Menonton Infinite bersama

317 55 18
                                    

Sore ini Hangyul dan Yohan duduk berdua di halte bis depan asrama Taereung. Hari sabtu dan itu tandanya besok hari libur bagi mereka.

Yohan akan menginap malam di rumah Hangyul malam ini, mereka berdua memutuskan untuk menghabiskan malam minggu dengan menonton beberapa klip dari rookie kesayangan mereka tahun ini. Infinite.

Karena kesibukan latihan dan sekolah  jadilah mereka tertinggal menonton beberapa acara dari boygrup kesayangannya itu.

"Tak sabar melihat Myungsoo hyung pasti dia lebih tampan."

Mata kelincinya berbinar-binar.

"Ku pikir tidak ada pria yang lebih tampan dari hyungku bagimu Han."

"Eits jangan salah. Yongdae hyung tetap yang paling tampan," balasnya.

Hangyul memutar bola matanya malas.

Lee yongdae, pria yang dua tahun lalu menjadi salah satu pahlawan Korea Selatan di olimpiade musim panas adalah cinta pertama Kim Yohan. Setidaknya itulah yang selalu ia gaung-gaungkan.

"Hyung mu ada dirumah?"

"Dia di Jepang."

"Yaahhh..."

Padahal kan salah satu alasan Yohan memilih menginap di rumah Hangyul kan karena kakaknya.

"Kapan-kapan kalau Yongdae hyung sedang tidak turnamen beritahu aku ya supaya bisa menginap."

Yohan mengerjapkan matanya tanda memohon.

"Tidak."

"Ayolah Gyul berbaik hati dengan calon iparmu."

Hangyul buru-buru mendorong Yohan yang mulai menggelayuti lengannya.

"Sekali lagi bilang iparku awas."

Oke Yohan berhenti bercanda.

Tapi kalaupun jadi iparnya Hangyul tidak menolak sih. Kakaknya setampan itu.

















Malamnya mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan menonton klip dari boygroup kesayangan mereka, siapa lagi kalau bukan infinite. Dengan usaha sekuat mungkin untuk tidak berteriak karena takut disiram air oleh mama Hangyul tengah malam begini.

"Astaga Myungsoo hyung tampan sekali...." Yohan menggigit jari telunjuknya sendiri untuk menahan teriakan.

Sedang Hangyul hanya terbengong dengan vocal yang dimiliki Sunggyu.

"Gyul kalau ternyata Myungsoo hyung jodohku gimana ya?"

Hangyul menoleh dengan sewot tak lupa menghadiahi kepala manis Yohan dengan sebuah jitakan.

"Sembarangan kalau ngomong."

"Siapa tahu Gyul sepuluh tahun lagi ada berita Kim Yohan peraih medali emas olimpiade menikah dengan member Infinite Myungsoo."

"Terserah sajalah."

"Atau kau lebih suka berita Yohan seonsu menikah dengan Yong-"

Belum selesai Yohan bicara tapi jitakan maut Hangyul sudah melayang begitu saja. Mungkin kalau mereka dalam posisi berdiri sudah jelas Hangyul akan membanting Yohan.

"Protektif sekali dengan kakakmu padahal kan aku cuma bercanda."

"Aneh tau jadi ipar sahabatmu sendiri."

"Iya juga sih aneh punya adik kayak kamu."

Tuhkan. Memang Yohan saja yang mencari perkara.

"Gyul."

"Hmm."

"Enak ya jadi kamu."

Hangyul menoleh. Apa enaknya jadi seorang Lee Hangyul? Hidupnya terlalu datar dan tidak menarik, satu-satunya hal yang bisa ia banggakan adalah prestasi kakak ibunya.

Yohan punya segalanya. Prestasi yang bagus, keluarga tiga generasi taekwondo yang di segani. Apanya yang kurang?

"Kamu bisa milih jadi apa yang kamu mau. Sedangkan aku cuma punya satu pilihan."

"Kau kan juga tau Han sejak kecil aku diarahin jadi atlet."

"Tapi kamu bebas mau jadi atlet apa aja. Dulu aku pengen banget jadi pemain tenis," Yohan menatap langit-langit kamar Hangyul dengan sendu.

Hidup Yohan mungkin terlihat menarik dan sempurna dimata orang lain tapi belum tentu kan ia menikmati kehidupannya sendiri.

Hangyul jadi merasa sedikit bersyukur sekarang. Ia juga dari keluarga atlet, ayahnya seorang sprinter dan ibunya seorang atlet panahan sementara kakaknya menjadi pemain bulu tangkis. Sejak kecil memang ia dikenalkan dengan dunia olahraga bahkan sempat dipaksa kakaknya agar satu cabang olahraga tapi Hangyul menolak karena tidak ingin bersaing dengan kakak sendiri.

Tidak seperti keluarga Yohan, keluarganya membebaskan ia memilih apa yang ia mau. Hangyul kecil dua kali berganti cabang olahraga yang ia geluti, pertama renang dan kedua loncat indah sebelum ia menemukan asyiknya berlatih taekwondo.

"Kalau aku bisa merubah waktu aku ingin kembali ke masa lalu dan mencegah orang tuaku berambisi menjadikan tiga generasi taekwondo."

Hangyul hanya tersenyum. Yohan itu imajinasinya sangat tinggi dan harus ia akui itu.

Mungkin jika Yohan tidak jadi atlet ia cocok jadi penulis cerita fiksi.

"Kalau aku ingin melihat masa depan karena masa depan lebih misterius."

"Siapa tau dimasa depan aku menikah dengan Han Seungwoo," sambung Hangyul dalam hati.

"Seandainya masa depanmu tidak sesuai harapan kau mau apa?"

"Memukul aku di masa sekarang."


















Tbc

Ini latar ceritanya tahun 2010 ya makanya infinite masih rookie terus asian gamesnya di guangzhou hehehe

Ada Kita [Seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang