Hari ini, tepat dua bulan gue pacaran sama Saka. Btw, gue baru nulis lagi nih diary dikarnakan tugas kuliah makin menggunung. Huft-.-
Eitss, tapi bukan itu yang mau gue ceritain. Melainkan cerita tentang galeri di rumah gue. Yap betul, galeri Deja Vu.
Di halaman pertama gue pernah bilang kan kalau nih rumah punya galeri sendiri. Namanya 'Galeri Deja Vu'. Nah semua karya yang dibuat bokap, nyokap, bang Biru, sama gue tuh dipajang di sini.
Kata bonyok, sejarah berdirinya galeri ini karena dulu waktu awal awal nikah. Beliau pernah pergi ke suatu galeri di Jakarta. Saat itu nyokap lagi moto moto patung yang katanya epic banget, setelah moto moto nyokap sadar bahwa bokap nggak kelihatan dari tadi. Akhirnya nyari bokap, dan ketemu. Nyokap jail ngagetin bokap yang lagi mantengin salah satu lukisan.
"Dorrr!"
Byuurr
Bokap nyembur dong. Nyokap lebih kaget lagi, karena bokap lagi minum kopi. Iya guys, MINUM KOPI. Ini lagi di galeri loh.Akhirnya merekapun kena denda. Lupa berapa nominalnya, pokoknya banyaklah.
Nah itulah alasan kenapa bonyok bikin galeri sendiri. Karena biar bokap bisa minum kopi sambil mantengin karya karya. Nggak nyambung banget deh aslii, tu orang dua ngapa bisa gitu ya? Heran gue.
Oke langsung ke intinya aja.
Dua hari yang lalu, tepatnya hari jum'at. Ada suatu kejadian yang menghebohkan seisi rumah. Tepat berlokasi di galeri deja vu ini.
Yaitu terbentuknya pulau samosir di lukisan bokap. Bukan pulau samosir juga si. Pokoknya noda coklat coklat gitu, yang bentuknya kayak pulau.
Nah dibagian kanvas yang nggak diwarnai itu yang ada pulaunya. Dan di bawah lukisan itu, kayak ada sedikit rumput yang sudah kering gitu tapi nggak banyak sih. Nggak cuman itu aja. Lukisan yang digantung tinggi deket ventilasi pun jatuh.
Nah keanehan itu ditemuin pagi hari, waktu Bang Biru mau majang karya digitalnya di samping lukisan bokap. Setelah itu, langsung deh kita adain razia dadakan.
Mulai dari patung patung kita angkatin lalu tiriskan. Keramik keramik, guci guci kita intipin sampai malu. Tak lupa lukisan lukisan kita bolak balik sampai kecoklatan.
Dan hasilnya nihil.
Ya udah deh kita berhenti hari ini. Kita bakal lanjutin pencarian besok lagi. Besoknya pun kita cari cari, tapi tetap aja hasilnya kosong kayak hati Bang Biru. Hohoho
Karena takut trauma si pelaku nggak ketemu, dan kita juga kepo setengah mampus. Akhirnya bokap rogoh koceng untuk pasang CCTV.
Daaaan jackpotnya hari ini. Setelah kita lewati gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra nggak deng, maksudnya ronda kemaren ketemu dong si pelaku. Yeay!
Ceritanya, pagi itu setelah sholat subuh gue mau ke dapur buat minum. Dapurnya itu ngelewatin galeri deja vu, saat di depan pintu galeri terdengar suara berdebum. Gue mikir, "Kalau lukisan sama keramik yang jatuh, perasaan harusnya suaranya nggak kayak gitu deh". Seketika gue langsung teriak dan lari. Karena tadi malem gue nonton film horror dan ada adegan mbak kuntinya jatuh dari pohon dengan suara seperti itu, kan jadi parno.
Trus akhirnya kita bareng bareng masuk ke galeri, dan ternyata suara berdebum tadi dari kocheng guys. Iya kocheng, kocheng oren. Kucingnya telentang sambil ngeong ngeong, langsung gue gendong dah tuh kasian. Gue pangku, pijitin gue kasih minum susu kemasan dari kulkas.
Bonyok sama Bang Biru lagi ngeliatin CCTV. Ternyata tuh kucing dateng dari ventilasi, nah kemaren kan waktu hari jum'at lukisan yang deket ventilasi jatuh jadi kita belum pasang lagi sampai hari ini. Mungkit tuh kucing niatnya mau napak ke lukisan tadi sebelum loncat ke lantai, berhubung lukisannya belum dikembaliin akhirnya jatoh dengan gaya telentang deh bukannya keren nan imut lucu.
Berarti nggak salah lagi kalau pulau samosir sama rumput kering itu adalah muntahan kucing.
Misipun selesai.
"Mih kucing kita pelihara aja yaa. Tata bakal namain dia Tom si biang rusuh", usul gue.
"Nggak! Nggak boleh! Gue kan takut sama kucing Ta!", cegak Bang Biru.
"Apaan lu? Gue kan ngomong sama mamih. Ya mi ya", mohon gue sambil menunjukkan puppy eyes andalan.
"Bang biru kan takut sama kucing Tata. Nanti kalau tiba tiba sakaratul maut gimana?", kata nyokap lembut.
"Astaghfurullah kamu berdosa banget", Bang Biru memelas.
"Lagian sama buaya betina aja bucin, masa sama kucing yang imut takut", sidir gue.
"Nye nye nye", ledek Bang Biru.
Gue majuin muka ini kucing sampai deket dengan muka Bang Biru. "WHOOOAH! MAMII", Bang Biru kaget dan langsung berlindung di belakang nyokap.
"Hahahaha! Penakut. Ayo cing kita makan"
Magenta,
dan Tom si biang rusuh.______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta
Dla nastolatkówBuku diary Magenta Ini bukan buku yang awalnya tertulis dear diary. Ini juga bukan buku yang puitis dan melankolis. Ini adalah buku yang pantas kamu jadikan ganjel pintu, atau dijadikan kipas saat mati lampu. Jika kamu menemukan buku ini tolong sege...