8

9 0 0
                                    

Hening diantara keduanya. Sang gadis benar-benar merasa malu dengan apa yang baru saja ia lakukan dengan pria yang ada disampingnya. Lycos, pria itu sibuk dengan buku yang ada di pangkuannya.

"Aku rasa aku akan menerimanya" ucapan Lycos membuat Callysta menoleh kearah nya. "Benarkah?" Tanya Callysta.

Lycos mengangguk. "Aku rasa tidak ada salahnya. Kesempatan tidak datang dua kali" ujarnya menatap lembut manik Callysta.

"Aku akan terus mendukung apapun keputusan mu, Ly" Callysta tersenyum.

"Kau mau ikut dengan ku?" Callysta mengkerut kan keningnya. "Kemana?" Tanya balI Callysta.

Lycos meletakan buku tebal itu di atas nakas lalu menarik tangan Callysta keluar dari kamarnya. "Ikut saja, nanti kau juga tahu"

~~~

Callysta menatap bingung ke arah Lycos. Sebenarnya mau dibawa kemana dia. Lycos membawa Callysta keluar dari istana dan pergi menuju desa.

Keduanya berjalan santai sambil menatap sekeliling. Kedua tangan mereka bertautan membuat banyak orang yang melihat mereka sedikit terkejut. Pasalnya Lycos seorang pria yang tidak mudah untuk dekat dengan wanita. Dia bahkan tidak pernah sekalipun terlihat dekat dengan wanita manapun.

Cuaca di dalam pack sangat teduh membuat banyak orang yang memilih keluar dari rumah nya hanya untuk saling menyapa.

"Sebenarnya mau kemana kita?" Tanya Callysta penasaran. Lycos tersenyum menatap Callysta. "Aku akan membawaku kepada seseorang"

Callysta mengkerut kan keningnya. "Siapa?" Lycos menunjuk seseorang yang duduk di kursi roda di depan toko bunga.

Lycos mengajak Callysta mendekat kearah wanita paruh baya itu.

"Ibu" wanita itu menoleh. Wajah nya terlihat senang saat melihat siapa yang menemui nya. "Lycos, astaga kau datang?"

Lycos memeluk wanita yang baru saja dia panggil ibu itu. Callysta tersenyum kikuk saat wanita itu menatap bingung Callysta. Lycos menggenggam tangan Callysta. "Ibu, dia mate ku, Callysta"

Raut wajah nya langsung berubah mendengar ucapan Lycos. "Jadi kau istri Lycos. Astaga aku senang sekali" girang nya.

"Aku Patricia, kau boleh memanggil ku Ibu" ujar Patricia ramah. Callysta tersenyum tipis. "Baiklah, Ibu" Patricia membelai puncak kepala Callysta sayang.

"Kau benar-benar cantik nak. Kapan kalian aka melangsungkan pernikahan?" Seru Patricia. Lycos mengehela napasnya malas. "Bu, sudahlah. Aku bahkan baru beberapa hari ini bertemu dengan nya"

"Lebih cepat lebih baik, Lycos. Kau tidak tahu betapa cantiknya Callysta, pasti banyak laki-laki yang ingin menjadi pendamping hidupnya"

"Aku tahu Bu, aku tahu" ujar Lycos. Callysta tersenyum melihat interaksi antara anak dan ibu itu. Sudah lama rasanya ia tidak memiliki seorang yang bisa ia panggil dengan sebutan Ibu.

"Ayo masuk, aku akan menyuruh Tina untuk menjaga toko" ucap Patricia. Lycos mendorong kursi roda Patricia masuk kedalam ruko tersebut.

Toko bunga milik Patricia sangat indah. Ada banyak macam bunga, tentu saja banyak namanya juga toko bunga. Toko ini juga mulai ramai, banyak orang-orang yang berdatangan sedari tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Rogue MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang