Sign

505 84 2
                                    

"YERIM, kenapa tidak tidur?" Seulgi baru saja meminum segelas air di dapur, suara berisik membawa kakinya ke ruang tengah. Dia bertemu Yerim yang sedang menonton televisi.

"Oh, Unnie." Yerim menyapanya dengan senyum yang samar terlihat, suaranya terdengar serak. "Aku tidak bisa tidur, jadi aku mencari acara yang bagus."

Seulgi merasa ada yang salah dengan ucapan rekannya yang paling muda. "Kau yakin baik-baik saja? Mau kutemani tidur?"

Yerim menggeleng. "Aku pikir aku bisa menonton saja. Kembalilah tidur, Unnie. Kau punya jadwal besok, bukan? Seungwan Unnie juga akan kembali besok."

Seulgi mengangguk, teringat lagi jadwal individunya besok pagi. "Jangan tidur terlalu larut, Yerim. Kau harus menjaga kesehatan." Begitu Yerim mengangguk, Seulgi membawa kakinya kembali ke kamar.

Baru beberapa langkah, dia kembali menoleh. Yerim masih duduk di atas sofa, memandang datar pada layar televisi di depannya. Seulgi merasa dia tengah berhalusinasi, melihat sebuah bayangan hitam duduk di samping Yerim seperti teman lama.

.
.
.

"Kenapa Sooyoung lama sekali memanggil Yerim?" keluh Seungwan. Wanita itu baru saja keluar dari rumah sakit, mereka hendak mengadakan pesta untuk merayakan keluarnya Seungwan dari rumah sakit.

"Aku lapar." Seulgi menempelkan pipinya ke meja, mengeluh seperti anak-anak. "Aku lelah dan lapar," keluhnya lagi.

Joohyun yang sedang menata makanan dibuat menggeleng pelan karena tingkah kekanakan rekan satu grupnya.

Seulgi tiba-tiba mengangkat kepalanya. "Omong-omong, apakah kalian merasa ada yang aneh dengan Yerim akhir-akhir ini?"

Pertanyaan yang dicetuskan Seulgi membuat Joohyun berhenti menata makanan di atas meja. Dia sebenarnya ingin membahas topik itu sejak dulu, tapi memutuskan untuk bicara lebih dahulu dengan Yerim.

"Aku juga merasa begitu," timpal Seungwan. "Dia kelihatan lelah dan tidak bersemangat. Aku sebenarnya khawatir dia mengalami hal yang sulit."

"Kurasa, akhir-akhir ini penggemar kita semakin mencintainya. Kau ingat foto-foto liburannya di Eropa? Reveluv memujinya habis-habisan." Seulgi tersenyum saat mengutarakan pendapatnya. "Dia memang pantas dicintai."

"Aku senang karena dia diberi liburan," sahut Joohyun. Wanita itu kembali sibuk menata makanan di atas meja. "Sebenarnya, aku merasa dia sedang kelelahan. Tidak hanya sekali aku mendapatinya melamun. Ketika aku bertanya, dia selalu bilang kalau dia baik-baik saja."

Seungwan menghela napas. "Anak itu membuatku khawatir bahkan saat aku di rumah sakit. Kantung matanya lebih tebal dari biasanya, dia menggunakan banyak make up untuk menyembunyikannya. Tetap saja, dia tidak bisa menyembunyikannya dariku."

Suara teriakan Sooyoung membuat ketiganya terperanjat. Joohyun bergegas menghampiri Sooyoung, menemui perempuan itu sudah duduk di lantai dengan air mata bercucuran. Seulgi mendorong kursi roda Seungwan ke kamar Yerim, bertanya apa yang salah.

"Yerim...."

Joohyun merasa firasat buruk menyerangnya. Wanita itu mengambil buku di tangan Sooyoung, membaca isinya dengan gemetar. Napas Joohyun serasa berhenti saat dia melihat tulisan tangan Yerim di atas kertas. Seulgi memanggil Joohyun yang memucat, tidak mendapat jawaban apa pun. Seulgi merebut buku dari tangan Joohyun, terkesiap begitu dia membaca tulisan yang tertera. Seungwan yang berada di belakangnya turut membaca buku yang dipegang Seulgi. Wanita itu mematung, kata-kata dicuri pergi dari mulutnya.

{✓} SCINTILLATE | 𝖪𝗂𝗆 𝖸𝖾𝗋𝗂𝗆 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang