bab 2

77 18 3
                                    

Happy reanding guys:)

🍁🍁🍁

Rania mengacak rambutnya frustasi. Pasalnya ia kehilangan handphone yang ia letakkan di laci meja miliknya. Ia terus mencari ke dalam tas dan seluruh tempat yang sedari tadi ia jalani tetapi hasilnya nihil

"Lo sih Ran, taro hp di sembarang tempat. Kan jadi gini" ujar Dira

"Lo yakin Ran tadi hp lo, lo naro di sini?" tanya Kia sambil menunjuk laci meja Rania

"Iya, tadi gua naro disini" ujar Rania gelisah

"Ran. Ini pelajaran buat lo kalo jam pelajaran jangan ketiduran" ujar Dira

"Lo bukannya bantuin malah ngasih motivasi" sewot Rania

"Ya maap" jawab Dira

"Aduh gimana dooong" ujar Rania

"Ya gimana lagi" ujar Kia bingung

Rania terduduk di bangkunya dengan tangan yang ditaruh ke muka

"Masalahnya di handphone itu banyak banget kenangannya, mana poto papa ada di situ lagi" lirih Rania

"Lo nyari ini?" tanya seorang lelaki dari arah pintu

"SAMUU!!!" ujar Rania frustasi. Pasalnya Samudralah pelaku yang mangambil handphone Rania

Rania menatap Samudra sinis. Ia mulai menghampiri Samudra

"Kemariin handphone gua" ujar Rania sambil merebut handphone di tangan Samudra

"Eits.. Tidak segampang itu kawan" ujarnya sambil mengangkat handphone nya keatas

Pasalnya tubuh Rania hanya sebahu Samudra. Jadi untuk mengambilnya Rania harus jinjit

"Iih kemariin" ujar Rania yang terus berusaha mengambil handphone itu dari tangan Samudra

"No no no, ambil aja kalo bisa" ujar Samudra. Ia sangat senang melihat Rania kesusahan.

Rania terus melompat berusaha mengambil handphone itu. Semua tertawa melihat aksi mereka berdua

Pada waktu Rania melompat, kaki Rania tiba-tiba saja terpeleset. Drngan cepat Samudra menangkapnya. Jarak diantara mereka sangatlah dekat. Badan Rania tersandar kebadan Samudra. Tangan Samudra memeluk pinggang Rania mencoba membuat Rania tidak terjatuh. Mata mereka saling bertemu.

Dalam kurung waktu 1 menit Rania langsung tersadar dan mengambil handphone itu dari tangan Samudra dan pergi meninggalkan mereka. Samudra yang menyadari itu terkekeh pelan

"Bos, lo kenapa sih suka banget gangguin tuh bocah?" tanya Jack heran

"Ga tau. Gue seneng aja gangguin tuh bocah" jawab Samudra

"Jangan-jangan nih bos lo suka sama dia" ujar Radit

"Mungkin aja cinta" ujar Keano

"Gue udah bilang dari awal, kalo gue ga percaya cinta-cintaan" ujar Samudra pergi meninggalkan mereka

"Yah si bos ngambekan" kekeh Indra

Samudra berjalan di koridor sekolah. Ketampanan yang di miliki oleh Samudra mampu membuat semua mata tertuju padanya. Semua wanita histeris saat melihat Samudra tersenyum walau bukan pada mereka

Geng Rixon adalah geng yang sangat terkenal. Ketua yang tampan seperti Samudra dan beberapa anggotanya yang tidak kalah tampan tersebut membuat mereka menjadi sangat unggul. Geng rixon memang memiliki anggota yang lumayan terbilang banyak. Mereka memang suka mencari masalah di sekolah. Tetapi walaupun begitu merek selalu menjaga solidaritas antar sesama

Sesampainya di kantin, Samudra duduk di kursi kemegahannya itu. Tidak ada yang berani mengambil tempat duduk Geng Rixon.

Di sebrang sana Samudra melihat Rania yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Samudra menarik sudut bibirnya membentuk senyuman saat melihat kearah Rania yang sangat cantik jika tersenyum

Semua histeris melihat senyum Samudra. Seketika Samudra tersadar dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bukannya makin diam malah semua murid cewek histeris

Rania yang mendengar suara histeris tersebut mencoba mencari asal suara. Terlihat di sana segerombolan lelaki. Rania menggelengkan kepalanya. Ia heran. Entah apa yang merasuki para murid cewek sehingga melihat Samudra histeris. Ia merasa Samudra punya pelet

Mata Rania dan Samudra saling bertemu. Rania langsung mengalihkan pandangannya kearah lain

**

Bell pulang sudah berbunyi 2 kali. Semua murid berhamburan untuk keluar

"Ran kayaknya kita ga bisa pulang bareng. Gue sama kia mau ngelatih anak pmr dulu" ujar Dira dan di angguki oleh Rania

Dira dan Kia memang adalah ketua dan wakil ketua pmr. Wajar jika mereka terkadang harus pulang lama

Rania berjalan di koridor sendirian. Sekolah sudah sangat sepi. Itu mempermudah Rania merasakan udara sekolah sendirian. Angin kencang menghambar wajah cantik Rania. Rambut yang tadi ia kuncir, ia lepas dengan sempurna. Bibir Rania tersenyum lebar. Ia berjalan cukup lambat dan kedua tangannya ia lebarkan. Sudah lama ia tidak merasakan angin kencang

Ia tidak tahu bahwa seseorang sedari tadi melihatnya. Bibirnya membentuk senyuman saat melihat kecantikan yang Rania miliki.

Rania kembali mengikat rambutnya saat melihat banyak siswa si gerbang sekolah

Saat ia ingin mengikat, seorang lelaki memegang tanga Rania. "Jangan di ikat. Gitu aja udah cantik kok" ujar seorang lelaki tersebut dan pergi meninggalkan gadis itu

Rania kaget dan melepaskan tangannya

Ia melihat kearah jendela. Benar saja, ia terlihat cantik jika rambutnya di lepas. Tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia kembali mengikat rambutnya dan mulai berjalan ke arah gerbang


Tbc..

Jangan lupa vote and coment ya:)


Salam manis author:")🖤🙃🌻

SAMUDRA RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang