(19) Friend with Benefits

9.6K 214 91
                                    

Jangan lupa vote sama komennya ya I've been working hard to this one :)

Warning 18+

***

Liam POV

Sedari tadi, gadis di sebelahku ini tersenyum. Ia terlihat bahagia, entah apa yang terjadi.

"Here we go!"

Angel membuka pintu apartemennya, aku masuk ke dalamnya dan duduk di sebuah sofa yang tersedia.

Aku mengingat tempat ini saat Angel overdosis dan dilarikan ke rumah sakit.

Angel membuka jaket yang ia kenakan dan menggantungnya. "Akan ku buatkan espresso untukmu!" Ucapnya lalu menghilang ke dapur.

Beberapa menit kemudian, Angel duduk disebelahku dan meletakkan segelas espresso di meja. Kemudian aku berterimakasih padanya.

"Liam, kau tahu teman dari Michael menyutujuiku untuk menjadi model untuk produk lingerie dan bikini-nya," Gadis itu tersenyum manis padaku. "Terima kasih, Liam!"

Angel memelukku dengan erat membuatku aku membalas pelukannya. "Aku senang mendengarnya,"

"Itulah alasanmu terlihat senang hari ini?" Angel menggangguk dalam pelukanku.

"Satu lagi aku bertemu dengan teman sekolahku di cafe tadi, Zabdiel dan Joel,"

Seperti tidak asing dengan kedua nama yang disebutkan oleh Angel. Mungkin nama yang mirip, entahlah.

"Kalian berbincang?"

Angel melepaskan pelukannya, kemudian menatapku. "Ya, tapi hanya sebentar, mereka sedang terburu-buru. Mereka bilang tidak ada yang berubah dariku hanya saja sekarang aku mempunyai tattoo dan berat badanku yang berubah,"

Aku terkekeh mendengarnya, "Jadi dulu kau kurus ya?"

Angel mengangguk, "Mereka juga mengatakan bahwa semua orang mencariku, termasuk Ellen," Seketika raut wajah Angel berubah.

"Aku membuat semua orang mencemaskanku!" Ucapnya parau.

Tanganku terulur untuk mengusap punggungnya, "Kau tidak memberitahu siapa pun bahwa kau tinggal di sini?"

Angel menggeleng pelan lalu menggigit bibirnya, "Aku kecewa pada diriku sendiri, seharusnya aku lebih berhati-hati dengan tawaran beasiswa. Mereka mungkin hanya mengetahui bahwa aku kuliah di Inggris sekarang. Aku tidak mau menemui Ellen dengan keadaanku seperti ini, Liam. Ia pasti sangat kecewa padaku,"

Memikirkan saran untuknya, "Tidak ada yang menyuruhmu menemuinya. Tapi kau membuatnya cemas, setidaknya kau telepon dia katakan bahwa kau baik-baik saja. Mungkin ia lelah mencarimu ke mana-mana."

Ia pun mengangguk, aku dapat melihat sudut matanya berair. Gadis yang malang.

"Aku akan menelepon Ellen sekarang. Tapi apakah kau bisa melakukan sesuatu agar Ellen tidak mengetahui nomorku?" Tanya gadis itu setelah mengeluarkan ponselnya dan menyodorkan ponsel itu padaku.

Aku meraih ponselnya, "Tentu,"

Setelah mengatur ponselnya, aku pun menelepon kontak yang bertuliskan Ellen. "Bicaralah!" Aku pun memberikannya pada Angel.

"Holla!"

"Ellen, ini aku Angel!"

Ku rasa Angel menyalakan load speaker sehingga dapat mendengar percakapan dalam teleponnya.

"Oh Tuhan, Angel! Aku merindukanmu, sayang. Kau kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana!"

"Aku merindukanmu, Ellen. Maafkan aku membuatmu kerepotan!"

BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang