29. Andara.

2.7K 170 20
                                    

Yang komen plus baca semangat, yang ngetik juga semangat.

——🌠🌜⛈️🌪️🌨️🌛🌠——

          Andara menatap Adnan yang duduk di hadapannya.

"Kita sudahi Andara, kamu harus berhenti dan kejar nyawamu. Kita lakukan operasi," ucap Adnan memutuskan.

"Aku tidak mau!"

"Andara! Aku bilang kita sudahi semua ini. Aku berjanji, setelah kau sembuh total akan meminta kepada keluarga Loli juga suaminya agar memperbolehkan Loli menjadi milikmu. Ingat, hanya satu hari saat kau sudah sembuh, tapi harus dalam batas wajar."

Mendengar perkataan Adnan, Andara terlihat berpikir akan tawaran itu. Jika dia bisa sembuh maka dia bisa menghabiskan waktu bersama Loli meski itu hanya selama satu hari. Itu sudah cukup untuk bisa membuktikan bahwa dia memiliki Loli meski hanya sesaat.

"Baiklah, aku akan menerimanya."

Adnan tersenyum, meski dia harus berjuang keras agar bisa menepati janji itu. Andara adalah keluarga satu-satunya yang dia miliki, dia tidak ingin merasakan hidup sebatang kara.

——🌠🌜⛈️🌪️🌨️🌛🌠——

        Loli dan Michael mengerutkan kening saat yang membuka gerbang bukan Andara, tetapi laki-laki berjas.
Loli mengerutkan kening tidak suka saat mengenali siapa orang itu.

"Dia, kan, laki-laki menyebalkan itu!" gerutu Loli.

"Kamu mengenalnya?"

"Tidak, hanya pernah bertemu saja," jawab Loli malas.

Michael turun guna menanyakan orang itu siapa. Setelah menutup gerbang dia tersenyum memperhatikan Loli yang terlihat tidak suka dengannya.

"Ke mana Andara dan kamu siapa?"

"Perkenalkan saya Adnan, kakak dari Andara. Saya ingin mengajak Andara untuk kembali ke Singapura. Dia harus segera menjalankan operasi untuk bisa bertahan hidup."

"Bertahan hidup? Selama ini Andara baik-baik saja," ucap Michael heran begitu juga dengan Loli.

"Tidak, dia tidak baik-baik saja. Dia terkena kanker otak stadium empat."

Terlihat Michael juga Loli tidak percaya, selama ini dia melihat Andara baik-baik saja, lalu kini seorang laki-laki mengaku kakak Andara datang dan mengatakan itu.

"Di mana Andara? Aku harus bicara." Michael segera masuk ke dalam pos Andara, di sana Andara terlihat sedang duduk dengan tas besar di sampingnya.

"Apa ini Andara? Kenapa kau tidak mengatakan bahwa kau sakit?"

Andara tersenyum, dia menatap Michael dengan instens, melihat Michael begitu khawatir dengan kesehatannya. Rasa hangat muncul di hatinya.

"Maafkan saya, Tuan. Saya hanya tidak ingin membuat Tuan dan nona khawatir."

"Setidaknya kau bisa bilang kepadaku, aku tidak ingin menjadi majikan yang tidak perhatian kepada pekerjanya," ucap Michael tidak terima.

"Saya tahu, Tuan. Saya benar-benar minta maaf. Saat saya sudah sembuh nanti, saya ingin bekerja kembali di sini, menjaga Tuan juga nona," putus Andara.

"Cepatlah sembuh, tunggu sebentar." Michael berlari kecil untuk keluar dari pos Andara.

Menuju mobil mengambil selembar kertas kemudian membubuhkan tanda tangan setelah menulis angka yang dia inginkan.
Michael menatap Loli yang sedang menatap tajam ke arah Adnan dan Adnan terlihat salah tingkah.

Michael kembali ke dalam dan memberikan kertas tadi kepada Andara.

"Ini untukmu, anggap saja ini adalah hadiah dariku, agar kamu segera sembuh."

Dengan ragu Andara menerima cek yang diberikan oleh Michael.

"Cepatlah sembuh dan segera kembali."

Di luar Loli terus menatap Adnan dengan tatapan tajam.

"Saya rasa Anda tidak perlu menatap saya seperti itu, Nona." Adnan mulai risih dengan tatapan tidak bersahabat dari Loli.

"Kenapa? Apa Anda mengingat sesuatu," sinis Loli.

"Saya minta maaf untuk kejadian di mal juga di kedai es krim waktu itu," sesal Adnan.

"Kalau begitu katakan berapa harga es krim yang kau bayar waktu itu," ucap Loli dengan angkuhnya.

Entah kenapa dia kesal saat mengingat laki-laki di hadapannya ini adalah orang yang sama dengan orang yang berada di mal juga kedai es krim.

"Dengar, aku mentraktir kalian berdua karena aku ingin, jadi kau tidak bisa mengembalikan uang itu."

"Kau merendahkan harga diri seorang Loli Anggraini Adam?"

Adnan gelagapan tidak tahu harus bicara apa.

"Tidak, maksudku bukan sepeti itu."

"Lalu apa?" sinis Loli.

"Kalian kenapa?" Michael heran saat keluar sudah melihat Loli sedang bertengkar dengan Adnan.

"Dia." Loli menunjuk ke arah Adnan. "Dia laki-laki yang membuatku kesal waktu itu! Dia Menyebalkan sekali."

Andara menatap tajam punggung Adnan. Dia tidak suka dengan kelakuan Adnan di belakangnya.

"Nona, sebagai seorang adik, saya minta maaf sebesar-besarnya. Tolong maafkan kakak saya."

Loli masih menatap tajam ke arah Adnan. "Kalau bukan karena Andara aku tidak akan mau memaafkanmu!"

"Cepat sembuh, Andara," ucap Loli dengan senyuman tulus.

Andara terpaku dengan senyum itu, dia menyukai senyuman itu, senyuman yang selalu memberi ketenangan.

"Terima kasih, Nona."

Setelah itu mereka berlalu pergi, Loli juga Michael mengantar sampai berada di luar gerbang.
Mereka masih tidak mengerti dengan alasan Andara yang memilih bekerja seperti ini di saat kakaknya bisa dibilang memiliki segalanya.

Setelah mobil Adnan menjauh Loli menatap Michael.

"Aku bingung, kenapa dia masih mau bekerja seperti ini di saat kakaknya orang yang berada?"

Michael mengangkat bahunya dan berkata, "Entahlah, aku tidak tahu, ayo kita masuk, nanti kamu masuk angin lagi." Michael merangkul Loli dan mengajaknya untuk masuk dan menutup gerbang rumah.












.












Ini part terpendek yang aku buat.

Kalau kalian semangat dan vote juga komen aku bakal double up tanpa persyaratan seperti dulu🤣🤣

Semangat, puasanya.

Salam sayang

Author L

27 April 2020

The Jerk Husband✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang