Taehyung terlonjak begitu saja mendengarnya. Menelan ludahnya kasar sementara Jungkook tengah menatapnya datar.
"Kau serius?"
"Memangnya salah jika kita tidur bersama, Hyung?"
Mengernyit, Taehyung baru menyadari bahwa ada perbedaan maksud dari keduanya. Sepertinya Jungkook memang tidak memiliki ketertarikan atau malah sebenarnya pemuda ini masih polos?
Ayolah, berumur 26 tahun dan Jungkook tidak benar-benar paham maksud kalimat Taehyung?
"Hyung."
"Ya?"
"Apa akan ada sesuatu yang buruk terjadi jika kita menikah?"
Obrolan itu segera berubah. Kembali serius dan mungkin akan segera sampai pada puncaknya.
"Sesuatu yang buruk? Bukankah hidup pun bisa begitu?"
"Ya... tapi dengan menikah apa hal yang buruk itu akan lebih besar berpeluang untuk terjadi?"
"Jungkook, menikah itu butuh komitmen."
"Lalu?"
Taehyung menghela napasnya. "Karena itu, jika sesuatu yang buruk terjadi, kembalilah ke komitmen di awal."
"Memangnya komitmen kita apa, Hyung?"
Taehyung tersenyum mendengarnya.
...
Ini sangat membuat gugup. Sungguh, lupakan euforia yang Taehyung dapatkan dari kemarin. Tapi hari ini euforia tersebut bercampur dengan rasa gugup dan tegang yang luar biasa, membuatnya ingin berdiam diri di toilet.
Bahkan ini lebih menggugupkan dibadingkan ketika dirinya akan melamar kerja. Penampilannya sudah rapi, duduk di kursi kemudi sementara seseorang yang semula di sebelahnya sedang di luar dengan sebuah panggilan.
"Ayo masuk, Hyung. Mama sudah di dalam." Jungkook berkata dengan senyum cerianya.
Senyum manis yang eum, Taehyung selalu mengatakannya dalam hati. Mungkin suatu saat Taehyung akan mengatakannya langsung di hadapan Jungkook.
"Baiklah," balas Taehyung dengan senyum tenangnya.
Padahal, tangannya luar biasa dingin dan jantungnya berdebar di atas rata-rata.
Taehyung belum pernah ke rumah Jungkook yang ada di Busan. Ini perdana dan lingkungan perumahan normal adalah yang Taehyung tangkap. Ada banyak tanaman bonsai di dekat pagar dan halaman rumah depan.
Pintu rumah berwarna cokelat tua itu pada akhirnya diketuk. Berdiri bersebelahan dengan perasaan yang berbeda. Jungkook sudah lama tidak bertemu ibunya, dan kini dia ke rumah dengan membawa seseorang.
"Jadi ini orang yang melamarmu kemarin, Jungkook?"
Ibu Jungkook itu memiliki paras yang mirip dengan putra semata wayangnya. Jelas mirip, mungkin jika Jungkook bukan seorang lelaki, maka dia akan menjadi sosok ibunya di masa muda. Wanita itu tetap cantik dan anggun meski sudah dimakan usia, kerutan di kulitnya tidak mengurangi auranya sama sekali.
"Maaf, Ibu tidak pernah ke Seoul. Ada banyak pekerjaan di sini," terang Nyonya Jeon yang diangguki keduanya.
Seekor anjing putih menghampiri mereka. Itu Miri, anjing kesayangan Jungkook yang menyambut tuaannya dengan senang. Seketika Taehyung teringat Yeontan di rumah.
"Apa alasanmu melamar putraku?"
Taehyung tersenyum sebelum menjawab. Pertanyaan itu sudah jauh dia siapkan jawabannya.
YOU ARE READING
Zuhaus
FanfictionHome is simple but hard to find. [ taekook ; ooc ; au ; bxb ; chaptered] 2020 leenamarui