#.Bus

296 33 5
                                    

Daniel menghela nafasnya kasar saat tubuhnya terdorong-dorong oleh beberapa orang didalam bus ini.

Sabar. 

Tahan.

Ini tidak akan lama.

Tangan kirinya menggenggam pegangan bus dengan erat,sementara satu tangannya lagi ia masukkan kedalam saku celana jeans hitamnya.

Daniel memejamkan matanya sebentar,kakinya keram karena terlalu lama berdiri

Belum lagi bus ini sangat penuh,ia harus rela berhimpitan dengan banyak orang.

Astaga.

Daniel harus tahan karena ini cobaan.

Daniel terus menghela nafasnya,mencoba rileks sampai-

Dugh.

"Uhh. Maaf."
Sampai seseorang yang kepalanya baru saja terbentur bahu pria disebelah Daniel terdengar

Daniel mendengar pria disebelah Daniel ini berdecak kesal.

"Lain kali,tolong hati-hati. Seenaknya saja untung saja ponselku tidak terjatuh!" Pria itu membentak marah pada pemuda disampingnya.

Berisik sekali.

Daniel lagi-lagi mendesah kasar. Ia hanya diam saja,dan orang-orang disini juga diam memperhatikan

"M-maaf. Aku sedikit pusing tadi. Maafkan aku" lirih pemuda itu.

Daniel melirik pemuda yang mengenakan hoodie maroon dan celana hitamnya itu,wajahnya terlihat pucat.

Mungkin dia sakit?

Ah. Apa perduli Daniel?

"Kalau pusing kenapa kau memaksakan untuk berdiri?! Merepotkan saja-"

"Hei,dia sudah minta maaf. Kenapa kau terus membentaknya?" Akhirnya Daniel mengeluarkan suaranya dengan datar.

Daniel tidak ingin ikut campur,tapi suara teriakan marah orang ini sangat mengganggunya.

"Karena dia salah!"

"Dia sudah meminta maaf. Dan lagipula ponselmu tidak terjatuh kan? Lalu buat apa kau terus membentaknya? Mengganggu saja." Balas Daniel dengan lembut tapi terdengar tajam.

"Kau-" Pria itu menggeram marah.

"S-sudah tidak apa.." Pemuda itu menyela dengan wajah bersalahnya.

"..Aku benar benar minta maaf,Tuan." Lanjutnya sekali lagi dengan kata maaf.

Pria itu menatap pemuda berhoodie merah dengan marah,ia hanya diam dan tidak memperdulikan ucapan pemuda mungil itu.

Daniel memperhatikan dengan malas,akhirnya perdebatan terhenti.

Suasana bus juga sudah kembali hening. Hanya suara dari mesin dan beberapa orang mengobrol saja yang terdengar.

"Bus will stop at Seoul Bus Stop." Suara informing bus sudah terdengar.

Daniel bersiap-siap untuk turun,ia menghela nafas lega

Akhirnya ia bebas.

Bus berhenti.

Beberapa orang turun dari bus dengan cepat,Daniel juga langsung ikut turun.

Ia tersenyum kecil saat angin malam berhembus.

Daniel mengeluarkan ponselnya dari saku celana,ia membuka aplikasi untuk memesan taxi online.

Beberapa orang sudah pergi dari halte. Daniel merasa ia sendirian disini,jadi ia memutuskan untuk tidak peduli.

Tapi tiga detik kemudian suara seseorang membuat Daniel menoleh

"Menunggu taxi?"

Itu suara pemuda di bus tadi.

Daniel berkedip dan menoleh ke pemuda yang berdiri disampingnya.

Ternyata Daniel tidak sendiri.

"Ya." Daniel menjawab dengan malas,ia kembali memperhatikan ponselnya

"Terima kasih.." katanya dengan suara lembut,Daniel menoleh lagi kali ini dengan tatapan bingung

"Untuk?"

"Sudah membelaku,hehe"

Tawa itu..

Kenapa terdengar manis sekali?

Uhuk.

"Huh? Aku hanya tidak ingin terganggu oleh suara berisik kalian. Jangan berlebihan." Kata Daniel tanpa ekspresi.

Pemuda itu sedikit meringis kecil karena mendengar ucapan tajam Daniel.

Tapi sedetik kemudian ia tersenyum karena melihat Daniel yang menggerutu pada ponselnya.

"Namaku Park Jihoon." Katanya tiba-tiba,Daniel yang tadi menggerutu langsung menoleh dengan bingung

"Lalu?"

"Namamu?"

Daniel menaikkan satu alisnya bingung,"Apa kau sedang mengajakku berkenalan?"

Jihoon terkekeh kecil,ia mengangguk pelan.

"Oh,aku Daniel. Kang Daniel" Daniel sebenarnya malas,tapi ia masih punya sopan santun ketika diajak berkenalan oleh seseorang

Terlebih orang ini manis.

Uhuk. Maksudnya tidak.

"Hehe,senang bertemu denganmu. Aku akan membalas kebaikanmu ketika kita bertemu lagi nanti" Jihoon tersenyum dengan manis,tapi wajahnya pucat dan Daniel sedikit terganggu oleh itu.

Jadi Daniel hanya meng-iya-kan saja ucapan Jihoon. Ia kembali melirik ponselnya,dan baru sadar bahwa taxi pesanan nya sudah datang

Daniel langsung berjalan menuju taxi tersebut,sebelum membuka pintu taxi Daniel menoleh kebelakang

Dan menatap Jihoon yang wajahnya sudah pucat itu.

Kasian.

"Aku duluan." Kata Daniel dengan pelan tapi Jihoon masih bisa mendengarnya

Jihoon tersenyum mengangguk "Ya,hati-hati."

Daniel tersenyum sedikit,reflek.

Setelah itu Daniel langsung masuk kedalam taxi dan pulang menuju apartemennya.

Jihoon menatap taxi Daniel yang mulai menghilang dari pandangan mata.

Ia tersenyum manis tapi sedetik kemudian senyum itu berubah menjadi sendu ketika ponselnya berdering.

Dr. Han is calling...

Lagi.
Lagi-lagi Jihoon harus kembali ke tempat bau obat tersebut.

Menyebalkan.

Hidupnya yang menyebalkan.









..
..

TBC or END?

Byebye💙

Amor Aeternus [ NIELWINK VER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang