🍒5

20.8K 2.1K 254
                                    

Pagi ini Lisa terbangun pukul enam. Gadis itu segera membersihkan diri, kemudian berlanjut untuk membuat sarapan. Menu roti panggang berisi telur mata sapi, lettuce, keju dan mayonaise adalah yang utama. Dua gelas susu murni pun tak terlewat. Setelahnya, Lisa kemudian bergegas untuk membangunkan Jungkook.

Sebenarnya sekujur tubuh Lisa masih terasa nyeri akibat permainan mereka semalam. Tapi karena ia sudah terlanjur berjanji pada Jungkook untuk pergi berlibur ke taman bermain, jadi gadis itu berusaha untuk menguatkan diri sendiri dan menghilangkan sugestinya akan rasa pegal.

Tak begitu sulit untuk membangunkan Jungkook. Apalagi dengan diiming-imingi kalimat seperti, "Jadi ke taman bermain, tidak? Kalau tidak jadi, aku mau tidur lagi."

Mendengar itu, sontak membuat Jungkook membuka matanya lebar-lebar. Benar, mereka akan pergi ke tempat yang menyenangkan hari ini. Maka setelah mengumpulkan kesadarannya, Jungkook segera mandi dan berpakaian.

Jungkook paham betul kalau datang ke tempat dimana masa lalunya pernah terukir manis, hal itu sama saja dengan membuat luka dihatinya kembali menganga lebar. Tapi Jungkook benar-benar merindukan momen-momen seperti itu. Jadi setidaknya, Jungkook ingin kembali merasakan sensasi kebahagiaan tersebut meski bukan dengan keluarganya.

Mendudukkan diri ditepi ranjang, Jungkook memerhatikan Lisa yang tengah mengolesi foundation ke atas permukaan kulit lengannya--menutupi banyak bekas luka yang ia hasilkan sendiri. Lisa bilang, cuaca panas diluar sana benar-benar menyengat sekali. Jungkook tidak akan tahan kalau memakai baju berlengan panjang.

Gadis itu lantas berinisiatif untuk menyamarkan bekas luka Jungkook hingga pemuda itu dapat mengenakan pakaian berlengan pendek. Yah, sekedar informasi saja. Sejak Jungkook sering melakukan self-harm, pemuda itu akan memakai pakaian berlengan panjang ketika keluar apartemen, tak peduli di musim panas sekalipun. Tentunya, ia tak ingin orang lain mengetahui serapuh apa dirinya.

Tapi biasanya, Lisa tak pernah peduli akan hal itu. Selama enam bulan mereka tinggal bersama, Lisa tidak pernah mempermasalahkan apapun yang akan dikenakan Jungkook. Maka saat ini pemuda tersebut mendadak tertegun. Ia tak memberikan penolakan atas tindakan Lisa ini. Ia hanya terdiam, sementara sorot matanya tak terlepas dari gadis itu.

Lisa yang merasa bingung pun lantas bertanya, "Apa masih ada bekas air liur disudut bibirku?"

Jungkook menggeleng sebagai jawaban.

"Mmm.. Apa lipstick-ku berantakan?"

Jungkook menggeleng lagi.

"Lalu kenapa kau melihatku seperti itu? Kupikir ada yang salah dengan wajahku."

Jungkook menggigit bibir bawahnya. Ah, bagaimana, ya. Jungkook tidak bisa menjelaskan jawaban mengenai pertanyaan Lisa, mengenai kenapa ia bisa memandangi gadis tersebut begitu intens.

Untuk menutupi keanehan dalam dirinya, Jungkook lantas memajukan wajahnya, untuk kemudian mengecup pipi Lisa. "Tidak apa-apa. Aku hanya merasa, pipimu itu sedikit lebih tembam dari minggu lalu." dustanya. Aih.. Jawaban macam apa itu? Malu sekali rasanya.

Padahal, seharusnya Jungkook cukup melontarkan kalimat seperti, 'Kenapa kau peduli padaku?'. Tapi agaknya, itu akan membuatnya terlihat seperti seorang pemuda yang menyedihkan. Ia paham kalau Lisa itu memang seseorang yang baik dan peduli terhadap sesama manusia meski gadis itu tak menunjukkannya secara gamblang. Jadi kalau Jungkook bertanya demikian, ia akan tampak seperti seseorang yang berharap mendapatkan sesuatu yang lebih. Ia tidak mau kelihatan besar kepala dan terlalu percaya diri.

Lisa yang menganggap kalau kalimat yang diucapkan Jungkook barusan adalah fakta, segera memanyunkan bibirnya dengan gemas--dan sumpah demi apapun Jungkook ingin sekali meraup bibir ranum tersebut. Namun ia menahannya, sebab bibir Lisa sudah dipolesi lipstick dan ia tidak ingin mengacaukannya.

living together | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang