part of 12

1.5K 215 5
                                    

Semula berada pada posisi berdiri kini Jungkook tengah duduk di atas pantry dapur yang kokoh. Kedua pahanya terbuka lebar, terisi oleh tubuh seseorang yang tengah melumat bibirnya dengan lembut. Terlampau lembut ditambah usapan-usapan halus pada kedua pahanya yang terbuka akibat celana pendeknya. Melenguh dalam ciuman mereka, Jungkook hanya bisa pasrah menerima dengan meremat pakaian tepat di bahu Taehyung.

Ciuman itu dilanjutkan dengan bibir Taehyung yang menuruni wajahnya, ke arah dagu kemudian berlabuh ke leher putih Jungkook yang kini mulai diciptakan noda kemerahan di sana. Pagi yang masih segar, sementara suasana di dapur rumah mereka sudah terasa panas. Merasakan area sensitifnya dirangsang sebegitu kuatnya, Jungkook bahkan menyilangkan kedua kakinya pada tubuh Taehyung, semakin meremat pundak pria itu yang sedari tadi memberikannya banyak kenikmatan.

Jadi ini yang dinamakan kenikmatan dunia? Meski baru awalnya tapi Jungkook sudah kewalahan sedari awal. Sukses membuat bercak merah di leher putih itu, ciuman itu pun usai. Membuka kausnya yang dengan perlahan, sejujurnya Jungkook merasa malu. Pertama kalinya dalam keadaan begini selain di kamar dan ruang ganti pada umumnya.

"Eungh... Hyung...," lirih Jungkook ketika isapan-jilatan menyusuri dadanya dan berujung di puncak dadanya.

Taehyung melakukannya seperti seorang ahli. Hal tersebut malah membuat Jungkook sedikit keheranan namun dia tetap menyukainya. Beralih kedua tangannya mengusak rambut hitam prianya, memberi desahan dan ringisan kecil akibat nafsunya yang semakin memburu. Jungkook bahkan sudah mengeras di bawah sana, bagian bawahnya mulai terasa sesak dan agak ngilu.

"Mau bermain di sini?" Taehyung menyudahi kegiatannya, mengusap lembut surai legam suaminya, menatap Jungkook tepat pada kedua matanya. Memberikan tatapan lembut ditambah suaranya yang penuh akan perhatian.

Diperlakukan demikian, Jungkook total meleleh. Wajahnya memerah sedangkan tubuhnya mulai terasa dingin karena tidak memakai atasan.

"Eum... te-terserah Hyung saja," balas Jungkook, tersipu menjawabnya.

"Baiklah. Karena aku juga malas menggendongmu ke kamar, hehe."

Ciuman itu kembali berlanjut namun kali ini lebih panas dari sebelumnya. Jungkook menggunakan kesempatannya, menggerakan tangannya ke arah bawah sana. Sedikit terkejut telah menemukan gundukan yang lumayan keras dan berukuran besar. Sedikit canggung, meremasnya dengan pelan kemudian mendapat sebuah lenguhan dalam ciuman mereka. Tersenyum menang dan remasannya semakin intens dari sebelumnya.

"Bagaimana kalau kau bermain dengannya, Sayang?" pinta Taehyung yang mendapat tatapan tanda tanya dari Jungkook.

Tapi gerakan selanjutnya barulah dipahami. Taehyung memendekkan kursi di pantry, mulai menurunkan celananya dan hal itu membuat Jungkook merasakan debaran kuat di dadanya, seolah adrenalinnya semakin tinggi dan itu membuatnya terpacu sekaligus gugup.

"Kau mau, 'kan?"

Mengangguk paham. Jungkook mulai turun dari pantry, mengubah posisi menjadi berlutut. Kini kedua tangannya yang mengambil alih, menurunkan celana panjang beserta celana dalam di sana. Kedua matanya membulat namun terang sekali wajahnya memerah. Kembali menatap Taehyung yang sama menatapnya. Tak beda jauh dengannya, namun rona merah di wajah Taehyung seolah tertutupi kulit tannya.

"Aku mulai ya, Hyung?"

Dan Taehyung semakin menegang mendengarnya. Jungkook yang berbicara dengan nada yang benar-benar terdengar imut. Seketika pertanyaan muncul di benaknya, apa sungguhan suaminya itu sudah dewasa? Atau malah masih memasuki tahap awal remaja? Belum lagi, ekspresinya yang benar-benar polos dengan kedua mata yang berbinar.

ZuhausWhere stories live. Discover now