[2] PESAN AVI

5.4K 3.3K 1K
                                    

[FOLLOW IG SAYA SYFAADS]
[CHAPTER SUDAH DIEDIT RAPIH]

VOTE-NYA JANGAN LUPA!
Itu sebagai bentuk apresiasi kalian kepada penulis. Nggak memaksa kok, cuman tolong dihargai saja ;)
--VOTE itu gratis kok,--
plus komentnya yaa❤❤

-
"Menunggu saja tak perlu,
Biarkan sesaat membisu,
Pada akhirnya akan berlalu,
Menunggu penjelasan waktu."
-
Cant help falling in love🎶

[ESREGNET]

-CELLO POV-

Entah apa yang dipikirkannya.

Dia termenung. Pintu loker di depannya ia biarkan terbuka lebar. Sejak selesai bermain basket, ia mulai melamun. Bahkan baju seragam yang basah pun tidak diubris olehnya.

"Halo, aku udah pulang pah,"

Lamunan Cello buyar. Ia menoleh ke asal suara dengan cepat. Gadis dengan rambut hitam bergelombang itu yang pertama kali ia lihat. Sambil menelepon seseorang entah dimana, gadis itu ia tatap intens.

"Papah nggak bisa jemput aku?"

Cello mengedipkan matanya. Ia tersenyum kecil. Hanya ada dia di lorong itu. Begitulah ide cemerlang dan senyum manisnya mengembang.

"Mau gue anter?" Tanya cowok itu dengan ramah.

Gadis itu dengan segera mematikan sambungan teleponnya. Sempat terkejut, namun ia dengan cepat tersadar. Setelah menarik napas panjang, ia mulai bertanya. "lo nguping pembicaraan gue sama papah?"

"Iya."

"Sejak kapan lo disitu?"

"Tadi."

"Lo mau anter gue kemana?" Gadis itu terus memberikan banyak pertanyaan tidak masuk akal. Cello terkekeh. Itu pertama kalinya Cello tidak membuatnya kesal ataupun marah saat berbicara.

"Ke rumah." Cello berjalan mendekat. Gadis itu malah berjalan mundur, menjauh. Cello mendengus, "Jadi mau gue anter atau enggak?"

"Gimana gue bisa yakin aman sama lo?"

Cello membalikkan badannya, membelakangi gadis itu, hendak kembali ke lokernya. "Itu tergantung lo."

"Mau atau enggak?" Tegas Cello sambil menghentikan langkahnya. Gadis itu menyerngitkan dahinya heran. Kenapa cowok itu bisa berubah seratus delapan puluh derajat. "Yaudah, kalau nggak mau."

"M-mau." Jawabnya malu.

Cello tersenyum yang membuat pipi gadis itu tambah merona. "Tunggu dekat lapangan parkir, gue ambil motor dulu."

Dengan cepat, Cello mengambil motor ninja-nya dan memberhentikannya di depan gadis itu.

"Naik," ucapnya. Namun tampak keraguan dalam mata gadis itu. Cello mengikuti arah matanya, ia paham. "Nih, jaket gue. Tutupin paha lo itu. Lain kali pakai daleman yang lebih panjang."

Selama diperjalanan, keduanya terdiam. Cello pun tidak mempermasalahkannya, gadis itu mungkin sedang bertanya-tanya. Cello tersenyum dibalik punggungnya. Sesekali melirik gadis dibelakangnya lewat kaca spion.

"Kok, lo tau rumah gue? Lo nguntit gue terus, ya? Jawab!" Gadis itu menggeram saat ia turun dari motor. Wajahnya memerah. Hidungnya kembang kempis.

"Kalau iya, lo mau apa?" Cello terkekeh. Cowok itu melepas helm-nya. "Nggak, Bercanda. Gue tau aja gitu."

"M-makasih ya." Gadis itu menunduk malu. Ia kembali gugup lagi. Cewek yang terlalu gengsi-an.

Cello mengangguk. Namun matanya tak sengaja melihat kalung liontin kecil di leher jenjang gadis itu. "Itu kalung lo? Dari siapa?"

Gadis itu terkejut. Kemudian melirik kalung-nya. Raut wajahnya berubah. "Bukan urusan lo. Dah, sekarang pulang sana!"

Dengan cepat, gadis itu memasuki halaman rumahnya, meninggalkan Cello seorang diri.

Lala, ini gue.

Avi.

[ESREGNET]

ESREGNET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang