"Mr. Li," gadis di hadapannya, Kasey, berbisik, kedua matanya terbuka lebar. Jian benar-benar tidak mengerti mengapa gadis ini terus memanggilnya Mr. Li atau Sir, karena pada kenyataannya usia mereka hanya terpaut dua tahun, tetapi dia sendiri enggan mengoreksinya. Kasey mungkin merasa lebih nyaman dengan jarak yang hadir akibat panggilan hormat yang diciptakannya sendiri atau apa pun itu.
Tidak mengikat rambutnya dengan gaya kuncir kuda seperti biasanya, hari ini rambutnya tergerai jatuh dan dia mengenakan gaun berwarna biru menggemaskan dengan heels putih tinggi. Jian tidak pernah bermaksud untuk sengaja membiarkan tatapannya menjelajahi tubuh Kasey—semata-mata itu adalah tindakan naluriah, tetapi gadis itu memandangnya dengan cara seolah-olah ada beruang raksasa muncul di ambang pintu rumahnya. Tiba-tiba Jian merasa tidak nyaman dengan keheningan ini, dan hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dia berdehem dan mengambil satu langkah lebih dekat ke arah Kasey. "Hai."
Kata-kata Matt seketika terngiang di telinganya ketika dia menatap tepat ke arah bola mata Kasey yang terlihat sangat terkejut. Kau tidak boleh menjadi brengsek kepadanya, kata Matt, dia sahabat adikku, Jian. Poin kunci dalam kalimat itu adalah bahwa Kasey mengatakan—mengeluhkan tentang—perilaku kasar dan brengseknya pada Matt. Itu hanya hal sepele; sesuatu yang kau tahu bahkan sejak di bangku sekolah dasar. Apa pun masalah yang kau miliki dengan seseorang, kau harusnya pergi menemui mereka terlebih dahulu untuk menyelesaikannya. Bukan mengadu kepada sahabatnya. Menelan amarahnya, menjedanya untuk beberapa waktu kemudian, dia berkata, "Bolehkah aku masuk atau kita akan terus berdiri di sini memandang satu sama lain?"
Seketika gadis itu seolah baru terbangun dari mimpi buruknya, dia melangkah ke samping, mempersilakan Jian masuk. "Maaf, hanya saja—" dia bergumam, sebelum Tess memotongnya dengan suara bernada tinggi. "Jian! Selamat datang!"
Jian, dengan canggung mengalihkan pandangannya dari Kasey, lalu memeluk Tess. Ketika Tess memeluknya, gadis itu mendesis di telinganya. "Apa yang kau belikan untuknya?" pagi ini, Tess meneleponnya—Jian tidak mengenali suaranya selama hampir beberapa menit—dan memberitahunya bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Kasey dan sebagai majikan yang baik, tentu saja itu murni sarkasme, dia harus datang dan membelikan hadiah yang bagus untuk menebus kesalahannya pada Kasey. Tidak peduli seberapa kali pun Jian mengatakan dia memiliki suatu hal yang harus dikerjakan, Tess tidak mau mendengarkan dan menyuruhnya untuk tetap datang walau hanya setengah jam.
Menurunkan lengan Tess dari bahunya, Jian memandang gadis itu dengan seringai penuh arti. "Jangan khawatir," bisik Jian, dengan suara yang bahkan lebih rendah dari desisan Tess sebelumnya. "Dia akan menyukainya." kembali menghadap ke arah Kasey, yang memperhatikan mereka dengan curiga, dia menyeringai tipis dan berkata, "Selamat ulang tahun."
"Terima kasih," katanya dengan hati-hati lalu bertukar pandangan dengan sahabatnya. Jian biasanya tidak mengerti wanita, dari arti tatapan penuh rahasia mereka, tetapi Kasey sangat polos sehingga Jian sadar dia dapat dengan mudah membaca isyarat gadis itu. Misalnya, sekarang, kerlingan sekilas yang diarahkannya kepada Tess, bermaksud mati aku. Jelas sekali Kasey tidak tahu bahwa pria yang dia panggil sebagai brengsek itu akan datang ke pesta ulang tahunnya. Ketika kedua gadis itu mulai melangkah, Jian hanya diam mengikuti mereka masuk ke dalam ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Keeper (Pengasuh Huan)
RomanceKetika seorang mahasiswi, Kasey Whitton, menerima pekerjaan menjadi seorang pengasuh bayi untuk seorang duda, Jian Li, dia tidak menduga akan jatuh cinta dengan bayi yang baru lahir tersebut-atau dengan Jian. ...
Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir