Part 5

29 1 0
                                    

Pagi ini,Devan sudah ada disekolah,dia sedang berjalan menuju kelasnya yang sangat berisik entahlah mungkin terjadi kegaduhan. Sesampainya dikelas semua orang saling bisik sambil menatap Devan sampai Devan duduk ditempat duduknya. Tak lama Siska-sahabat Nindy,orang yang 'nyablak' dan asal ceplos kalau ngomong datang ke tempat duduk Devan,

"Dev",panggil Siska. Devan tak menjawab ataupun menoleh sedikitpun,dia hanya diam sembari memainkan ponselnya.

"Dev ihh gue mau nanya,mmm lo pacaran sama Nindy?",tanya Siska hati-hati.

"Nggak",jawabnya pelan lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Terus kemaren kok lo pulang bareng Nindy?", Siska terus saja mencoba untuk mengorek faktanya,Devan menoleh dan hanya menatapnya datar,

"Brisik",tegasnya lalu beranjak pergi keluar kelas

"Bhahahaha mampus lo,nanyak mulu si"ketiga temannya tertawa terbahak-bahak

"Dukun yang bagus dimana sih?" Kesal Siska

"Mau ngapain lo?"

"Mau gue santet tu si Devan,gedekk gue" balas Siska

Tak lama setelah kepergian Devan,kini Nindy memasuki kelas dan..
"Naahh ini dia ni bocahnya nih" pekik Laura menggelegar dikelas saat kedatangan Nindy.

"Ada apaan nih" tanya Nindy

"Nin,lo jadian kan sama Devan? Iya kan? Ngaku lo jangan kayak si Devan kalo ditanyain!" Timpal Siska bertubi-tubi. Nindy mengernyitkan dahi,

"Jadian? Enggak"

"Serius? Jan boong lo!" Ujar Silla memastikan.

"Hmm lebih tepatnya sih belum" jawab Nindy santai dan angkuh.

"Belum?"

"Hahahaha udah ngapa lo pada kayak ibu-ibu gosip tingkat akut", terang Nindy membuat seisi kelas tertawa.

Abel dan teman-temannya memang belum masuk kelas mungkin sedang sarapan dikantin,jadi mereka tidak akan tahu masalah ini.

                                     ✏️

Bel masuk berbunyi,Devan sudah berada didalam kelas,saat Abel cs baru masuk kedalam kelas,Devan berpikir sejenak,

Kemaren pas gue balik bareng Nindy gue kayak ngeliat tu cewek depan gerbang dan cuma ada dia sama Della,apa mungkin dia yang nyebarin gosip? Hmm lo nggak tau gue.. -ucap Devan dalam hati.

Entah perasaan Abel saja atau bagaimana,Devan terus saja menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan,tatapan itu membuat Abel tertunduk.

Pada saat kegiatan belajar berlangsung pun sepertinya Devan terus saja menatapnya,namun Abel acuh tak acuh ia memang sudah sedikit menepi dari Devan setelah kejadian kemarin.

                                 ☘️☘️

Setelah bel pulang berbunyi dan guru yang ada didepan pamit undur diri,Abel cepat-cepat memasukkan barang-barangnya dan keluar dari kelas.

Nindy melangkah mendekati Devan yang tengah memasukkan buku-bukunya,
"Dev, lo sibuk nggak" tanya Nindy hati-hati

"Sibuk" jawab Devan singkat

Devan melangkah mendahului Nindy, "lo bisa anter gue nggak?" Tanya Nindy lagi

"Nggak", bukan ini jawaban yang diharapkan Nindy,setelah mengucapkan itu Devan pergi meninggalkan Nindy yang masih terdiam karna balasan yang Devan berikan.

Saat menuju gerbang sekolah tiba-tiba langkah Devan terhenti,ia menatap Abel yang berada di depan gerbang
sedang memainkan ponselnya,kali ini ia sendiri.

Tanpa pikir panjang Devan masuk kedalam mobilnya dan melajukannya menuju ke tempat Abel berdiri,dan berhenti tepat disampingnya,

Abel terkejut,disampingnya sudah ada mobil Devan,apalagi kaca mobil itu diturunkan sehingga memperlihatkan seseorang yang Abel kagumi,namun ia pura-pura tidak menyadari akan keberadaannya

"Masuk" titah Devan entah kepada siapa,namun kini disitu hanyalah tinggal Abel seorang

Dengan gemetaran, Abel menoleh "Lo-lo ngomong sama gu-gue?" Sial,kali ini kegugupannya membuat suaranya terbata-bata

"Masuk" titah Devan sekali lagi

Abel berusaha menghilangkan kegugupannya dan tersenyum ,"ma-makasih tapi gue udah dijemput" balas Abel seadanya,ia berbohong padahal saat ini ia sedang memesan ojek online namun tidak ada yang mengambil orderannya

"Nggak peduli,masuk" ujar Devan sambil menatap lurus padanya yang membuat bulu kuduknya merinding

Dengan cepat Abel membuka pintu mobil dikursi penumpang yang bersebelahan dengan kursi pengemudi.

Tanpa disadari,ada seseorang yang melihat Abel memasuki mobil Devan.

                                 ✏️✏️

Baru beberapa menit perjalanan,Devan menghentikan laju mobilnya dipinggir jalan yang sangat sepi bahkan mungkin tidak orang,disaat itu pula pikiran kotor Abel mulai menghinggapi.

"Lo punya masalah sama gue" setelah lama diam akhirnya Devan bersuara.

"Hah?" Abel mengernyitkan dahi tak paham

"Lo yang nyebar gosip kan? Tanya Devan tiba-tiba

Abel terkejut luar biasa, "gosip? Gosip apaan gue nggak ngerti"

"Nggak usah nyangkal!" Potong Devan dengan cepat

Sungguh ini bukanlah Devan yang ia lihat sebagai cowok dingin melainkan menyebalkan,rasanya ingin menciumnya,eh.

"Serius gue nggak ngerti apa yang lo ngomongin"

Jawaban Abel membuat Devan berdecih,
"Turun lo!" Seketika nafas Abel sesak,sempit

"Nggak denger?" Timpal Devan tanpa menoleh

Dengan perasaan berkecamuk,Abel melepaskan seatbeltnya dan melangkah turun dari mobil Devan.

Saat ingin bersuara tiba-tiba Devan sudah menancap gasnya,astaga Abel sudah seperti jalang malam yang diturunkan ditepi jalan,sendirian.

"Cowok aneh lo,tadi nyuruh masuk maksa gue abis itu diturunin dipinggir jalan seenaknya,dasar bab— astaga Bel jangan ngatain sembarangan bajingan ganteng itu"gumam Abel sambil mengelus dadanya

"Gue sumpahin lo jadi pacar gue" pekik Abel kesal,untunglah mobil Devan sudah tak terlihat dan tidak ada orang disini jadi tidak akan ada yang mendengar teriakannya.

                                        ***

Thank you for reading<3

See you next chapt!👋❤️

Aku,pengagum rahasiamu. (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang