Part 6

16 0 0
                                    

Mumpung libur sekolah gegara corona,gue lanjutin ni cerita,gada kerjaan. So,langsung baca aja.

Happy reading and enjoy!❤️

•••••

Devan memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mewah bernuansa Eropa klasik itu.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, baru pulang nak" ujar wanita paruh baya awet muda yang sedang duduk disofa menonton televisi, Ami namanya dia Mama Devan.

Devan melirik sekilas jam dinding yang terpajang diatas televisi,

Udah jam 5, emang selama itu ya gue berurusan sama tu cewek? Batinnya.

"Iya ma,ada urusan bentar"

"Makan dulu yuk, mama udah masak sop iga kesukaan kamu,mama ambilin ya"

Devan hanya mengangguk, lantas ia berjalan menuju meja makan dan duduk menunggu mama nya mengambil makan untuknya.
Devan makan dengan sangat lahap,mungkin karena tadi siang ia tidak makan dikantin dan memilih untuk membaca buku dikelas.

"Eh sini biar mama yang nyuci"

"Nggak,Devan aja"

Ami tersenyum lebar melihat sikap anak terakhirnya itu.
Perlu dijelaskan sedikit, Devan adalah anak terakhir dari Tommy Pradipta sang pemilik SMA Dwi Bhakti,ya sekolah yang kini Devan tempati,sifat Devan sangat bertolak belakang dengan kakaknya,Abigail Zara Pradipta atau yang biasa dipanggil Zara, kakaknya itu sangat menyebalkan,ceria,dan tukang sindir.

Tiba-tiba Zara datang dengan menenteng laptop dan tas ransel dibahu sebelah kanannya,habis pulang kuliah dia.

"Wihh tumben banget adek gue yang kaku ini nyuci piring" sindir Zara,dia memang suka sekali menyindir perihal sifat Devan yang dingin dan kaku.

"Berisik lo!"

"Selo dong bwangg"

"Kakak udah ah jangan digodain mulu adeknya,sana mandi mukanya dekil banget tuh" ujar Ami menengahi

Wajah Zara muram seketika,"ah masa sih mah" ia meraba wajahnya.

"Mampus dikatain" ucap Devan datar

"Diem! Zara mandi dulu deh ma,byee" setelah itu punggungnya tak lagi terlihat.

••••

Saat ini Abel,Della,Nayya,dan Jessie sedang berada dikantin. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing, berbeda dengan temannya Abel hanya mengaduk-aduk mie ayamnya tak nafsu.
Hingga Nayya menyadari itu,ia menggebrak meja dengan keras,

Brakk

Ketiganya tersentak kaget

"Apaan si lo Nay!" Kesal Jessie

"Tau lo! Lagi makan juga!" Timpal Della

Dan Abel hanya menampakkan wajah datarnya

"Woi lo kenapa si Bel,bengong ae mikirin utang lo?"

"Sembarangan, gue sentil ni ginjal lo" sewot Abel

Nayya terkekeh pelan, "lagian bengong mulu daritadi,mie ayam juga kagak diabisin, lo kalo ada masalah keluarin dong jangan dipendem,nih kayak gini nih—"

Pretttt

Sebuah gas alami keluar dari 'pantat' Nayya membuat semuanya sontak membulatkan mata dan menutup hidung kuat-kuat, you know lah suara apa.

"Legaaaa" ucapnya

"Bangsat lo Nay! Gue lagi makan ini jangan bikin gue nggak napsu!"

"Si anying ! Kentut kagak tau tempat amat"

"Urat malu lo masi ada nggak si Nay?!" Kini Abel yang berbicara

"Hehehe, lo pada kayak nggak pernah kentut aja" Nayya memamerkan cengiran kudanya

"Eh mau pada denger lagi nggak?" Ucap Della

"Nggak! Lo mau kentut juga huh?!" Tuduh Jessie

"Kagak elah, serius ih"

"Yaudah paan"

"Intinya tuh, gue nyebarin gosip kalo Devan sama Nindy tuh pulang bareng, dan lo tau? —"

Brakk

"Bomm, langsung heboh anjir seantero sekolah"lanjutnya

Abel membulatkan mata tak percaya, "oh jadi elo yang—"

"Ssttt diem elah jan gede-gede ngomongnya romlahh!" Cicit Della

Abel tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya,ia tengah menahan kalut emosinya,gara-gara Della kemarin ia diturunkan dijalanan sepi cem jalang.

"Lo kenapa si Bel? Cemburu? Elah cuman gosip doang sensi amat lu—"

"Bukan itu—" sergah Abel cepat-cepat

"Trus apa?" Ucap ketiganya serempak

"Gue tuh-" belum sempat Abel melanjutkan ucapannya,suara seseorang yang menyebut namanya menginstruksikannya untuk mengurungkan amarahnya.

"Abel !!" Teriak seorang cowok,Devan memanggilnya. Sontak hal ini membuat seluruh orang dikantin menoleh, yang dipanggil siapa yang nengok satu kantin.

Devan menghampiri tempat duduk Abel,dan menyodorkan sesuatu

"Ketinggalan" ucapnya singkat

Devan memberikan kartu pelajar milik Abel yang sempat jatuh didalam mobilnya kemarin. Astaga bagaimana bisa kartu pelajar Abel bisa ada ditangannya,pasti itu yang ada dipikiran siswi seisi kantin.

Abel menerimanya dengan susah payah,jantungnya berpacu lebih cepat.
"M-makasih"

Setelah itu Devan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan 'sama-sama'

Ketiga temannya sejak tadi melongo tak percaya.

"OMG OMGGG, Bel lo utang cerita sama kita" desis Della menyeringai.

•••

Segini dulu oke,udah malem bgt,btw skarang jam 00.03 wib, definisi human gabut ya gini wkwk. (dih so asik lo)

Thank you for reading<3

See you next chapt!👋❤️

Dhea🤩

Aku,pengagum rahasiamu. (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang