13. Tante Ulat Bulu.

4.3K 215 406
                                    

Yang komen plus baca semangat, yang ngetik juga semangat.

--🌠🌜🌦️🎀❄️🌛--

Weekend telah tiba, setelah beberapa hari bekerja akhirnya kini Loli bisa merasakan rebahan lebih lama. Michael? Ya, dia sedang olahraga agar tubuhnya tetap sehat dan bisa memuaskan Loli suatu saat nanti, benar-benar kurang ajar sekali dia itu.

Loli menatap ponselnya yang menampilkan pesan dari Aester. Loli melonjak kesenangan saat mendapat ajakan dari Aester pergi ke salah satu pusat perbelanjaan membeli baju baru untuk Ferdinand.
Dengan tergesa-gesa Loli turun dari atas ranjang untuk mencari Michael.

"Om!" Suara Loli terdengar menggelegar, pelayan yang bekerja di sana hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bagi mereka yang sudah sering melihat keakraban mereka terlihat manis.

"Tuan berada di ruang olahraga, Nona."

"Ah, terima kasih, Bibi." Dengan riang Loli melangkahkan kakinya menuju rumah bagian belakang, karena di sana tempat olahraga Michael.

Dengan keras Loli membuka pintu, Michael yang sedang meminum air putih menjadi tersedak.

"Maafkan aku, Om." Loli segera menghampiri Michael.

Setelah berdeham sebentar Michael mengangguk dan menatap Loli heran.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat bahagia sekali?" heran Michael.

"Jadi begini." Loli memeluk Michael yang sedang bertelanjang dada. "Tadi Aester memintaku menemaninya pergi membeli baju baru untuk Ferdinand, boleh, 'kan, aku keluar minggu ini?"

Satu hal yang Michael ketahui akhir-akhir ini, Loli sangat manja saat diperlakukan dengan lembut, contohnya seperti kali ini, dia begitu manja dan sikap manja itu sangat Michael sukai.

"Kapan aku pernah melarangmu untuk pergi?" Michael memeluk Loli dan membenamkan wajahnya di puncak kepala Loli dan berkata, "Pergilah, beli apa pun yang kamu mau."

Pelukan Loli semakin erat senyuman mengembang, Loli tidak merasa risih dengan bau tubuh Michael yang berkeringat dan baru saja selesai olahraga.

"Terima kasih, Om."

Michael melonggarkan sedikit pelukan mereka, senyum usil tercetak di bibir Michael.

"Hanya itu saja?" ucap Michael dengan menaik turunkan alisnya.

"Hmm? Memangnya apalagi yang belum aku katakan?"

Michael meletakkan jarinya di bibirnya, Loli semakin bingung dengan sikap Michael, dia memiringkan kepala bingung. Michael yang gemas sendiri segera mengecup bibir Loli.

"Ini yang kurang untuk pagi ini." Mata Loli membulat, jarinya otomatis meraba bibirnya.

Ini memang bukan ciuman pertama mereka, tetapi tetap saja terasa berbeda dengan waktu biasanya.

"Kenapa? Wajahmu mendadak merah, apa aku membatalkan saja izin yang sudah aku berikan? Sepertinya kamu terkena demam dadakan."

"Ommm!" kesal Loli dan menjauhkan diri dari Michael dengan kesal, mengakibatkan bibirnya maju beberapa senti.

"Baiklah, aku minta maaf." Michael tidak tahan melihat Loli yang memajukan bibirnya seperti itu.

The Jerk Husband✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang