Roses

1.1K 112 2
                                    

DIA masih memejamkan mata, enggan menyapa dunia meski sudah lama kedua matanya tidak melihat ke sekitar. Uap mengembun pada bagian dalam alat bantu pernapasannya. Sebentar hilang, lalu timbul lagi. Memastikan gadis yang terbaring tak sadarkan diri itu masih bernapas.

Pintu dikuak dengan suara derit pelan, menampakkan sosok empat orang yang sering mengunjungi ruangan tersebut.

Joohyun menghela napas saat dilihatnya Yerim masih berbaring di atas ranjang,  tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan sadar. Wanita itu mengikuti Seulgi dan Seungwan yang sudah duluan, masing-masing membawa kotak berhiaskan pita-pita dengan warna manis. Joohyun meletakkan kado yang dibawanya ke atas meja di depan sofa, melirik sekilas pada vas bunga kosong di atas nakas, lalu, dia duduk di samping Seungwan yang duduk di atas kursi roda. Jari-jarinya yang kurus membelai surai coklat Yerim dengan lembut, begitu hati-hati.

"Kau masih kelihatan begitu cantik, Yerim."  Joohyun mengigit bibir bawahnya, menahan nyeri yang menghantam dadanya.

"Sooyoung, kau tidak mau mendekat?" Seungwan menegur temannya yang masih berdiri di dekat pintu.

Sooyoung memalingkan wajah, menggenggam erat kotak kadonya, menahan kuat-kuat air matanya yang hendak tumpah ruah.

Seulgi tersenyum sedih, berjalan pelan ke arah Sooyoung dan menarik tangannya dengan lembut. Seulgi menuntun temannya duduk di samping Yerim, mengikuti jejak Seungwan dan Joohyun yang sudah lebih dulu mengisi tempat di samping ranjang Yerim.

Sooyoung menatap tangan mungil Yerim yang tidak bergerak. Dia hendak menggenggamnya, tapi terlalu takut tindakannya akan menyakiti Yerim. Gadis itu terlalu rapuh, seolah satu sentuhan yang salah akan membuatnya pecah berserakan seperti porselen yang dibanting ke lantai.

"Yerim, kami datang lagi." Joohyun membuka suara, memenuhi tugasnya sebagai leader. Dia harus memastikan semua anggotanya baik-baik saja, dan di sinilah dia, tak bisa berbuat apa-apa sementara Yerim tengah dalam kondisi koma. Joohyun tahu keadaan Seulgi, Seungwan, dan Sooyoung sangat kacau sekarang. Karena itu, Joohyun mengambil peran sebagai sosok yang berdiri tegar melindungi semuanya. "Sekarang ulang tahunmu, bukan? Apa kau...,"

Sepertinya Joohyun gagal.

Seulgi memandang Joohyun yang terdiam. Air mata menumpuk di pelupuk matanya saat melihat wajah teguh Joohyun yang runtuh. Seulgi mencengkeram celana yang dia kenakan, menahan tangisannya.

Seulgi juga gagal.

"Apa kau tidak mau bangun dan kembali tersenyum pada kami?" Seungwan menyelesaikan kalimat Joohyun. Suara wanita itu terdengar sangat lirih, mengandung perih yang berdenyut. "Bangunlah, aku akan memasak banyak makanan dan memastikan kau tidak kelaparan. Unnie janji akan membuatkanmu red velvet cake untuk hari ulang tahunmu."

Joohyun melirik kotak persegi pink di atas meja. Seulgi di depannya sudah menangis sesenggukan seperti anak kecil. Seungwan mulai menghapus satu atau dua tetes air mata yang jatuh. Sooyoung hanya diam, memandang Yerim dengan pandangan kosong.

Joohyun merasa nyeri, dan gagal.

"Apa tidur sangat menyenangkan?"

Joohyun memalingkan wajah, menolak melihat wajah Sooyoung saat gadis itu bicara satu arah pada Yerim. Tangisan Seulgi semakin merebak, diikuti Seungwan yang terisak pelan.

{✓} SCINTILLATE | 𝖪𝗂𝗆 𝖸𝖾𝗋𝗂𝗆 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang