ujar Chory pelayan senior di rumah ini

"Baiklah. Keluar sekarang aku akan bersiap-siap" ujarnya

Dengan cepat ia bergegas kekamar mandi

Setelah selesai, ia turun dari kamarnya dan pergi ke meja makan

"Sudah siap?" tanya seorang pria itu sambil membaca koran

ROBERT ADITAMA, ayah dari SAMUDRA ADITAMA. Baginya waktu itu sangat penting. Ia tidak suka mendengar kata terlambat.

Bagi sosok Samudra, ayahnya ini adalah iblis. Tidak pernah baik kepada siapapun dan paling suka memecat orang seenaknya

Samudra tidak menggubris pertanyaan Robert. Ia lebih memilih memakan makanan yang di depannya

"Jika papa bertanya seharusnya kamu menjawab" ujarnya menurunkan koran

"Haruskah saya menjawab pertanyaan seorang iblis?" jawab Samudra

Robert terdiam sejenak. Ia tidak tahu harus menjawab apa

"Kenapa anda terdiam? Bicaralah sebelum bicara itu di bayar" ujar Samudra sambil meninggalkan tempat itu. Ia sudah muak harus berbicara panjang kali lebar dengan ayahnya itu

"Samu! Papa belum selesai berbicara!" teriak Robert tetapi tidak di gubris oleh Samudra

**

"Gimana bro? Dah siap blom?" tanya Zefan

"Siap banget" ujar Samudra

Bell masuk telah berbunyi. Jam pelajaran akan tiba. Beberapa murid tersenyum kemenangan. Mereka duduk dengan rapi di bangku masing-masing

Ceklek

Seseorang membuka pintu dan....

Byuuuurr

Tepung jatuh menimpa wajah gadis polos berkacamata dan rambut yang di kucir kuda

Semua siswa tertawa puas. Terutama geng rixon. Mereka sangat puas dan kocak melihat gadis itu tertunduk malu

Airmata menetes dari mata sang gadis itu. Dengan cepat gadis itu menghapus airmata nya dan menghampiri Samudra

"PUAS LO!! TERUS AJA LO CARI MASALAH!! MEMANG KERJAAN LO CUMAN BISA BULLY ORANG!!" ujar gadis itu sambil menunjuk wajah Samudra. Samudra sedikit memundurkan wajahnya dan mengoceh pelan layaknya mengejek seseorang

Gadis itu menggeram. Ia tidak taham dengan tingkah laku lelaki bodoh ini. Semua orang malah semakin tertawa melihat gadis itu marah. Bukannya menakutkan malah makin lucu

"Ada apa ini?" tanya pak Jaka melihat tepung ada dimana-mana dan kembali melihat siswanya. Ruangan menjadi hening. Samudra dan gengnya kembali duduk di bangku masing-masing. Terlihat seorang gadis yang di penuhi dengan tepung

"Rania? Kamu mau di goreng?" tanya Pak Jaka. Semua kembali tertawa mendengar ucapan Pak Jaka

"SEMUA DIAM!!!" bentak Pak Jaka

Keheningan terjadi. Pak Jaka menghampiri Rania. "Siapa yang buat kamu jadi begini?" tanya Pak Jaka

Rania tertunduk. "Samu pak" ujarnya

"Kamu ada bawa baju cadangan?" tanya Pak Jaka

"Ada pak" jawab Rania

"Baiklah. Ganti baju kamu sekarang, dan untuk kamu Samudra,, maju kedepan!" ujar Pak Jaka

Rania pergi meninggalkan ruangan dengan membawa baju ganti

"Bapak heran ya sama kamu. Selalu saja buat masalah. Setiap hari! Heran bapak sama kamu, isi otak kamu itu apasih sebenarnya?" ujar Pak Jaka

Wajah Samudra melambangkan kesenangan. Ia seperti tidak bersalah apa-apa. Pak Jaka menggelengkan kepalanya heran melihat siswa nya yang satu ini

"Ya srl-sel otak dong pak" ujarnya santai

"Kamu ya! Selalu menjawab apa yang saya tanyakan. Setiap hari kerjaan kamu hanya buat masalah saja!!"

"Mana tugas kamu??!" tanya pak Jaka

Samudra menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal "tinggal pak" ujarnya cengengesan

"ASTAGA SAMUDRAAA!!" teriak Pak Jaka

Semua murid menutup telinganya terutama Samudra

"SEKARANG KAMU KERJAKAN TUGAS KAMU DILUAR DENGAN TAMBAHAN 15 SOAL LAGI DARI BAPAK! SELANJUTNYA KAMU HARUS MENGEPEL KORIDOR BAWAH! BAPAK TIDAK AKAN MENERIMA ALASAN APAPUN! SRMUANYA HARUS SELESAI HARI INI!!" murka Pak Jaka

"Yah,, tapi pak-"

"Tidak ada tapi-tapi! Keluar!!" ujar Pak Jaka menunjuk pintu kelas

Samudra keluar dari pintu. Ia berpapasan dengan Rania. Terlihat wajah Rania tersenyum kemenangan

"Rasain" gumam Rania

Gimana guys ceritanya? Seru tidak? Maaf masih amatiran

Jangan lupa vote and coment readers:')

Salam manis author:)

SAMUDRA RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang