Minat baca itu tidak bisa diturunkan, tapi bisa diarahkan. Saya suka membaca bukan turunan dari orangtua, tapi (mungkin secara tidak sengaja) diarahkan ke sana. Waktu kecil saya suka diajak ke kantor bapak, yang bekerja di bagian perpustakaan dinas P & K. Dari situlah awal mula persentuhan saya dengan buku.
Awalnya cuma lihat-lihat atau buka-buka sekilas. Lama-kelamaan mulai tertarik. Perlahan-lahan kebiasaan membaca saya mulai tumbuh. Tapi belum ke bacaan yang berat-berat, baru sebatas bacaan ringan semacam dongeng atau kolom hiburan. Bahkan majalah-majalah yang ngetop pada jaman itu pun habis saya lahap, karena setiap minggu dapat jatah pinjam gratis dari perpustakaan.
Pernah saya coba membaca buku puisi Chairil Anwar yang judulnya Deru Campur Debu. Karena memang belum waktunya, alhasil saya cuma mengerti satu baris ini: Eh, ada bocah cilik bermain dengan layangan! Tapi pengalaman itu melekat di ingatan saya sampai dewasa. Dan mungkin menjadi salah satu pengantar saya masuk ke dunia sastra...