Gue masuk universitas ini melalui jalur mandiri karena ga keterima di SNMPTN wkwkwk.
Kampus gue ini jalur mandirinya tes wawancara sama tes bakat. Gue disini ngambil jurusan seni murni. Jadi tes bakatnya yaitu ngelukis pemandangan sekitar kampus.
Oke langsung saja, ini cerita waktu gue ospek.
"Wah gilak! Untung cuma tiga hari", seru gue ketika membaca pakaian dan atribut yang harus dipersiapkan untuk ospek besok yang sudah terpajang di mading kampus.
Jumlahnya ada sepuluh yang harus gue persiapin, yaitu :
1. Kaos berlogo kampus
2. Training hitam
3. Sepatu hitam
4. Kaos kaki panjang berlogo kampus
5. Tas
6. Pita merah putih
7. Name tag
8. Permen
9. Modul PKKMB
10. Bendera kelompokGue baca sekilas kenapa banyak beud ya Tuhaaan. Ada permen lagi buat apa coba!? Eh ternyata ada lanjutannya wkwkwk.
Oooh ternyata permen itu dirangkai dijadiin kalung. Dan permen itu jumlahnya berdasarkan tanggal lahir.
"Whaat berati gue harus ngerangkai tiga puluh satu permen gitu?! Tapi gapapa deh cuman tanggal lahir bukan tahun lahir", gue bermonolog.
...
06.30
(Btw ini hari kedua soalnya hari pertama biasa aja dan hari ini sampai besok ospeknya per fakultas)"TATAAAAA! BANGUN TATAA INI SUDAH JAM SETENGAH TUJUH, HARI INI KAMU OSPEK!", teriak mami tepat di telinga gue.
"ASTAGA! kenapa mami ga bangunun dari tadiii". Gue kaget langsung ngacir ke kamar mandi dan ga lupa nyalahin mami dong.
"Udah dari tadi mami bangunin kamu tata!", mami ga terima gue salahin.
"Iya mih, udah ini tata mau mandi", gue nyerah, gue sadar berdebat dengan mami ga akan ada abisnya.
"Barang yang perlu dibawa udah disiapin kan?", tanya mami perhatian.
"Iya udah", jawab gue.
"Yaudah nanti langsung makan, nanti kamu bawa motor sendiri".
"Siap bundahara".
...
Asoy geboy ngebut di jalanan
ibu kotaaaa
Dipayungi lampu merah
di sekitar kitaaa
Gue sekarang lagi kayak lagu di atas.Sekenceng apapun ngebut gue tetap telat pemirsah. Nah itu senior cowok lagi jaga gerbang sendirian.
Gue sapa deh tuh senior. "Sendirian aja kak. Mau saya temenin?", goda gue.
Senior itu ngelihat dari ujung kaki sampai unung rambut gue. Mungkin, kalau senior itu adalah metal detector pasti langsung bunyi 'maba detected'.
"Telat berapa jam kamu?", ucapnya sok cuek.
"Baru satu menit kak", jawab gue sambil lihat jam di tangan kiri.
"Sebentar atau lama yang namanya telat ya telat", sahutnya.
"Salah kakak sih"
"Kok jadi saya?", herannya.
"Soalnya kakak tadi malem muter muter mulu di mimpi saya. Jadinya kan saya kesiangan". Tiba tiba satu senior cewek muncul dan ngebales omongan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta
Teen FictionBuku diary Magenta Ini bukan buku yang awalnya tertulis dear diary. Ini juga bukan buku yang puitis dan melankolis. Ini adalah buku yang pantas kamu jadikan ganjel pintu, atau dijadikan kipas saat mati lampu. Jika kamu menemukan buku ini tolong sege...