4.

14 3 0
                                    

Callysta melangkahkan kakinya menuju lorong kelasnya. Selama perjalan Callysta menampilkan senyum manisnya. Entah kenapa hari ini dia merasa sedang merasa senang.

Tadi.pagi saat Callysta baru saja bangun dia mendapati setangkai bunga mawar berada di dalam kamarnya. Callysta kembali tersenyum mengingat note yang di selipkan dibawah bunga mawar itu.

'Aku harap kau menyukainya Mate. Aku belum tahu apa yang kau sukai, tapi aku akan mencari tahu nanti. Satu hal yang wajib kau tahu. Aku mencintai mu' -- Lycos D'Kyle

Hanya kata sederhana yang ditulis Lycos untuk nya, namun bisa membuat Callysta tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

Callysta menaruh tas ranselnya di bangku kelas nya. Callysta mengeluarkan ponselnya saat merasa ada getaran di saku rok nya.

Lycos
Apa sekarang kau sedang memikirkan ku?

Callysta tersenyum membaca pesan dari Lycos. Callysta mematikan handphone tanpa berniat untuk membalas pesan dari Lycos. Dia mengambil buku yang ada di dalam tasnya dan mulai membaca.

Baru sebenar dia membaca buku, getaran dari ponselnya membuat pandangan Callysta beralih.

Lycos
Heii, jawab pesan ku Mate

Callysta tersenyum membacanya. Sepertinya akan seru saat menggoda Lycos.

"Ada apa dengan sahabatku ini. Pagi-pagi seperti ini sudah terlihat sangat senang. Ada apa?"

Callysta mengalihkan pandangan nya pada Selin--sahabatnya. Callysta terkekeh melihat wajah Selin yang penasaran.

"Hei ayo ceritakan pada ku. Apa yang membuat mu terlihat sangat bahagia pagi ini?" Selin mendudukan dirinya di samping Callysta

"Tidak ada apa-apa Selin" ucap Callysta

Selin berdecak tidak puas. "Kau tidak bisa berbohong pada ku Call. Ceritakan sekarang Callysta!" Geram Selin

"Aku ingin bertanya padamu" ucap Callysta berusaha mengalihkan topik pembicaraan

Selin memutar bola matanya malas. "Apa?"

"Bagaimana perasaan werewofl saat bertemu dengan Mate mereka?"

Selin mengkerut kan keningnya. "Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti ini?. Tidak biasanya kau perduli dengan urusan werewofl"

"Aku hanya bertanya. Apa tidak boleh?"

"Bagi para werewofl yang menemukan Mate mereka, sudah pasti mereka akan sangat senang. Karena bagi para werewofl seperti ku sangat membutuhkan seorang pasangan hidup" jelas Selin

Callysta mengangguk mengerti. "Lalu, bagaimana jika Mate mereka tidak menerima para werewofl?"

"Werewofl yang ditinggalkan pasangannya pasti akan merasa tidak lengkap lagi. Serigala yang ada di dalam tubuh kami akan menjadi lebih pendiam, mungkin?"

"Aku tidak tahu pasti, karena aku saja belum menemukan Mate ku" lanjut Selin

Callysta kembali tersenyum. Selin menatap Callysta aneh. Bagaimana tidak aneh, sejak tadi Callysta terus saja tersenyum tidak jelas. Dan karena itu Selin merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya ini.

"Kau ini dari tadi kenapa Call?! Jangan membuatku kesal karena sikap mu yang seperti ini!" Bentak Selin kesal

Callysta terkekeh. "Oke-oke kalau kau ingin tau. Aku akan menceritakan nya nanti. Kau bisa datang ke kamar ku nanti jam empat sore"

Selin mendengus kesal. Ingin rasanya dia berkata kasar. "Baiklah, aku akan datang ke kamar mu jam empat. Kau harus berjanji untuk menceritakan semuanya pada ku Call"

A Rogue MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang