[FOLLOW IG SAYA SYFAADS]
[BELUM RAPIH]-
"Man is himself when he speaks to himself. But, if you give him a mask, he will tell the truth."
[The Fifth Estate]Ramz-barking(slowed)🎶
& Hold On-Chord Overstreet🎶[ESREGNET]
Telinganya berdengung tanpa henti. Rasa sakit perlahan muncul seakan membengkak. Gadis itu membuka matanya sayup-sayup, bergerak bangkit yang sia-sia. Keringat dingin mengucur deras dari pelipis dan punggungnya. Wajah pucatnya yang ternoda terlihat semakin berantakan. Kemudian saat kesadarannya pulih, ia terbatuk-batuk.
Dari sorot pandangannya ia mengerut dahi mendapati seorang gadis dengan keadaan yang tak layak dengan kedua tangan yang terikat tergantung ke atas tengah menangis menatapnya balik. Merasa tak asing dengan wajah itu, ia mencoba membuka suara. Namun seseorang membuka pintu besar memasuki ruangan membuat perhatiannya teralih.
Tuk... Tuk...
Firasat Cella mengatakan itu bukan hal yang baik melihat senapan panjang yang terseret itu membuat suara menggema seirama detak jantung.
Tunggu, sejak kapan Cella bisa berada disini?
"Akhirnya lo bangun." Pada detik setelahnya, masker hitam yang menutupi separuh wajah lelaki itu diturunkan. Cella mengeraskan wajahnya. "Kenapa? Ah gue lupa bilang selamat pagi...?"
Pada sebutan 'Selamat pagi' itu Cella terperangah. Ia mengedarkan bola matanya namun nihil. Tidak ada jam dinding maupun jendela yang menampilkan keadaan diluar. Hanya ruang berantakan bercat merah darah entah dimana ia berada.
"Kayaknya gue nggak pernah nyinggung lo deh... Hanz." Ujar Cella dengan penekanan di akhirannya. Memangnya dia berada di film dimana ia diculik oleh pelaku karena menaruh dendam akibat kesalahannya? Lucu sekali. Cella mendesis, "Biasanya juga lo ngajakin gue ketemuan traktir cafe bukan nodongin senapan begitu buat ancaman."
"Lo udah gila? gue mau sekolah." Kata Cella final sambil beranjak namun tak bisa. Ia baru tersadar jikalau sedari tadi tubuhnya dalam keadaan terikat. Tanganya terikat ke belakang begitu pun dengan kakinya diikat ke kaki kursi. "Lo mau gue laporin ke polisi?!"
Hanz memutar bola matanya jengah sebelum mengangkat senapannya menempel ke dahi Cella. "Dimana lo nyimpen flashdisk itu?"
"Hah?" Cella tersentak sebelum tertawa tertahan. Sebelum ia bertanya maksud Hanz, Cella lebih ingin mengeruk informasi itu. Sepenting apa sampai-sampai cowok itu menculik dan mengancamnya begini. Ia mendesah pelan, "Yang mana? Gue punya dua puluh lebih flashdisk dirumah. Lima untuk file-file soal olimpiade. Lima untuk buku-buku pembelajaran gue. Lima lagi untuk drakor dan film-film gue. Selebihnya? Untuk tugas sekolah dan koleksian gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ESREGNET [END]
Ficção Adolescente[𝗧𝗲𝗲𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁-𝗥𝗼𝗺𝗮𝗻] [𝗡.𝗰𝗼𝘃𝗲𝗿] 'Prince' Avi setelah peristiwa kecelakaan saat hujan itu kembali. Berpikir 'Queen' Lala akan menunggunya dengan identitas yang baru, yaitu Cello si pemuda multitalenta pelanggar aturan. Namun gadis itu b...