3. Bertemu

108 12 8
                                    

"Gue denger denger, katanya ada murid baru di kelas sebelas" timpal Dean di sela makannya.

Saat ini para cogan SMA Nusa Bakti sedang berada di kantin. Menduduki salah satu meja paling pojok dekat kedai Mba Atik, yang dimana meja itu hanya terkhusus untuk mereka dan tidak boleh ada seorang pun yang mengganggu gugat atau mendudukinya. Seperti meja itu sudah di Boking bagi mereka untuk makan, berbincang dan lain sebagainya.

Kevin mengangguk membenarkan ucapan Dean "Bener. Cantik lagi. Gue aja mandang gak berkedip"

Nathan menoleh ke Kevin yang tengah memakan siomay nya "Lo udah liat? Gercep amat kalo masalah beginian"

Kevin mengangkat bahunya acuh "Nggak sengaja bre. Tadi gue lihat dia bereng Nara keliling sekolah. Sumpah, cantik banget asli. Pengen gue bawa pulang trus kenalin ke bokap nyokap"

"Semua cewek aja lo bawa pulang!" desis Nathan.

"Susi juga lo bawa pulang Pin?" timpal Dean yang ingin menggoda Kevin.

Susi adalah cewek kutu buku. Penampilannya bisa dikatakan begitu culun. Cantik, tetapi Kelvin sedikitpun tak tertarik padanya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Susi memendam perasaannya kepada Kelvin tetapi ia tak berani mengungkapkanya. Pikirnya, mana mungkin cewek yang ngungkapin. Dimana mana pasti cowok dulu kan yang ngungkapin?. Tapi sebagian cewe ada juga yang ngungkapin rasanya ke cowok. Dimana harga diri cewek setelah itu?

"Ga! Susi gue buang ke Selat Malaka kedalaman 200 Meter!"

Vano memandang Kelvin yang sedari tadi dia diam lalu dia berkata "Siapa tau masa depan lo nanti si Susi gimana? Terus dia yang buang lo siapa yang mau mungut? Kecoa, tikus?" timpal Vano.

Dean dan Nathan mengangguk membenarkan ucapan Vano. Kelvin berdecak, dirinya tidak suka jika dia di jodoh jodohin dengan Susi oleh teman temannya.

Setelah itu, mereka sibuk dengan urusan masing masing. Sampai salah satu siswa datang menghampiri mereka dan memanggil salah satu dari mereka.

"Kak Nathan, dipanggil buk Jum diruang Kesiswaan sekarang. Katanya ada yang mau di omongin" ucap siswa berkacamata itu. Nathan menoleh kearahnya dan mengangguk mengerti.

Nathan adalah wakil ketua OSIS. Orang kedua yang waras dari mereka berempat adalah Nathan. Hanya Nathan yang memiliki kepribadian yang dewasa. Dia lah yang melarang sahabatnya yang ingin melarang peraturan ataupun berbuat salah. Maka dari itu, salah satu dari mereka tidak ada yang membuat guruh marah.

Intinya, image mereka masih terjaga. Termasuk kepada guru.

"SMANUSTI EXHIBITION, Nath?" tanya Dean. Karena waktu itu, Nathan pernah bercerita kepada ketiga sahabatnya akan ada acara SMANUSTI EXHIBITION tiap tahunnya.

Nathan mengangguk membenarkan perkataan Dean "Yoi, yaudah lah. Gue duluan ya" pamit Nathan sebelum pergi.

Mereka mengangguk, kemudian Nathan pergi melangkah keluar kantin menuju ruang Kesiswaan yang di ekori adek kelasnya tadi dari belakang.

***

Saat ini Vano berserta kedua sahabatnya Dean dan Kelvin sedang berjalan dikoridor kelas dua belas. Banyak pasang mata memparhatikan mereka dengan tatapan memuja pastinya, ada juga yang iri bagi siswa yang kalah saing gantengnya dengan cogan SMA Nusa Bakti itu.

Entah apa yang membuat mereka se-famous ini. Rasanya, mereka tidak melakukan apapun sehingga mereka menjadi selebgram dadakan seperti ini.

"Kurang Nathan nih, nggak asik" ucap Dean. Emang dasarnya mereka kalau kemana mana selalu ber-empat. Hanya saja, Nathan yang selalu sibuk dibanding mereka ber-tiga.

"Makanya cari kegiatan sana. Biar ngerasain, gimana rasanya jadi orang sibuk" balas Vano.

Dean memutar bola matanya malas "Iya tau. Yang sering ikut Olimpiade mah beda"

Vano terkekeh. Jika Nathan yang selalu sibuk dengan OSIS nya berbeda dengan Vano yang sibuk dengan Olimpiade Kimia nya. Banyak guru yang mengacungkan jempol nya dan memberi Vano nilai yang sangat memuaskan. Karna, dulu dia pernah membawa nama sekolah dengan lomba Olimpiade Kimia di raih juara 1 tingkat Nasional. Itu menambah semua image Vano, dibandingkan kedua temannya Dean dan Kevin yang kerjanya hanya datang kesekolah dan pulang kerumah.

Vano adalah orang yang paling waras pertama dibandingkan ketiga sahabatnya.

Dean melongo dan menepuk nepuk pundak Vano kebetulan berada disampingnya, alhasil cowok itu risih sendiri. Saat melihat gadis yang rambutnya dikucir kuda melangkah ke arahnya. Dean tersenyum manis kearah nya dengan pandangan yang tak luput dari sosok gadis yang berada disebelahnya.

"Gisel Van, Cantik bener yawloh" ucap Dean takjub. Dia tak habis pikir dengan kecantikan cewek yang bernama Gisel itu.

Vano mengangguk saja. Menepis tangan Dean yang memang dari tadi menepuk pundaknya. Ia menghela nafas kasar. Lalu merangkul Kelvin berlalu meninggalkan Dean yang dari tadi menatap Gisel. Selagi belum sadar, yaudah gue tinggalin batin Vano.

"Hai, bebeb" celetuk Dean saat Gisel berlalu di sampingnya.

Gisel memberhentikan langkahnya. Memperhatikan Dean yang menatapnya tak berkedip. Gisel risih di tatap seperti itu.

Gisel menjentikkan jarinya tepat dihadapan Dean membuat cowok itu mengedipkan matanya.

"Kedip! Ntar lo katarak lagi!" setelah berucap seperti itu Gisel melenggang pergi sebelum cowok itu membalas ucapanya.

Dean berbalik badan dan melihat punggung mungil itu yang semakin lama semakin jauh dari hadapannya. Dean tersenyum. Membuat orang berada disekitar bergidik ngeri karenanya.

Seketika dia sadar bahwa tidak ada sahabatnya berada di sampingnya.

"Anjir! Gue ditinggal bangsat!" gumamnya kesal.

"Tapi gak papa deh, udah puas tadi ngelihatin bidadari" Dean pergi dari tempat yang dimana Gisel lewat dihadapannya, menjentikkan jari tepat dimuka Dean, sikap cuek dan judes nya masih terpampang jelas di memori ingatannya.

***

Vano dan Kelvin masih melangkah menyusuri koridor untuk kembali kekelas. Hanya sisa mereka berdua. Vano berharap, Kelvin akan tetap setia disampingnya. Namun, Vano tidak berharap lebih. Karena pada dasarnya, Kelvin lah yang paling bengal diantara mereka berempat.

Vano mengernyit saat Kelvin tiba tiba saja berhenti. Ia menatap wajah Kelvin yang diam, melongo dan tak berkedip seperti yang dialami Dean barusan.

"Lo kenapa?" tanya Vano.

"Nara bro, Cantik banget. Ga sia sia gue sekolah disini" balas Kelvin.

Vano memperhatikan tatapan Kelvin. Banar, memang ada Nara yang berjalan dengan anggun melangkah ke mereka berdua. Tapi, tatapan Vano jatuh pada gadis yang disebelah Nara. Vano pun juga ikut diam akhirnya.

Nara beserta gadis yang disampingnya dengan surai pink muda tergerai itu sudah berhenti di hadapan Vano dan Kelvin. Membuat mereka diam dengan arah pandang masing masing.

"Kak Vano, Kak Kelvin. Kenalin, ini Alita. Murid baru dikelas gue"

***

Anyeong...
Kesian ya Kelvin dipojoki mulu ama mereka:(
Dan gimana reaksi Vano saat bertemu dengan Alita?
Next to chapter guys

Salam
Cahyani sakinah

ALITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang