(14) A Virgin Girl

10.3K 234 65
                                    

Don't forget to vote and comments :)

***

Zayn POV

Sialan, aku merasa bersalah pada Angel. Aku salah satu penyebab penderitaannya.

"Setelah pria yang mengambil keperawananku tertidur, aku berlari keluar kamarnya dengan menggunakan selimut saja. Dan menangis di depan kamar itu,"

"Tiba-tiba ada seorang pria mendekatiku. Aku ketakutan, takut ia memperlakukanku seperti pria tadi. Tapi pria itu malah memelukku dan menenangkanku. Hingga aku tertidur dipelukannya. Ketika sinar matahari menerpa wajahku, aku terbangun. Dan meninggalkan pria itu,"

"Aku tahu itu tidak sopan, tapi pikiranku benar-benar kacau saat itu. Aku ingin berterimakasih pada pria itu, namun sayang aku tidak mengenalnya bahkan aku lupa wajahnya. Aku bukan tipe gadis yang gampang mengingat wajah seseorang."

Kata-katanya terus saja berputar di kepalaku. Aku menghancurkan seorang wanita. What a bastard i am!

Ponselku berdering, seseorang mengirimkan pesan padaku.

To : Zayn
From : Liam
I wanna tell you bout something that important. Go to the hospital's canteen soon, Zayn!

Astaga, ada apa lagi ini?

Aku pun bergegas ke kantin. Aku melihat Liam dan Louis sedang berbincang di meja paling pojok dekat dengan jendela.

"Hi, mates!" Sapaku kemudian duduk di sebelah Louis. "What happened?"

"I know it, Zayn. Something that happened between you, Louis and Angel," Ucap Liam lalu meneguk sodanya.

Aku mengacak-acak rambutku, kebingungan, "So what should I do?"

Louis berdecak, "Dunia ini begitu sempit,"

Liam menyimpan kaleng sodanya di atas meja. "Apa kau yakin, Louis-lah yang memperawani Angel?"

Aku mengangguk pelan, "Ya, tadi aku berbincang dengan Angel," Aku merebut soda Liam dan meminumnya. "Dan aku mendapatkan jawaban dari semua tanda tanya di pikiranku."

Aku pun menceritakan semuanya pada Liam dan Louis.

"Aku sudah menduga sebelumnya, ada sesuatu yang kalian sembunyikan," Ucap Liam. "Dan ternyata aku benar."

"Menurutmu apa yang harus aku dan Zayn lakukan, Liam?" Tanya Louis yang sama gelisahnya denganku.

Liam tampak berpikir keras, "Harry mungkin tidak akan marah, karena itu bukan suatu kesengajaan. Namun, aku tidak tahu dengan Angel. Aku rasa ia akan marah karena kalian berdua berperan dalam penderitaannya,"

"Aku sudah memikirkan sebuah solusi sebelumnya. Aku akan memberitahu Harry terlebih dahulu." Ucapku.

"Ya, aku rasa kau bisa mencobanya. Namun tentunya di situasi yang tepat." Saran Liam. Louis pun mengangguk.

...

"Aku akan menjadi baby sitter-mu dua puluh empat jam selama kau masih sakit, sayang," Ucap Harry sambil mengelus rambutnya Angel yang duduk di sebelahnya. Aku melirik mereka sekilas lewat kaca spion sebelum kembali memfokuskan pandanganku pada jalan.

"Harry, kau berlebihan. I'm getting well. Aku bisa mengurus diriku sendiri di apartemenku!" Ketus Angel.

"No, Angel. Kau sendiri yang ingin keluar dari rumah sakit, bukan? Jika kau di apartemenmu, aku tidak bisa memeriksa kondisimu setiap hari, sedangkan kau belum pulih sepenuhnya." Tolak Niall yang duduk di samping Liam di kursi paling belakang.

BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang