(11) Angel's Apartement

11.6K 287 64
                                    

Don't forget vote and comment :)
...

Author POV

"Aku dan Liam telah menemukan apartemen Angel!"

Liam merogoh saku celananya, mengeluarkan seracik kertas yang terlipat dan memberikannya kepada Harry.

Harry tersenyum sumringah, sedetik kemudian ia memeluk Niall dan Liam. "Terimakasih teman, kalian selalu bisa ku andalkan."

Harry membuka lipatan kertas tersebut setelah melepaskan pelukannya. Kertas tersebut berisikan alamat yang tidak asing untuknya.

"Aku tahu tempat ini," Gumam Harry. Ia segera mengenakan skinny jeans dan kaos oblong hitamnya.

Zayn mengerutkan dahinya, "Akan kemana kau malam-malam seperti ini?" Tanya Zayn keheranan.

"Tentu saja, aku ingin bertemu gadis manisku, Angel!" Jawab Harry tersenyum tipis

Liam memutar bola matanya, "Oh, ayolah, Harry, jangan bercanda. Sekarang sudah tengah malam, kita bisa menemuinya bersama besok!"

"Ya, Liam benar, Harry. Angel mungkin sedang istirahat, jangan ganggu dia malam-malam seperti ini!" Tambah Niall.

Harry mengerucutkan bibirnya sembari mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, "Baiklah penasehat-penasehatku, aku mengalah."

Satu persatu Liam, Niall dan Zayn pamit untuk istirahat.

Harry merebahkan dirinya dikasur empuk king size yang berada di kamarnya. Ia menatap langit-langit, berharap Angel mau memaafkannya besok hari.

*Flashback on*

Sesudah membaca seracik surat yang ditulis oleh Angel, ia menjadi merasa sangat bersalah.

Seharusnya ia bisa mengendalikan nafsu liarnya sehingga ia tidak menyakiti Angel. Harry meruntuki dirinya sendiri karena kebodohannya.

Sejak kepergian Angel, Harry hanya terduduk di jendela melihat kendaraan yang berlalu lalang.

Tak lama kemudian, ia beranjak dan turun ke lantai dasar untuk mengambil champagne di dapur.

Harry melihat keempat temannya sedang asik mengobrol sambil makan siang di meja makan. Ia hanya melalui mereka tanpa mengucap sepatah katapun.

"Heh keriting, ayo kemarilah dan makan, Rebecca telah memasakkan lasagna kesukaanmu!" Seru Louis ketika melihat Harry melewati mereka.

"Tidak terimakasih, aku tidak lapar!" Ketus Harry tanpa menoleh.

Liam, Niall, Louis dan Zayn merasa terheran-heran dengan sikap Harry yang tak biasanya. Harry itu tipe pria yang suka bercanda dan tak tahu malu, tapi hari ini ia menjadi pemurung seperti itu.

Setelah mengambil sebotol champagne, Harry kembali berjalan melewati mereka tanpa menoleh ataupun berucap, menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Harry kembali duduk di jendela, matanya berkeliaran di jalanan, sebelah tangannya menggenggam champagne yang sesekali ia minum dan tangan satunya lagi mengacak-acak rambut keritingnya yang sebenarnya tidak gatal.

BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang