[9] WEJANGAN FARELL

2.2K 1.7K 463
                                    

[FOLLOW IG SAYA SYFAADS]
[CHAPTER SUDAH DIEDIT RAPIH]

-

Death bed-powfu🎶

[ESREGNET]

"Punten slurr, gofut nih gofut."

"Bacang sapii, bacang ayam. Mau kaga mang?"

"Woi, bangsat bukain pintunya!"

Cello merapikan rambutnya dengan segera saat suara langkah kaki mendekati pintu utama terdengar. Dengan kaos hitam polos dan celana jeans, Cello merasa penampilannya tak buruk buruk amat jika nanti si tuan rumah akan mengusirnya karena dia tampak lusuh. Toh dia baru dari bandara dan langsung ke rumah Farell. Bodoamat, Cello lagi butuh wejangan hari ini.

Satu tendangan Cello lampiaskan lagi ke pintu besar dihadapannya.

"Sialan, gua baru ganti pintu kamar yang lo rusakin kemaren."Farell membuka pintu dengan paksa. Dibalas cengiran ganteng dari Cello membuat cowok itu geram lalu menyeretnya ke taman belakang.

"Emang gue yang rusakin?"

"Nggak ngaku? Lo ganti pake mobil sport lo yang baru."

Cello melototkan matanya, sekian detik berbagai umpatan sudah meluncur dari mulutnya. "Maunya elo itu mah, mahluk biadab."

"Rachel mana?"Cello celingukkan, menatap sekeliling dengan seksama. Biasanya gadis itu akan singgah dirumah Farell atas perintah emaknya. Yah, Cello sudah sering kali bertemu gadis itu saat menghampiri rumah Farell.

Farell pun duduk dipinggir kolam sambil mengeluarkan sesuatu, tangannya menjepit benda itu dan menaruhnya di bibir. Ia pun menyalakan pemantiknya, dan menghisap benda itu. "Lo mau ngerokok juga?"

"Nggak dulu deh," Cello pun menyenderkan bahunya di bangku taman. Farell tidak membalas ucapannya sama sekali. Ia juga jadi larut dalam pikirannya. Sesaat hening.

"Lo masih Friendzone-an sama Rachel?"

Ucapan Cello yang tiba-tiba membuat Farell keselek. Untungnya keselek ludahnya sendiri, bukan putung rokok. Cowok itu langsung membuang rokoknya. Jadi bad mood."kaga jelas, balik aja lo."

Cello yang sedang menyalakan layar hape-nya mencibir, memilih mengubah topik saat melihat wajah lebam Farell. "Lo abis berantem? Nggak ngajak-ngajak gue?"

"Udah gue ajakin, sekarang lo baru sampe Jakarta. Dah bubar."

Cello mendengus, lalu terdiam lagi. Ia bingung ingin menjelaskan bagaimana ke temannya satu itu. Cello menarik napas untuk memantapkan hatinya. "Ajarin gue dapetin hati cewek."

Kali ini Farell nyembur jus mangga yang baru diantar Bu Dela, pembantu rumah tangganya. Cowok itu sangat haus, sedangkan minumannya terbuang begitu saja, sia-sia. Aish harusnya panggil sekuriti aja ngusir tuh bocah, Farell nggak habis pikir. "Lo ngapain aja sih di Bali? Maenan sama bule?"

Cello langsung melempar sendal ke muka cowok itu. Tidak peduli dengan rintihan dan umpatan Farell yang bertubi-tubi. Siapa suruh ngomong nggak ada rem-nya.

"Lo inget nggak foto cewe di laci kamar gue?"

Farell bangkit dari duduknya, menatap sinis cowok itu lalu memasuki rumah karena sudah mulai magrib. "Iya, gue inget."

"Itu Cella." Tatapan Cello jadi layu. Ia juga mengikuti Farell memasuki rumah. Cowok itu hanya membalasnya dengan anggukkan kecil. "Menurut lo, dia sadar gue teman masa kecilnya?"

"Bisa iya, bisa nggak." Farell masih acuh tak acuh. "Lagian muka lo di foto kagak mirip sama yang sekarang."

Cello berdecak sebal. Menyesal meminta pertolongan dari cowok itu. Toh, nggak ada respon yang serius.

ESREGNET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang