"Ayo buat semua bunga ini mekar!"
"Iya, aku ingin melihatnya sekarang"
Senyum nya semakin melebar mendengar permintaan dua anak kecil di hadapannya. Jari lentiknya mengelus kepala kedua bocah tersebut.
"Ayo cepat buat bunga ini mekar"
Gadis itu memejamkan matanya sembari mengucapkan mantra dalam hatinya. Tangannya memegang salah satu bunga yang ada di hadapannya. Dan saat dia membuka matanya bunga-bunga itu bermekaran.
Kedua bocah perempuan itu menatap takjub pemandangan yang ada di depannya. "Pergi dan ambillah satu bunga untuk ku"
Kedua bocah itu mengangguk lalu pergi menurut dengan apa yang di suruh gadis remaja tersebut.
"Itu menakjubkan Callysta, aku tidak menyangka kau bisa membuat bunga-bunga itu bermekaran dalam sekejab"
Callysta menatap kedua anak perempuan yang sedang asik memilih bunga. Titan--sahabat nya mendekat ke arah Callysta dan berdiri di samping Callysta.
"Kau benar-benar hebat Call, aku saja tidak bisa melakukannya" Titan menggerak-gerakan jarinya sambil meniru apa yang tadi Callysta lakukan.
"Terima kasih" ucap Callysta
Callysta, seorang wizard yang tinggal di dalam Pack bernama Golden Pack. Dia bekerja sebagai seorang omega didalam Pack. Selain itu dia juga bekerja sampingan sebagai seorang pelayan di sebuah restoran
Callysta hanya sebatang kara hidup diantara banyak nya werewofl di Pack ini. Dulu dia mempunyai satu orang kakak laki-laki, tapi dia wafat saat perang karena ingin melindungi Alpha saat itu.
Ayahnya seorang werewofl sedangkan ibunya wizard, sepertinya. Kakaknya adalah werewofl dan seorang jendral perang. Karena dia sebatang kara, Luna terdahulu Golden Pack memberi Callysta tempat tinggal. Juga sebagai rasa terima kasih pada kakaknya yang sudah menolong Alpha Brayn suaminya. Dan saat ini yang menjadi seorang Alpha adalah Alpha Dark, anak pertama dari Luna dan Alpha terdahulu.
Callysta orang yang sangat pendiam. Dan juga jarang untuk berbicara. Rambut lurusnya panjang hingga sepinggang, bibirnya yang tipis, manik matanya berwarna coklat, jangan lupa suaranya yang sangat lembut saat berbicara. Tak ada yang tak menginginkan Callysta.
"Callysta ini" Titan menyodorkan 2 batang coklat pada Callysta. Callysta menatap coklat itu tanpa berniat menerima nya.
"Sudah ku bilang tidak usah memberikan apapun pada ku Tan"
Laki-laki itu tampak kecewa namun dengan cepat menyembunyikannya dengan tersenyum pada Callysta. Ia sudah menduga akan mendapat perlakuan seperti ini lagi. Titan memang menyukai Callysta dari awal mereka bertemu.
"Baiklah-baiklah aku tidak akan memaksa mu menerima coklat ku. Tapi tidak kah kau menerima sebagai tanda persahabatan kita. Anggap saja aku tidak sedang mencoba untuk membuat mu jatuh cinta padaku"
Callysta hanya tersenyum sebagai balasannya. Lalu tatapan nya beralih ke bawah saat ada yang menarik rok nya. Callysta menyamakan tubuhnya pada gadis kecil di hadapannya.
"Aku memilih bunga Rose ini untuk mu. Terima kasih sudah mau membuat bunga-bunga itu mekar. Aku dan adikku sangat menyukainya. Aku dan adikku akan pulang, sampai jumpa lagi"
Setelah mengucap selamat tinggal pada Callysta mereka langsung pergi untuk pulang ke rumah mereka. Callysta mencium bunga Rose yang diberikan gadis kecil tadi.
"Kau menerima bunga dari gadis itu. Tapi kenapa kau tidak menerima coklat dari ku Call" ucap Titan murung
"Mereka masih kecil Tan"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rogue Mate
WerewolfSebuah kesalah pahaman yang membuat keduanya terpaksa untuk dipisahkan. Entah apa yang akan terjadi pada kedua nya. Menjalani semuanya dengan kesendirian. Pembalasan dendam yang harus merelakan sebuah ikatan cinta yang tercipta. Dendam akan nafsu y...