Lycos tersenyum saat melihat apa yang ia pegang di tangannya. Setangkai bunga mawar putih. Lycos berjalan menuju kamar Callysta.
Setelah pulang dari kamar Callysta kemarin. Hatinya selalu berbunga-bunga mengingat kejadian dimana Callysta menciumnya secara tiba-tiba. Lycos sudah ada di depan pintu kamar Callysta. Dia sudah akan mengetuk pintu. Tapi kembali mengurungkan niat nya saat melihat pintu kamar nya sudah terbuka.
Callysta tersentak terkejut saat mendapati Lycos yang berada di depan pintu kamarnya. Lycos tersenyum pada Callysta. Callysta mengalihkan pandangannya saat merasakan pipinya memanas karena meronta malu.
Sejak semalam setelah Lycos pergi dari kamarnya. Dia selalu meruntuki dirinya, karena dengan tiba-tiba mencium Lycos tepat pada bibir pria itu. Sebenarnya Callysta sengaja bangun sangat pagi agar tidak bertemu dengan Lycos. Bahkan waktu masih menunjukan pukul setengah lima pagi.
Tapi Callysta sudah siap akan pergi untuk melaksanakan tugasnya di dapur untuk membagi para omega menyiapkan sarapan. Dan sialnya, dia malah bertemu dengan Lycos pagi ini.
"Hai Mate, aku kira kau masih tidur" ucap Lycos
Callysta masih tidak mau menatap Lycos. Terlalu malu untuk menatap manik abu nya itu. "A-aku sudah bangun. Aku harus berangkat sekolah sekarang" ucap Callysta asal
Lycos mengkerut kan keningnya. Baru saja Callysta ingin beranjak pergi, lengannya di tahan oleh Lycos. "Sekolah?"
Callysta mengangguk gugup. "I-iya, lepaskan aku Lycos. A-aku tidak ingin terlambat" Callysta mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Lycos. Namun tidak bisa.
Lycos masih menatap Callysta bingung, lalu dengan cepat dia terkekeh pelan. Sekarang dia tahu kalau Callysta sedang gugup saat ini.
"Aku rasa tidak ada sekolah yang mengajar pada hari libur. Lagi pula jika ingin sekolah kau harus menggunakan seragam, bukan baju biasa. Dan juga tidak ada seko--" belum sempat dia menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Callysta pergi begitu saja dari hadapan Lycos saat merasakan cengkeraman pada lengannya mengendor
Lycos terkekeh pelan, lalu dengan cepat menyusul Callysta. Dia menarik tangan Callysta. "Callysta, aku bel--"
"Lycos lepaskan aku"
Lycos kembali terkekeh. "Baiklah-baiklah, ini" Lycos menyodorkan bunga mawar yang tadi dia bawa
Callysta menatap Lycos lalu mengambil bunga yang disodorkan Lycos. 'Terima kasih" ucapnya
Callysta kembali beranjak, namun dengan cepat Lycos kembali menahan Callysta. "Kau mau kemana pagi-pagi seperti ini, Mate?"
"Aku harus menyiapkan sarapan untuk Alpha, Lycos"
Lycos mengangguk lalu merangkul bahu Callysta. Callysta tidak protes dan kembali berjalan menuju dapur. "Aku kira kau akan pergi ke sekolah" ucap Lycos
Callysta kembali meronta malu. Callysta langsung menyembunyikan wajahnya di dada Lycos. "Lycos jangan mengejek ku"
Lycos tertawa sejenak. Laku mencium kening Callysta. "Aku kan hanya bertanya" ungkap Lycos
Lycos dan Callysta kembali berjalan menuju dapur. Tapi rasanya Lycos tidak membawanya ke dapur melainkan ke arah taman belakang Pack. Callysta mengkerut kan keningnya.
"Kenapa kau membawaku ke sini?"tanya Callysta saat dia memasuki area taman.
Tidak terlalu banyak orang disini. Lycos mengajak Callysta duduk di salah satu bangku taman. "Aku hanya ingin melihat sun rise hari ini. Dengan mu"
Callysta tersenyum manis. Lycos merangkul kembali pundak Callysta. Callysta menaruh kepalanya di atas dada Lycos, sesekali Lycos mengelus rambut Callysta. Callysta menatap bunga mawar yang diberikan oleh Lycos, sesekali menghirup aroma yang ada di dalam bunga rose itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rogue Mate
WerewolfSebuah kesalah pahaman yang membuat keduanya terpaksa untuk dipisahkan. Entah apa yang akan terjadi pada kedua nya. Menjalani semuanya dengan kesendirian. Pembalasan dendam yang harus merelakan sebuah ikatan cinta yang tercipta. Dendam akan nafsu y...