#.Spring

321 30 4
                                    

2018,Spring.

Musim semi telah datang. Banyak orang yang menyambutnya dengan hangat. Tawa dan senyuman bahagia terpampang jelas diwajah mereka.

Tapi tidak bagi Daniel.
Musim semi yang ke 6 ini

Daniel tidak senang seperti banyak orang.
Daniel tidak bahagia seperti orang-orang.

Musim semi ini,Daniel menyambutnya dengan perasaan kecewa.

Menyambutnya dengan perasaan sedih.
Karena dimusim semi kali ini,tidak ada Jihoon disampingnya.

Tidak ada tawa Park Jihoon.
Tidak ada senyuman Park Jihoon.

"Daniel hyung! Yeay musim semi sudah datanggg."

"Jangan lari-lari Jihoon-ah."

"Ugh,Daniel hyung aku suka musim semi"

"Iyaiya. Tapi menurutku kau lebih suka aku daripada musim semi."

"Daniel hyung ayo bermain diluar!"

"Ini masih terlalu pagi Jihoon-ah."

"Daniel hyung suka musim semi?"

"Tidak. Aku suka musim dingin,tapi karena kau suka musim semi jadi aku memutuskan untuk menyukai musim semi."

"Daniel hyung? Apa kau sangat mencintaiku?"

"Tentu saja. Kenapa bertanya? Aku itu sangat sangat sangat sangat sangat mencintai Park Jihoon."

"Daniel hyung bagaimana jika suatu saat aku pergi?"

"Kalau kau pergi, maka aku akan pergi juga. Karena kemanapun kau pergi pasti akan selalu kukejar."

"Daniel hyung,sakit..."

"Bertahanlah sayang. Tunggu sebentar aku akan memanggil dokter."

"Daniel...aku mencintaimu."

"Park Jihoon! Hei! Bangun! Sayang,kau dengar aku kan? Park Jihoon bangun!!"

Musim semi. Daniel benci musim semi.

Dulu musim semi terasa sangat indah bagi Daniel karena ada Jihoon bersamanya.

Tapi kini,musim semi seperti musuh untuk Daniel.

Daniel sangat benci musim semi,karena Jihoon nya. Cinta nya. Dunia nya. Pergi meninggalkan Daniel untuk selamanya bertepatan dengan datangnya musim semi.

Daniel tidak tau harus seperti apa. Kalau saja saat itu Daniel lebih cepat datang,pasti Jihoon tidak akan pergi.

Daniel menghela nafasnya kasar,dan mengusap air matanya yang sudah turun entah sejak kapan.

Tangannya masih memegang bunga besar yang indah dan wangi.

Daniel berjalan mendekat ke arah pusara Jihoon.

Ia berjongkok begitu sampai. Tangannya meletakkan bunga diatas pusara cinta nya-Jihoon.

Lalu setelah meletakkan bunga,Daniel mengusap-usap pusara Jihoon dengan lembut.

"Jihoon-ah. Bagaimana kabarmu?"

"Pasti sekarang kau sudah bahagia kan? Kau sudah tidak merasakan sakit lagi. Hehehe, aku senang kalau memang benar seperti itu."

Daniel berbicara seolah-olah Jihoon sedang mendengarkannya.

Jaehwan-teman Daniel yang kini berdiri dibelakang Daniel juga merasa sedih. Sedih karena melihat keadaan Daniel yang begitu terpukul, dan karena Park Jihoon.

"Kau tau? Ini sudah awal masuk musim semi. Dulu, ketika awal seperti ini pasti kau akan mengajakku untuk bermain. Pasti kau akan berceloteh panjang sambil memakan eskrimmu bersamaku." Suara Daniel terdengar serak karena menahan tangis

"Atau setelah memakan eskrim pasti kita akan bermanja manja di apartemenku. Aku merindukanmu Jihoon-ah. Sangat."

"Kenapa pergi terlalu cepat..."

"..A-aku. Aku sangat sangat merindukanmu. Ini terlalu berat untukku, hariku seperti sangat kosong. Semuanya seperti sangat kosong karena kau pergi..."

Semakin lama suara Daniel semakin serak. Air matanya sudah mengalir deras. Jaehwan yang berdiri dibelakang Daniel langsung mendekat dan mengelus punggung Daniel.

"Aku..aku benar-benar membutuhkanmu Jihoon-ah..." Daniel terisak. Hatinya,air matanya,dan emosinya sudah tidak dapat ia tahan lagi.

Daniel menumpahkan segalanya yang ia tahan dari tadi.

Ia menundukkan kepalanya dan menangis keras. Tubuhnya lemas seperti tidak ada energi sama sekali.

Jaehwan langsung membawa Daniel untuk bersandar di pelukannya.

Jaehwan ikut menangis karena ia merasakan hal pilu yang dirasakan Daniel saat ini.

Pasti kehilangan seseorang yang dicintai memang sangat menyakitkan.

Sepertj Daniel. Ia kehilangan Jihoon,padahal Daniel sangat mencintai Jihoon.

Tapi, takdir tidak akan ada yang tau.

Semuanya sudah diatur oleh Tuhan. Daniel marah pada keadaan,Daniel marah pada takdir. Tapi walaupun begitu, Daniel tidak dapat menentang takdir dan menentukan takdirnya sendiri.

Semuanya sudah diatur.

"Tenanglah, Daniel." Jaehwan terus mengusap punggung bergetar Daniel.

Belum pernah ia melihat Daniel seterpukul ini.

Daniel orang yang ceria. Daniel orang yang cerewet,apalagi kalau berhubungan dengan Jihoon.

Tiada hari tanpa Daniel lewatkan untuk menceritakan hal-hal manisnya bersama Jihoon.

Jaehwan adalah salah satu pendengar cerita manis Daniel dan Jihoon.

Oleh karena itu, Jaehwan mengerti. Kalau Daniel sangat menyayangi Jihoon.

Dengan kepergian Jihoon tentunya Daniel akan sangat terpukul.

Jaehwan tidak dapat berbuat banyak hal,ia hanya bisa terus berada disamping Daniel untuk menguatkan pria berbahu lebar itu.

Dan Jaehwan berdoa semoga Daniel bisa lebih mengikhlaskan Jihoon,dan semuanya akan kembali seperti normal.








.

A/N :

Hai??

Ini ngebuatnya ngebut karna aku udah ngantuk wkwkwk,ngegantung ga?

Angst mulu ya aku:(

Soon bumbu2 manisnya banyak hwehwehwe

Byebye❤️

Amor Aeternus [ NIELWINK VER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang