rekomendasi pas baca part ini sambil muterin lagu
trigger the fever - nctdream.Jangan lupa untuk mengapresiasi karya saya cukup tekan tombol ‘vote / bintang’ di bagian sudut kiri bawah layar smartphone kalian, terimakasih.
Vote kalian sangat berefek besar bagi saya.
Dengan kedua telinga yang tersumpal airpods yang sedang mengalunkan lagu trigger the fever – NCTDream, dengan semangat menggebu-gebu gue pengen baku hantam sama orang, emang ya—suasana hati itu gampang terpengaruhi oleh musik yang sedang didengar.
Jiwa gue aja yang salah mentafsirkan, seharusnya gue semangat dalam menjalani hari begitu dengerin lagu ini. Tapi apadaya, gue lebih semangat baku hantam dengan anak cowok dikelas gue.
Berasa disemangatin anak-anak dreamies kalo gini mah.
Anak anak dreamies bisikin gue kek gini, semangat baku hantam Bel,
Bukan tanpa alasan emosi gue meletup-letup pagi ini, kejadian ini bermula semalam ketika salah satu temen gue, Rangga memposting status whatsapp nya berita tentang NCTDream yang akan konser ke Indonesia beberapa minggu lagi.Et—masalahnya bukan disana, dia menuliskan ‘siapkan fisik dan kesehatan anda, corona virus akan menyerang Indonesia’ dibawah foto yang diunggahnya.
Wah, ngajakin gelud.
Tak lama Kinan dan Akil langsung menyerang –i mean, membalas status Rangga. Umpatan kasar Rangga terima dari Kinan dan Akil. Tapi dalam bentuk teks, kan kurang greget. NCTDream bukan corona virus, tapi dengan seenak jidat dia bilang kaya gitu.
Gue membalas status nya.
Abelona Sasha : tunggu gue bsk dikmpus.
Dan disinilah gue sekarang, berjalan menuju kelas gue yang terletak dilantai atas, dengan kuping yang masih tersumpal oleh airpods. Ketika bagian dreamies menyanyikan, lirik—
When we dream it,
We can be the one,
GO! Dibagian go, gue udah menghayal bisa nonjok wajah tampan Rangga –yang katanya tampan, gue gatau, menurut gue engga. Karena yang tampan, cuman Na Jaemin. :)
Begitu sampe kelas, gue langsung menuju gerombolan cowok-cowok, biasanya yang cowok duduknya di bagian belakang dan depan. Dan Rangga dan cs nya termasuk digerombolan yang duduk dibelakang, buku catatan yang dia letakkan diatas meja yang tersambung dengan kursi itu gue dorong, sampe akhirnya jatuh ke lantai.
Tapi gue langsung inget, ih bell, kan itu ilmu. Mampus, mau gue ambilin gue gengsi. Humm, maafkan Abelona yaa tuhan.
Matanya udah membelalak, “maksud lo apa?!” katanya. Dia bangkit berdiri, teman-temannya yang tadinya bergerombol langsung pada heboh, ya biarin aja.
Gue melihat segelas boba dibangku belakangnya Rangga dimana Dea duduk, langsung gue ambil dan gue siram ke mukanya. “mampus! Emang enak! Lo ngatain idola gue corona virus menyerang, punya kelakuan kaya gini kok masih dipelihara!” kata gue garang. –dengan sebelah airpods kanan gue yang gue lepas.
Setidaknya gue masih dapet semangat dari dreamis. Sengaja emang lagu trigger the fever gue puterin berulang-ulang.
“bangs—” dia mengusap mukanya.
“lo dikuliahin itu biar pinter, bukan malah ngejelekin orang! Percuma anak-anak bilang lo ganteng, uwuuu, kapten basket, bah! Ga ada apa-apa sama kelakuan lo, bangsat!” astaga, mulut gue emang kalo udah emosi ga ke-control. Maapkeun Abelona, dreamies.
Tangan gue ditarik Kinan dan Akil, “udah Bell, udaah.” Anak-anak kelas yang lain mencoba untuk menengahi, menjauhkan gue dari Rangga.
“lo ga bisa seenaknya ngatain orang! Lo gatau apa yang udah mereka lakuin, lo ga bisa ngerasain bagaimana jadi gue, jadi fans mereka lo katain begitu gue ga terima—mereka ada salah apa ke lo hah!” air mata gue luruh, tatapan mata gue masih berkilat menatap Rangga. “kalo lo gasuka korea, telen sendiri! Jangan pancing kami buat berulah ke kalian, mereka ngapain lo emang, bilang ke gue!”
Gue menghapus air mata kasar, “lo gaktau sisi kepribadian mereka, mereka sedih kalo lo ngatain kaya begitu! Mereka baik, gue ga perduli mereka dari Korea, mereka baik! Lebih baik daripada lo,” kata gue memelan.
“udah Bel, tenang dulu.” Bisik Kinan.
Gue menurut dituntun berjalan menjauh dari Rangga. Gue menengok ke Rangga lagi,
“sebelum ngomong, sebelum lo keluarin kalimat dari mulut lo yang busuk itu, pikirin.” Kata gue tajam, “lo pernah denger, sampah lebih baik dari manusia?”
Dan sejak hari itu, gue menjadi idola bagi anak-anak kampus yang kebetulan Kpopers, menjadi incaran bagi fans-fans Rangga, dan menjadi enemy bagi seorang Rangga Dewantara.
***
03 March 2020
Anak kpopers emang gitu, senggol dikit bacok.
Aku pribadii termasuk ke golongan yang, senggol dikit santet.
Ihhh sereeem.
Engga deengg candaaa elaaah
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR JAEMIN
Short Story#1 cerita ini untuk Na Jaemin. Serial pertama untuk project #forNCTDream ♡