"Gue masih suka sama lu Ta", tegas Roland.
"Tapi-"
Tiiin Tiiin
Belum selesai gue menjawab Roland. Saka dateng.
"Maaf ya Land gue duluan", gue menghampiri Saka, memakai helm, dan duduk di boncengan Saka.
"NANTI GUE VID CALL TA!", teriak Roland ketika motor Saka mulai melaju.
...
"Aciee yang mau divid call", goda Saka saat berhenti di lampu merah.
"Ada yang panas nih tapi bukan api", gue membalas Saka.
"Hahaha, btw siapa Ta?", tanya Saka.
"Itu si Roland", jawab gue.
"Roland.....Roland.....", Saka berfikir. "Oooh mantan lu!", lanjutnya.
"Heem. Masa dia bilang kalau udah putus sama Lola, ngajak balikan lagi"
"Lola yang diajak balikan?", tanya Saka.
"Guenya Sakaa yang diajak balikaaan. Ih gemes deh", jawab gue geregetan.
"Lo kalau nyusun kata salah soalnya. Gue kan jadi lemot", balas Saka. "Tapi lo terima?", lanjutnya.
"Ya nggaklah gue kan sekarang sayangnya sama lu", ucap gue nggak tau malu.
"Kok gue salting ya Ta", akunya. "Beli indomi di minimarket deket komplek lu aja ya Ta", lanjutnya.
"Iyain", jawab gue.
"Gimana tadi acara reuniannya? Seru?", tanya Saka.
Gini enaknya pacaran sama saka, tiada hari tanpa ngobrol dan diskusi. Sumpah enak banget kalau dimintain pendapat apalagi kalau dicurhatin. Kalau biasanya orang diminta jadi pendengar itu malah ngajak adu nasib, nah kalau si Saka ini beda, kalau dia jadi pendengar dia ya cuma dengerin tanpa menyela tanpa membanding bandingkan dengan dirinya.
"Waah seru banget Sak. Apalagi waktu flasback masa masa SMA, kepingin balik SMA lagi jadinya"
"Jangan balik lagi dong Ta. Nanti gue pacaran sama angin kalau lu SMA lagi"
"Anjir ga gitu konsepnya Sakaa. Pen nangis gue punya cowok modelan lu"
"Hahaha", tawa kita bersama.
"Eh tapi, tadikan kita main ToD tuh. Gue kena dare, disuruh pegang tangan Roland. Eeh sama Roland malah dielus elus tangan guenya, merinding gilaa hiih", gue bergidik ngeri membayangkan kejadian tadi.
Motor yang kita tunggangi memelan. Berhenti tepat di tepi jalan.
"Eh kok berhenti? Minimarketnya kan masih ke sana Sak", tanya gue.
Saka tidak menjawab dan langsung turun dari motor. "Mana tangan yang tadi? Siniin", suruhnya.
Gue mengulurkan tangan kanan. Saka membuka resleting tas selempangnya. Dan mengeluarkan sebuah benda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta
Teen FictionBuku diary Magenta Ini bukan buku yang awalnya tertulis dear diary. Ini juga bukan buku yang puitis dan melankolis. Ini adalah buku yang pantas kamu jadikan ganjel pintu, atau dijadikan kipas saat mati lampu. Jika kamu menemukan buku ini tolong sege...