2. Alita Valetta

117 12 6
                                    

Seorang gadis dengan surai coklat sedang berjalan di koridor sekolah. Dengan didampingi guru killer disebelahnya yang membuat seluruh pasang mata menatapnya.

Hari ini, Alita pindah sekolah ke Sma Nusa Bakti. Karena, perkejaan Papanya yang berpindah tempat. Yang mengakibatkan dia juga ikut dengan kedua orang tuanya.

Pada saat itu Papanya pindah kerja ke suatu desa yang mengakibatkan dirinya juga ikutan pindah kedesa. Alita Nolep.

Bu Rika memasuki kelas 11 Ipa 2 yang diikuti Alita dari belakang. Kelas yang awalnya ribut menjadi diam saat Bu Rika masuk kekelas mereka.

"Selamat pagi anak anak" sapa bu Rika.

"Pagi buk" jawab mereka serempak.

"Seperti yang kalian lihat saat ini, ibuk membawakan teman baru buat kalian" Bu Rika menatap Alita mengkode dirinya untuk memperkenalkan diri.

Alita maju satu langkah dan mengambil nafas nya dalam. "Gue Alita Valetta, panggil aja Alita. Semoga kalian bisa berteman baik dengan gue" Alita tersenyum manis saat memperkenalkan dirinya dan memandang semua orang yang berada dikelas.

"Hai Alita! Gue Dika, dikelas ini gue sebagai ketua kelas. Kalau lo mau minta di anterin untuk lihat keliling sekolah pas jam istirahat gue mau kok rela gue gak makan. Asalkan bisa disamping kamu terus" goda Dika yang membuat seisi kelas menyoraki gombalan recehnya itu

Alita tertawa kecil "Hai Dika"

"Al! Kalau mau berteman jangan sama Nara. Dia Bendahara, telat bayar sejam aja ada bunganya" sahut Andi yang duduk dipojok kiri paling belakang.

Terlihat siswi yang bernama  itu menatap tajam Andi seakan siap untuk menerkam cowok itu.

"Enak aja kalau ngomong! Lo kira gue rentenir!" tajam Nara.

Alita tertawa melihat semua itu, ia bersyukur. Dan dia mempunyai firasat baik bahwa dia akan betah disekolah ini bersama teman temanya.

"Kalau mau temenan sama Gisel aja! Dia Sekretaris, baik lagi. Kalau lo mau ribut dia gak bakal catet nama lo" sahut Andi sekali lagi.

Gadis yang merasa terpanggil namanya itu geram yang melihat mulut Andi semakin berkoat koar, membuka bukunya dan mencari tengahan buku itu lalu merobek nya. Meremuk kertas hingga berbentuk gumpalan bola lalu melemparkan ke muka Andi yang katanya adalah emas yang paling berharga.

"Diem lo Beo!!" pekik Gisel.

Bu Rika yang tak tahan dengan keributan kelas yang gaada faedah nya pun menghentikan dengan bertepuk tangan 3 kali.

"Sudah sudah! Gak ada habisnya kalau Ibu diemin kalian!" seisi kelas langsung diam. Bu Rika memang berpengaruh bagi muridnya. Benar kata abangnya, hindari guru killer di Sma Nusa Bakti. Salah satunya, Bu Rika.

"Alita kamu cari bangku kosong, lalu duduk ya"

Alita tersenyum lalu mengangguk "Baik bu"

"Yasudah kalau gitu, Ibu permisi" Bu Rika pun keluar dari kelas dan membuat seisi kelas itu ribut lagi. Alita mencari bangku kosong paling belakang saat duduk ada beberapa siswi yang menghampiri Alita.

"Hai, kenalin, gue Nara" Nara tersenyum dan menjulurkan tangannya, dengan senang hati tanpa ragu Alita menerima uluran itu.

"Alita"

Nara duduk disamping Alita "Jangan didengerin ya apa kata Andi, biasa mulutnya kurang asupan" canda Nara. Alita terkekeh mendengarnya, dia juga berfikir bahwa Nara bisa berteman baik dengannya.

Hari pertama Alita di Sma Nusa Bakti cukup baik. Bahkan sangat baik. Ia berharap, kejadian di sekolah sebelumnya tidak terjadi disekolah barunya sekarang.

***

Hai,, akhirnya kita ketemu lagi di chapter ini. Kira kira Alita bakalan betah gak yah sekolah di SMA barunya?
Tunggu kelanjutan chapter berikutnya ya.

Salam
Cahyani sakinah

ALITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang