the answer is

142 23 0
                                    

Hangyul memang tidak memberikan jawaban secara gamblang perihal ajakan Seungyoun waktu itu. Tapi dari sikapnya Seungyoun menyimpulkan bahwa remaja itu mencoba untuk menerima dirinya.

Maafkan Seungyoun kalau salah mengartikan tapi akhir-akhir ini Hangyul terlihat lebih perhatian padanya.

Beberapa kali menyiapkan bekal, alasan nya sih supaya dirinya tidak kelaparan saat tengah menyiapkan comeback. Tapi bolehkan Seungyoun berharap lebih?

Belum lagi Hangyul mulai tidak masalah dengan skinship kecil yang ia lakukan seperti sebuah pelukan hangat kala diri nya bisa pulang lebih awal. Dan menikmati secangkir coklat panas sembari menonton series netflix.


Hangyul juga lebih intens mengirimi nya pesan. Bahkan tak ragu menunjukkan sisi gemas nya.

Kan Seungyoun tak tahan untuk memiliki.

Entah itu memiliki Hangyul remaja atau Hangyul versi atlet sukses yang menjadi pahlawan negara itu.

"Senyum-senyum terus."

Sungjoo muncul tanpa permisi saat Seungyoun menikmati bekal buatan Hangyul, tangan nya sibuk mengetikan pesan-pesan tidak berfaedah pada remaja itu.

Seungyoun bertaruh pasti Hangyul tengah berguling-guling tak jelas, entah di kasur entah di sofa. Intinya pasti Hangyul tengah menjerit random.

"Punya pacar?"

Hm, pacar ya?

Hangyul itu pacar nya bukan?

Oh iya Hangyul kan cuma Seungyoun's boy friend, with a space in the middle.

















Seungyoun sengaja pulang lebih awal karena Hangyul mengajaknya menonton pertandingan kakaknya. Melalui layar televisi tentu nya.

"Sudah mulai?"

Sebenarnya solois itu tidak terlalu tertarik dengan bulu tangkis, volli lebih seru, menurutnya. Tapi karena Hangyul memaksa, katanya sih tidak seru teriak-teriak gemes sendiri akhir nya ia mengalah.

"Eum. Baru lima poin."

Pria itu mendudukkan diri nya tepat di samping Hangyul, dengan tangan yang ringan sekali bertengger di bahu yang lebih muda. Biarlah, toh Hangyul terlihat tidak keberatan.

"Hyung mu telihat lebih lepas bermain nya."

Setidak tahu nya Seungyoun tentang bulu tangkis tapi setidak nya ia tahu bagaimana permainan ini berlaku.

"Poin dari turnamen ini sudah tidak mempengaruhi perolehan poin seleksi olimpiade. Hyung ku jelas lebih santai."

"Oh."

Pertandingan berjalan lempeng, hanya dua set dengan kemenangan pasangan Denmark.

Jika biasa nya Hangyul akan sebal ketika hyung nya dikalahkan tapi tidak kini. Toh posisi sudah aman untuk hyung nya.

"Tidak mandi?" tanya yang lebih muda.

"Masih lelah," Seungyoun menjawab malas.

Tapi pria itu malah sibuk mendusal kearah bahu Hangyul. Membuat nya kegelian.

"Berhenti..."

Mohon nya pelan.

"Sebentar saja aku ingin seperti ini."

Kemudian

Cup!

Sebuah kecupan tak terduga mendarat dibibir Seungyoun.

"Sudah terisi lagi bateraimu?"

Hangyul mengerjap polos. Dan demi Tuhan ini imut sekali

Seungyoun tidak kuat.

"Kau pasti menunggu kan jawaban pertanyaanmu waktu itu kan? Atau kau sudah menyimpulkan jawabanmu sendiri?"

Seungyoun masih menatap Hangyul bingung.

Ini benar Lee Hangyul?

"Kalau kau merasa salah paham maka buang jauh-jauh pemikiran itu. Karena Cho Seungyoun tidak salah paham sama sekali tentang perasaan Lee Hangyul."

Senyum itu.

Senyum itu seolah meyakinkan bahwa Hangyul mau melawan takdir bersamanya.

"Mau jadi semua yang pertama bagiku? Kecuali cinta pertama karena kamu telat sih datang nya."

Pemuda Cho itu benar-benar tak tahan lagi. Ditariknya tengkuk yang lebih muda sebelum menyatukan kedua belah bibir mereka dan membawa nya dalam sebuah ciuman cinta yang memabukkan.



















Seungyoun harus bertanggung jawab untuk memberikan ciuman pertama paling indah bagi Hangyul, bukan?

Tbc

Aw youn ngegas yorobun .g

Ada Kita [Seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang