Myungeun merasakan tidurnya terusik, seseorang tengah menggerakkan lengannya berusaha untuk membangunkannya. Karena rasa kantuk yang tak dapat ia lawan, maka ia membiarkannya.
"Noona, ayo bangun..."
"Eungg, iya noona bangun."
Bohong jika ia lebih memilih untuk tidur kembali setelah mendengar suara Jisung membangunkannya, Myungeun sangat sayang dengan adiknya itu.
Ia melihat jam di nakas, masih tengah malam, dapat ia pastikan kalau Jisung terbangun karena suatu hal.
"Mimpi buruk lagi?"
"Bukan noona,"
"Lalu? Kamu haus? Lapar?"
"Bukan juga."
Setelah menyalakan lampu kamarnya ia baru sadar, wajah adiknya tersebut pucat. Myungeun sangat panik.
"Astaga, kamu kenapa?!"
"Perutku sakit noona."
"Kita ke rumah sakit sekarang juga, kamu tunggu di sini, noona bangunkan Jimin oppa dulu,"
Pikirannya kalut, ia berusaha mengetuk pintu kamar kakaknya tersebut, tapi nihil. Akhirnya ia sedikit berteriak, masa bodo jika ada tetangga yang terusik.
Suara kunci terbuka membuatnya sedikit lega, muka bantal Jimin menghilang digantikan dengan ekspresi terkejutnya saat Myungeun berkata,
"Jisung sakit, cepat siapkan mobil, kita ke rumah sakit sekarang juga!"
gone,
"Siapa suruh makan tujuh es krim dalam satu waktu, jadi sakit kan?"
"Kata hyung tidak apa kalau aku membeli sepuluh es krim dalam satu waktu, dan aku hanya membeli tujuh."
"Hyung membolehkanmu membeli sepuluh dalam satu waktu, bukan berarti dihabiskan dalam satu waktu juga!"
Kedua kakak beradik itu terus saja beradu mulut, sampai suara Myungeun membuat mereka terdiam.
"Sudahlah, lagi pula sudah terjadi. Dan Jisung juga tak parah, siang ini sudah bisa pulang."
Iya, sebegitu tingkat kebucinan mereka terhadap Myungeun. Apa saja kemauan Myungeun pasti mereka kabulkan, kalau tidak yang aneh-aneh pastinya.
Keadaan ruangan menjadi hening, sampai saat yang paling muda diantara mereka mengeluarkan suara,
"Hyung, noona, aku rindu appa."
Jimin berusaha menampilkan senyumnya, mengusak rambut adik terkecilnya dan berkata,
"Appa pasti juga merindukan kita. Tunggu sebentar ya? Appa sedang sibuk dengan pekerjaannya,"
Jisung menyesal telah mengatakan hal itu, setelah ia melirik ke arah Myungeun yang tengah menangis tanpa suara. Myungeun juga merindukan appanya, bukan, ia merindukan appa dan eommanya, ia rindu keluarganya bersatu kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/211044858-288-k552594.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE, Jeon Wonwoo x Park Myungeun
Fanfiction((hiatus)) Aku berusaha keras mengingatmu, di tempat di mana kita dulu bersama. Aku sangat bahagia hanya dengan berjalan di bawah hujan denganmu, tapi kau tak lagi di sini, bersamaku. --republish