aku itu

118 27 3
                                    

Pukul sembilan malam Hangyul sudah tiba dengan selamat di apartemen Seungyoun. Tentu saja Sungjoo mengantarkannya dengan selamat.

Sejak pengakuan di kafe tadi tidak ada pembicaraan lebih lanjut dari keduanya. Hangyul memilih diam karena canggung. Dan Sungjoo memilih bungkam karena enggan mengganggu Hangyul.

"Sudah pulang?"

Itu Seungyoun duduk di sofa, tengah sibuk dengan laptopnya. Menyelesaikan lagu untuk comeback, mungkin?

Hangyul hanya membalas dengan deheman malas. Remaja itu kemudian duduk disebelah Seungyoun lalu menyandarkan kepalanya dipunggung sang solois.

Catat!

Menyandarkan kepalanya dipunggung.

"Any problem?"

Seungyoun meletakkan laptopnya di atas meja. Kemudian membalik tubuhnya menghadap remaja yang tengah tertunduk lesu ini.

"Hei! Mau cerita?"

Tangan yang lebih tua bertengger manis dibahu sempit yang lebih muda.

Hangyul menggeleng ragu.

"Sungjoo menyakitimu?"

Kini ia menggeleng heboh. Mencoba mengklarifikasi bahwa Sungjoo sama sekali tidak menyakitinya.

"Kau... Pernah mendengar kisah cintaku?"

Seungyoun menatap Hangyul penuh tanya.

"Maksud ku kisah cinta atlet Lee Hangyul."

"Tidak. Dia itu sangat tertutup. Pernah dikabarkan dekat dengan seorang pemain sepak bola tapi tidak pernah ada yang tahu siapa orangnya."

"Lalu?"

"Lalu apa? Rumor itu hanya bertahan seminggu kemudian menghilang."

"Kalau aku berkencan dalam wujud ku yang sekarang kira-kira nasibku akan berubah tidak ya?"

"Entahlah. Kenapa memangnya?"

"Mau dengar satu cerita tidak?"

Seungyoun membalas dengan satu anggukan mantap.

"Dulu aku punya seseorang yang aku kagumi, ah tidak dia cinta pertamaku. Ternyata ada orang lain yang suka juga dengan orang itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya karena begitu bangun aku sudah mengelana waktu dan bertemu denganmu."

Genangan anak sungai mulai muncul dipelupuk mata Hangyul. Dan Seungyoun menarik remaja itu dalam rengkuhannya.

"Menangislah."

"Aku sudah bertemu dengan cinta pertamaku dan sepertinya ia sudah bahagia dengan pernikahannya sekarang. Dia... Dia... Bukan milikku."

Tangis Hangyul pecah.

Beginikah keadaan Hangyul dewasa ketika tahu Seungwoo menikah dengan Yohan. Pasti sesakit ini. Begitu sesak dan menyiksa.

"Karena itu ingin merubah takdir?"

Hangyul tidak langsung mengiyakan maupun menampik pertanyaan Seungyoun. Ia meragu.

"Gyul, kau masih bisa kembali dan egois dengan caramu."

Tangan Seungyoun sibuk mengelus anak rambut Hangyul. Mencoba memberikan pemuda itu ketenangan.

"A-aku tidak bisa egois."

"Kenapa?"

"Karena ia menikah dengan sahabatku sendiri. Kita berdua mengagumi orang yang sama. Dan dia menang."

"Kau menyerah?"

Hangyul terdiam sebentar kemudian mengangguk.

"Lalu...."

Si muda meragu apakah harus menceritakan perihal Sungjoo atau tidak pada Seungyoun.

"Lalu apa?"

"Tidak jadi," Hangyul menggeleng. Sebaiknya kisah Sungjoo hanya untuk dirinya saja.

Keduanya terdiam.












"Kalau merubah takdir bersamaku mau tidak?"

Tunggu...

Maksudnya?





Tbc

Alurnya lambat banget kayaknya karena aku mau nikmatin setiap prosesnya Seungyul aigoo wkwkwkw

Kesel banget kemaren gabisa up, wp eror kayaknya

Ada Kita [Seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang