"Yeoboseyo.."
"Malam ini kau pulang, tidak?" Lisa berbicara melalui sambungan telepon pada Jungkook. Gadis itu sebenarnya sedang membuat lemon tea hangat. Jadi ia mengapit ponselnya diantara telinga dan pundaknya.
"Tidak. Malam ini aku tidak pulang."
Lisa sudah bisa menebak kemana Jungkook akan pergi jika pemuda itu tidak pulang ke apartemen ini. Dugaan pertama, mungkin Jungkook akan pulang ke rumah orang tuanya hanya untuk sekedar menampakkan diri dihadapan dua orang tersebut sebagai formalitas semata. Dugaan yang kedua, mungkin Jungkook akan bermalam bersama gadis lainnya.
Hal itu sudah biasa terjadi. Kemungkinannya sangat kecil bagi gadis-gadis disekeliling Jungkook untuk tidak terpesona dan jatuh cinta padanya (yah, kecuali Lisa tentunya). Tapi satu hal yang harus diingat adalah bahwa Jungkook akan selalu memakai pengaman jika ia meniduri gadis-gadis selain Lisa. Jungkook tidak mau membuang spermanya sembarangan, dan Lisa adalah pengecualian untuknya.
Well, kau juga harus tahu kalau Jungkook tak akan pernah menyeret gadis lain untuk naik ke atas ranjang yang biasa ia tempati bersama Lisa. Bisa dibilang, Lisa itu merupakan seseorang yang paling dekat dengannya saat ini. Jungkook hanya tidak mau orang lain menyentuh kehidupan pribadinya dan mendobrak ruang lingkup privasinya.
"Ah, ya. Baiklah. Kalau begitu aku tak perlu menyiapkan makan malam untuk dua orang." jawab Lisa. Lemon tea-nya sudah jadi. Gadis itu lantas membawa cangkir tersebut ke arah ruang tamu dan mendaratkan bokongnya diatas sofa. Berhubung besok adalah hari liburnya, ia berniat untuk menonton siaran drama sampai pagi buta.
Jungkook hanya menyahut dengan deheman pelan, kemudian sambungan telepon terputus.
Jujur saja, meski terkadang Lisa masih merasakan kekosongan dan kehampaan di dalam dirinya, gadis itu tetap bersyukur karena bisa tinggal di apartemen besar ini bersama Jungkook. Selain karena kepribadian pemuda itu yang tidak neko-neko, apartemen ini juga sangat nyaman dan lebih dari cukup jika hanya ditinggali oleh dua orang saja.
Lisa merasa kalau ia telah menjadi seorang gadis yang kaya raya secara mendadak, walaupun ia kerap kali menolak jika Jungkook menyuruhnya untuk membeli barang-barang kebutuhan yang mahal seperti tas, sepatu, pakaian, dan lain-lain.
Tidak sepenuhnya menolak, sih. Hanya saja, dalam kurun waktu enam bulan ini jumlah barang mahal yang dibeli Lisa untuk dirinya sendiri dengan menggunakan uang Jungkook masih dapat dihitung dengan jari.
Lisa tidak mau terlihat benar-benar menyerupai seorang gadis penghibur dengan memanfaatkan uang Jungkook dan memerasnya habis-habisan. Lagi pula, nyaris setiap harinya ia hanya akan pergi bekerja dan selebihnya menghabiskan waktu di dalam apartemen ini. Paling tidak, ia akan pergi ke supermarket untuk menyetok kebutuhan pokok seperti sayuran, daging, sabun, dan lain sebagainya.
Walaupun mungkin orang-orang diluar sana memandang Lisa sebagai mainan Jungkook yang paling utama, tapi ia tidak pernah sepenuhnya merasa seperti itu karena Jungkook memperlakukannya dengan sangat baik layaknya seorang teman yang paling dekat. Meskipun, yah, mana ada teman yang melakukan seks bersama?
Omong-omong, apartemen bernuansa abu-abu muda ini memiliki dua lantai. Terdapat dua kamar di lantai atas, yang salah satunya ditempati Jungkook bersama Lisa, sementara yang satunya dibiarkan kosong--khusus disiapkan untuk orang-orang terdekat Jungkook yang datang bertamu (walaupun bisa terbilang sangat jarang).
Fasilitasnya juga cukup lengkap, termasuk peralatan dapur. Lisa jadi bisa mengasah kemampuan memasaknya disini. Gadis itu juga sering bereksperimen dengan berbagai macam bahan makanan, dan Jungkook yang akan menjadi kelinci percobaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
living together | lizkook✔
أدب الهواة[M] Lalisa Kim dan Jeon Jungkook adalah dua orang yang menolak percaya pada kekuatan cinta. Tujuan hidup mereka berbeda. Selama ini, si gadis hanya fokus untuk menjalani hidupnya dengan bekerja dan berusaha melangkah perlahan untuk meninggalkan masa...