Ternyata dia

470 65 7
                                    

Hangyul mengemasi buku-bukunya, jam pelajaran normal telah berakhir dan untuk atlet sepertinya yang mendapat keringanan itu artinya diperbolehkan pulang. Ia tidak sendiri mendapatkan perlakuan istimewa ini, beberapa atlet dari camp pelatihan Taereung juga bersekolah disini.

Salah satunya adalah Kim Yohan, kompatriotnya di tim nasional taekwondo, orang-orang menjuluki mereka sebagai masa depan taekwondo korea.

Tapi bagi Hangyul julukan itu lebih tepat disandang Yohan bukan dirinya. Diusia mereka yang baru menginjak enam belas tahun Yohan sudah jadi juara dunia junior, bahkan ia lolos kualifikasi Asian Games di Guangzhou dua bulan lagi.

Sementara dia hanya bisa ranking tiga itupun ranking nasional, bukan ranking dunia seperti Yohan.

"Kau sudah berkemas?"

"Duluan saja kalau mau buru-buru, aku ada English club sore ini. Bilang saja pada pelatih."

Tidak seperti Hangyul yang masih mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, Yohan tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan tambahan di sekolah. Nation's gem harus dijaga bukan?

Awalnya Hangyul mengikuti English club untuk jaga-jaga mungkin suatu saat nanti ia akan menjadi atlet taekwondo hebat dan akan diwawancarai media asing. Tapi sepertinya hal itu mustahil.

Bahkan untuk mewujudkan harapannya bersama Yohan yang mereka tempel di depan loker masing-masing "Ayo lolos kualifikasi Asian Games bersama-sama" saja tidak bisa.

Setidaknya ada satu hal menarik dari kehidupan Lee Hangyul.

Menyukai seorang Han Seungwoo dalam diam, bahkan Kim Yohan pun tak tahu hal itu.

Han Seungwoo, juara umum sekolah juga ketua English club dan Tim olimpiade fisika sekolah mereka. Anak paling susah didekati. Bisa memijak sekolah yang sama dengan orang sekeren Seungwoo saja sudah membuat jantung Hangyul membuncah.

"Rabu sore yang indah aku datang!"
















Tbc...

Uyon munculnya agak nanti nanti ya :)

Ada Kita [Seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang