Ini hari di mana gue masih SMA kelas dua.
Hari ini hari senin, hari yang menyenangkan menurut gue. Tapi bagi banyak orang ini adalah hari memuakkan.
Gak ada alasan khusus sih gue suka hari senin, pada dasarnya gue suka semua hari. Dari hari senin, hari selasa, hari rabu, hari kamis, hari jum'at, hari sabtu, hari minggu, sampai Hari anak tetangga gue, gue juga suka.
Triiiiing
Bel masuk sekolahpun berbunyi, dan para siswa mulai memasuki lapangan upacara untuk melakukan kegiatan rutin hari senin."Kenapa sih upacara diadain segala! Inces kan males harus berdiri di sini udah gitu kepanasan lagi !". Gerutu Amel, salah satu temen gue di kelas.
Gue toyor dah tu palanya. "Tugas kita itu cuman berdiri dan dengerin, sedangkan tugas para pahlawan menjaga dan melindungi bangsa kita. Dan lo masih ngeluh ?!".
"Maaf bu presiden inces khilaf. Wahai pahlawan yang telah gugur mendahului kita, inces minta maaf sebesar besarnya", Amel menengadahkan tanganya tak lupa mendramatisasi.
Gue hanya memutar bola mata. Ya begitulah temen temen gue di kelas, pada gesrek semua. Wahhh kalo lo lihat di kelas, udah kayak kebun binatang. Mulai dari kadal mesir yang lemot, babi albino yang petakilan, semut rang rang yang kegatelan, berbagai jenis primata yang playboynya astaghfirullah, lengkap deh pokoknya.
Upacara berakhir. Jam pelajaran berjalan dengan semestinya.
Triiiiing
Bel pulang sekolah berbunya. Dan guru yang sedang ngajar di kelas gue mengakhiri pelajaran.Gue memasukkan barang yang tadi gue simpen di laci ke dalam tas. Gue rogoh sampai kedalam laci takut ada yang ketinggalan soalnya gue punya penyakit lupa akut. Tangan gue menyentuh sebuah benda yang berbentuk persegi panjang pipih. Paan nih - Batin gue.
Gue ambil dah tu barang. Eeeh ga taunya ada coklat. Gue masukin aja ke dalam tas dan berjalan ke luar kelas. Mayan dapet cemilan gratisan asek asek - Batin gue lagi.
---
"Oh iya gue inget! gue kan nemu coklat tadi". Gue pun pergi ke kamar dan ngambil tuh coklat, gue bawa coklat tadi ke ruang keluarga, kan enak ngemil sambil nonton tv.
Sebelum gue makan, gue cari dulu tanggal kadaluarsanya kan nggak lucu kalo gue mati karna makan coklat nemu. Hooh dan ternyata masih lama hehe. "Tapi kok ini ada kertas. Kertas apaan ya? ", gumam gue.
Gue pun membuka kertas tersebut gini nih tulisannya.....
Dimakan yaa my pretty girl;*
R."Apaan nih? ", gue berpikir sejenak. Dan guepun tersadar, wah gue punya secret admirer asiiiik -Batin gue.
"MIH TATA KESAMBET!", teriak bang Biru yang langsung membubarkan kesenengan gue.
"Apasih bang masak adeknya digituin", sahut mami dari arah dapur.
"Habisnya dia ketawa ketawa sendiri! SEREM!", Bang Biru duduk begitu saja di sofa di samping gue.
"Lihat nih! Gue punya fans! Asique aha ehe syalalalala", gue nunjukin surat beserta coklanya ke Bang Biru.
"Bisa jadi ini dikasih rancun, lu kan sejenis tikus got", ucap Bang aboru enteng.
"Jibangan lu!", gue toyor palanya. "Siniin", lanjut gue.
Gue pun beranjak menuju kamar.
Gue makan coklat itu dengan bahagia. Pasalnya baru ini gue diginiin, biasanya gue dinistain mulu:(
Gue mikir siapa ya kira kira secret admirer gue?
Magenta.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta
Teen FictionBuku diary Magenta Ini bukan buku yang awalnya tertulis dear diary. Ini juga bukan buku yang puitis dan melankolis. Ini adalah buku yang pantas kamu jadikan ganjel pintu, atau dijadikan kipas saat mati lampu. Jika kamu menemukan buku ini tolong sege...