enough ; seungjin ✔

berubah.

"shakaaaa...."

albian tutup pintu kamar shaka terus jalan sambil muter-muter, rentangin tangannya dan langsung jatuhin badannya keatas badan shaka yang lagi tengkurep di kasur.

"beraaaaat!"

shaka berontak dan langsung sikut perutnya albian.

"aaww! sakit anjir."

"badan lo berat! minggir."

"iya iyaaa.." albian gulingin badannya ke space disebelah shaka dan langsung peluk-pelukin temennya itu gemes.

"gil diem!"

denger protes dari shaka, albian langsung angguk-anggukin kepalanya, bisa shaka rasain soalnya dagu albian nabrak bahu shaka.

"lo kenapa sih anjir gausah peluk-peluk!"

"galak banget hmch." jawab albian sebel, tapi tangannya masih betah ngungkung badan shaka dipelukannya.

"idih, jijik ah."

"besok berangkatnya sama gue aja, gausah nebeng-nebeng jerico lagi."

"besok minggu?!" tanya shaka bingung tapi penuh sanksi.

"intinya gausah nebeng jerico lagi."

"halah bilang aja gasuka liat gue deket jerico."

"emang."

"katanya mau baikan?"

"nanti aja, masih kesel."

shaka dengus pelan denger jawaban albian. "plis gil, itu udah lama banget?"

"gak, bukan soal itu."

"terus?"

sambil pasang wajah sok melas, albian jawab. "soalnya kemarin-kemarin lo lebih deket sama jerico daripada sama gue."

"cih, salah lo sendiri ninggalin gue!"

"iya duh bawel banget. maafin gue ya soal kemarin."

"hm."

"kok hm doang sih?"

"terus maunya apa?"

gantian albian yang dengus denger pertanyaan shaka, males banget mau jawabnya.

"gak. udah tidur lo!" jawab albian, dia tarik selimut sampai nutupin semua badan keduanya, bahkan sampe kepala.

"gil engap!" protes shaka, dia buka selimutnya biar nggak nutupin kepalanya dan taruh sampai batas dada.

keduanya diem, nyoba buat tidur, karena emang udah tengah malem, tapi suara hp shaka bikin keduanya refleks nengok.

"ambilin dong!" titah shaka ke albian yang notabenya tidur dipinggir dan deket meja tempat shaka taruh hpnya.

albian ambil hp shaka, dia liat siapa yang nelpon malem-malem begini, dan bukannya dikasih ke yang punya, albian malah angkat telponnya.

"halo?"

"ngapain sih nelpon anak orang malem-malem??"

"ganggu aja lo!"

"udah gausah bacot, gue tutup!"

abis matiin sambungan, albian langsung matiin hp shaka terus taruh lagi ke tempat asalnya.

shaka di sebelahnya udah gondok banget pengen nendang. gak perlu nanya pun dia tau siapa yang nelpon. ya siapa lagi kalo bukan jerico.

"lo gendeng ya gil?" tanya shaka.

albian balikin badannya ngadep shaka terus dekap badan temennya itu sambil usap-usap kepala belakangnya. "udah, tidur."

ー

albian jalan nyamperin meja yang dihuni sama hanif dan fikar, dateng-dateng langsung nyempil di kedua bocah itu.

"kusut banget pak" kata hanif.

"shaka gak makan? kok nggak ikut." tanya fikar sambil nyuap makanannya

"nyamperin cowoknya." jawab albian ketus.

fikar sama hanif langsung nengok. "siapa?"

"jerico lah? siapa lagi?"

"wkwk kesel juga kan lo kalo shaka sama yang lain." kata hanif sambil ketawa puas banget ngeliatin albian yang udah kusut banget mukanya.

"emang mereka beneran pacaran?" tanya fikar.

"belum."

"terus?"

"gue juga gatau fikaaaaar! lo tanya sana sama temen lo." jawab albian yang makin kusut mukanya.

hanif ketawa seneng liat albian, fikar juga ketawa walaupun kesel sama responnya albian.

"kalo misal mereka beneran pacaran, lo gimana al?" tanya fikar iseng.

"nangis!"

"lo sih dari dulu gue bilangin sama shaka aja gak pernah nurut, malah sama juan!" seru fikar.

"abis juan gemes banget!"

"shaka juga gemes tuh??"

"galak."

"yaudah kalo gitu biarin aja shaka sama jerico." kata hanif, albian langsung melotot, tapi cuma bisa diem.

"apa susahnya sih ngakuin perasaan lo al? keras kepala banget deh, heran gue." omel hanif.

"lo bilang ga suka, tapi kalo shaka deket sama yang lain ngamuk-ngamuk, lo gak kasian apa sama shaka? kalo emang lo gak suka, yaudah gitu biarin dia cari kebahagiaannya sendiri, jangan lo larang-larang terus." sambung hanif sambil aduk-aduk minumannya.

albian hela nafasnya. "tapi kita itu temen."

"terus?"

"dan pacaran itu jalan yang paling buruk."

✨

huhu apa kabar guys?
ー