Malam Panjang

229 48 9
                                    

Beruntung apartemen Seungyoun ada tiga kamar. Setidaknya Hangyul tidak akan tidur di sofa panjang depan televisi. Ya walaupun sofa itu terlihat nyaman juga untuk ditiduri semalaman.

Kamar ini memang nampak kosong tapi tetap rapi, dengan gitar usang Seungyoun di sudut ruangan.

"Seleranya tidak buruk."

Hangyul menatap sekeliling, perhatiannya terhenti pada handphone yang tergeletak di meja sebelah tempat tidur. Handphone itu masih sama tidak memiliki banyak tombol layaknya handphone Hangyul ditahun 2010 tapi nampak lebih kecil dari ukuran handphone yang tadi dipegang Seungyoun.

"Kamu berevolusi ya," Hangyul tersenyum. Diletakkannya kembali benda pipih itu.

Haaahhh Hangyul jadi membayangkan bagaimana hidupnya sekarang. Apakah ia tinggal di apartemen mewah atau rumah sederhana yang nyaman atau masih bersama kedua orang tua dan kakaknya.

Pandangannya kini teralih pada televisi yang tak sebesar di ruang tamu Seungyoun. Oh ada remote di sampingnya.

"Mungkin menonton berita malam seru juga."

Ditekan-tekannya tombol remote tersebut sampai ia berhenti pada sebuah program bincang-bincang olahraga.

Dengan Lee Hangyul sebagai bintang tamu.

"Lee Hangyul seonsu, apa target terdekatmu?"

"Sebentar lagi kan Olimpiade jelas targetku emas. Bukankah semua atlet seperti itu?"

Kemudian terdengar gelak tawa penonton. Hangyul yang menonton itu juga ikut tersenyum.

"Ada pertanyaan dari pemirsa melalui sambungan interaktif. Bolehkah?"

Pertanyaan sang pewawancara hanya dibalas senyum dan anggukan tanda persetujuan.

"Dari Lee Taerin : Lee Hangyul seonsu sepertinya sangat chill, apa memang seperti itu atau hanya ketika dihadapan orang-orang?"

"Ya aku seperti yang kalian lihat," Hangyul terkekeh pelan. "Kalau terlihat seperti itu ya berarti aku begitu."

"Dari Kim Mina : Lee Hangyul seonsu do you ever fallin love with people that you can't have?"

Hangyul yang tengah menonton acara itu menahan napas. Sejujurnya ia sedikit penasaran dengan perasaan Hangyul dimasa depan ketika tahu sahabatnya menikah dengan cinta pertamanya. Ralat, cinta pertama mereka berdua.

"Bukannya semua orang pernah mengalami hal itu ya?"

Penonton di dalam studio mendadak riuh.

"Wah Hangyul seonsu yang tak pernah bicara soal cinta akhirnya bicara cinta juga," ucap sang pembawa acara.

"Pasti menyesal ya orang itu."

"Siapa? Orang yang pernah kucintai itu? Tidak. Hidupnya jauh lebih baik dari pada hidupku untuk apa dia menyesal," senyum kikuk tersungging dibibir Hangyul.

"Hangyul seonsu benar-benar banyak misteri ya?"

"Aku pernah jadi anak muda yang malu untuk mengaku jatuh cinta. Jadi untuk kalian yang merasa sedang jatuh cinta jangan takut untuk menyatakan. Jangan sampai menyesal."

"Jangan-jangan Hangyul seonsu pernah menyesal karena tidak berani menyatakan ya?"

Suasana studio semakin riuh.

Hangyul masih fokus menonton wawancaranya itu.

"Ya. Dan itu ingin membuatku memukul diriku sendiri kalau aku bisa mengulang waktu."

Mata Hangyul melebar. Jangan-jangan dia disini karena rasa penyesalan Hangyul dimasa depan?

"Kenapa begitu?"

"Karena kebodohanku sendiri aku kehilangan cinta pertamaku."























Tbc

Uwuwu (๑•ᴗ•๑)♡

I dont know the summer Olympic supposed to be postponed / canceled or not due to coronavirus outbreak tapi di ff ini olimpiade bakalan berlangsung kayak rencana awal. Aku ga mau masukin hal-hal yg sepatutnya ga dimasukin di cerita ini.

Stay safe ya guys, jangan banyak keluar rumah klu ga perlu dan tetep jaga kebersihan :)




Ada Kita [Seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang