[FOLLOW IG SAYA SYFAADS]
[CHAPTER SUDAH DIEDIT RAPIH]-
Inget hukum magnet?Jika magnet saling tarik menarik, maka kutubnya berlawanan.
Sama kayak kita. Lo kutub Utara, sumber medan dan gue yang selalu menarik, kutub selatan.
-
Someone you loved-lewis capaldi🎶
[ESREGNET]
Cello menyampirkan sarungnya ke atas kursi meja belajar. Matanya menatap lurus ke jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi. Rambut cepaknya basah terkena air wudhu. Sempat terpikir olehnya sudah berapa lama tak bangun untuk solat malam, mungkinkah terakhir di Jerman? Itupun sudah pasti jarang.
Kerongkongannya kering, dahaga muncul begitu saja, dan Cello memustuskan berjalan keluar kamarnya. Mencari minuman dingin di pulkas dapur lalu pergi mengerjakan sesuatu seperti mengecek berkas saham milik perusahaan ayahnya dan melakukan seuatu untuk itu. Sebelum itu, penerangan di ruang tengah membuat langkahnya terhenti dan beralih ke arah sana.
"Lo nggak ke kamar?" Tanya Cello sambil mengambil duduk dihadapan Cella. Betapa terkejut dirinya mendapati gadis itu tengah memeluk kotak Cheese cake yang ia beli semalam. Senyumnya terukir begitu saja.
"Bangunin enggak?" Kekeh Cello pada dirinya sendiri. Tak lama ia mendapati jawabannya sendiri dan menggendong Cella ke atas sofa, merebahkan tubuh gadis itu dan segera mengambil selimut dari jemuran diluar rumahnya.
Handphone Cello berdering tiba- tiba menampilkan nama Bunda disana. "Halo, Direktur Natasha?" Rasa sesak itu kembali muncul, namun yang timbul malah suara serak.
"Bagus deh kalau jam segini udah bangun. Saya berangkat ke Dubai besok, kamu bisa check up kantor pusat saya di Jakarta Utara?"
"Kan ada Pak Herman?" Ujar Cello sambil menyenderkan dirinya ke sofa sedang matanya menatap Cella yang tertidur nyenyak diseberang.
"Sekertaris itu..., ah saya benci dia." Terdengar helaan berat. Cello tahu alasannya, apalagi kalau bukan Pak Herman yang mendukungnya sebagai ahli waris sejak kematian ayahnya. "Kamu harus terus cari surat wasiat itu, pokoknya perusahaan bakal jadi milik saya."
Cello memutar bola matanya jengah. Gila harta, pikirnya. "Saya pelajar, saya hanya sekolah." Ujar Cello mulai tak sabar.
"Memangnya saya tidak tahu kelakuan kamu selama di Jakarta? Mabuk-mabukkan? Masih bilang sekolah?"
Cello berdecak. "Udah nggak ke klub lagi."
"Terserah kamu lah, pusing saya. Ngomong-ngomong Cella bisa tinggal lebih lama?" Serobot Natasha cepat membuat dahi Cello berkerut. "Ayahnya ikut rapat dewan sama saya ke dubai."
"Ya." Cello menjauhkan hape dari telinganya, lalu mendekatkann speaker ke bibirnya. "Saham perusahaan terus menurun, tidak terpikirkan dengan umur anda? Wariskan saja, lebih cepat lebih baik."
Terdengar geraman namun Cello langsung mematikan sambungan telepon dan beranjak dari ruang tengah.
merepotkan, pikirnya.
[ESREGNET]
"Jadi siapa perwakilan panitia dari sekolah kita selain lo? Nggak mungkin Cello kan?" Suara Rachel tepat saat bel jam pelajaran berganti membuat fokus Cella dari buku teralih begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESREGNET [END]
Novela Juvenil[𝗧𝗲𝗲𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁-𝗥𝗼𝗺𝗮𝗻] [𝗡.𝗰𝗼𝘃𝗲𝗿] 'Prince' Avi setelah peristiwa kecelakaan saat hujan itu kembali. Berpikir 'Queen' Lala akan menunggunya dengan identitas yang baru, yaitu Cello si pemuda multitalenta pelanggar aturan. Namun gadis itu b...