part of 10

1.5K 231 14
                                    

Hari itu hari Minggu. Mungkin biasa digunakan untuk bersantai di dalam kamar seharian. Tapi tidak dengan hari ini. Keduanya berpakaian rapi, meski begitu bagi mereka itu bukanlah suatu hal yang merepotkan.

Tepat pukul 10. Turun dari mobil dan memasuki gereja dengan lengan yang lebih tua menggandeng yang lebih muda.

Meski tampak sangat sangat sederhana dan tidak ada yang peduli. Tetap saja rasanya benar-benar mendebarkan, Jungkook mengulum senyumnya yang sedari tadi tidak bisa ditahan.

Lain halnya dengan Taehyung, kegugupan luar biasa melingkupinya dan sungguh kedua tangannya kembali terasa dingin.

"Kalian sungguh-sungguh akan menikah?" tanya pendeta di hadapan mereka yang tersenyum heran.

Dia pernah menghadapi situasi seperti sekarang ini. Namun, menurutnya pasangan di hadapannya ini pastilah berkecukupan sehingga bisa mengadakan pernikahan yang mewah atau sederhana dengan mengundang tamu meski hanya anggota keluarga dan kerabat.

"Ya," jawab keduanya serentak. Sontak membuat pendeta tidak bisa mengelak lagi.

Mungkin, memang ini jalan pernikahan yang mereka pilih. Tidak masalah. Selama keduanya saling cinta dan tak ada pemaksaan di dalamnya.

...

Sumpah itu diucap dengan suci. Namanya saja janji suci, selepas itu ucapan selamat dari pendeta dan beberapa biarawati yang menjadi saksi mereka dapatkan. Tanpa disangka, air mata keluar dari kedua mata yang tidak disangka sebelumnya.

"Hyung, mengapa menangis?" Jungkook menyentuh bahu pria itu: kini resmi menjadi suaminya.

Taehyung hanya tersenyum, menghapus air matanya. Menarik Jungkook ke dalam pelukannya, sebuah pelukan hangat yang baru mereka rasakan satu sama lain. Meski agak canggung, Jungkook membalasnya dan sedetik kemudian mulai merasa terharu.

Apa memang menikah sebahagia ini?

"Aku hanya tidak menyangka hari ini sungguhan tiba. Kupikir hanya ada di dalam film dan cerita hidup orang lain," ungkap Taehyung yang mengundang kekehan pelan dari Jungkook.

Mungkin, ini tugasnya. Jungkook bisa membuat Taehyung merasakan bahwa pria itu juga berhak merasakan kebahagian sebagaimana orang lain rasakan. Mendengar pernyataannya saja sudah membuat Jungkook sedikit miris. Apa pria itu merasa sebelumnya tidak pantas untuk menikah?

....

Usai upacara suci sekali seumur hidup itu. Mereka memilih pergi berjalan-jalan, sebagaimana perayaan yang mereka buat sendiri dan untuk diri mereka sendiri.

Tak lupa sebelumnya berganti pakaian karena Jungkook yang kurang suka memakai tampilan formal seperti barusan. Sebuah restoran kelas atas mereka hampiri, Taehyung sudah memesan sebelumnya. Dengan balutan kemewahan, sebagai peneman makan siang mereka.

"Hyung, sudah jangan menangis lagi. Aku jadi merasa bersalah," ucap Jungkook yang sedari tadi memperhatikan Taehyung.

Bagaimana tidak, bahkan di mobil pun pria itu berusaha menghapus air di wajahnya. Jungkook juga sudah membawa tisu dan Taehyung bersikukuh menolak tisu pemberiannya.

"Ya, maafkan aku. Sungguh, ini di luar kendaliku, aah," ungkap Taehyung dengan nada sedikit kesal.

Salahkan saja mentalnya yang tak pernah menghadapi hal semanis ini. Menurut Taehyung, pernikahan itu hal yang menyeramkan. Sudah cukup cerita ayah dan kakeknya yang membuatnya ragu. Namun, hebatnya pesona Jungkook dan segala karakter pemuda manis itu mampu meyakinkan Taehyung sendiri untuk menikah.

Seusai makan siang, mereka pergi ke pantai terdekat. Sekadar menikmati pemandangan dan mencicipi kuliner di pinggir jalan. Tak lupa sorenya memakai ramen di kedai dekat sungai Han. Baru setelah malam tiba, mereka kembali ke rumah.

ZuhausWhere stories live. Discover now