“Ahhhh sakit!! Sakit sekali perutku!!” Seorang wanita paruh baya bernama Naeun memegangi perutnya yang sedang hamil Sembilan bulan. Naeun berbaring di ranjang rumah sakit yang didorong oleh seorang suster dan suaminya, Jack.
“Sakit sekali perutku!!” Naeun menggenggam erat tangan Jack, dan beberapa kali mencakar nya.
Di dalam ruang operasi telah berjejer beberapa wanita yang mau melahirkan. Namun Naeun yang paling berteriak keras dan merasa sangat kesakitan. Dokter menghampiri ranjang Naeun untuk memeriksa keadaanya. Jack menunggu disamping Naeun dengan wajah yang khawatir, keringat dingin keluar disekujur tubuhnya.
“Maaf pak, sepertinya kita harus melakukan operasi sesar untuk mengeluarkan bayinya” ucap Dokter.
“Lakukan apa saja dok untuk kebaikan anak dan istri saya.” Jack menganggukan kepala.
Jack menandatangani persetujuan operasi sesar tersebut. Naeun dibawa keruang operasi oleh tiga suster yang menanganinya. Jack turut mengikuti dari belakang.
Sesampainya didepan ruang operasi, Jack dihadang oleh suster yang mengantar Naeun untuk tidak ikut kedalam. Jack hanya menuruti perkataan suster dan duduk di bangku tunggu depan ruang operasi.
Di dalam ruangan, Naeun masih teriak kesakitan. Sampai nafasnya terdengar lelah dan berat sekali. Naeun diberi obat bius melalui suntikan dari infusnya. Perlahan demi perlahan, Naeun tidak sadarkan diri dan mulai tertidur pulas.
“Siapa kamu?” Naeun memandang sosok Hoseok yang berada tepat disebelah ranjangnya di ruang operasi.
“Aku malaikat maut Hoseok?” Hoseok tersenyum ramah kearah Naeun dengan membungkukkan sedikit tubuhnya.
“Apa?! Malaikat maut?” Naeun terkejut tak percaya. “Apa maksudmu?” Lanjut Naeun.
“Waktumu telah habis di dunia! Maukah kau ikut denganku ke alam selanjutnya?” Hoseok masih tersenyum dan memandang kearah Naeun.
“Tapi. Aku baru saja melahirkan bayi. Kenapa aku harus mati secepat ini?” Naeun bangkit dari ranjang dan melihat bahwa perutnya tidak merasakan sakit sama sekali.
Hoseok membaca buku catatan yang ada ditangannya. “Kau akan mengalami gagal jantung. Jadi kau gagal dalam operasi itu.”
“Bagaimana dengan bayiku?” Naeun memegangi perutnya yang datar.
“Bayimu akan selamat.” Hoseok membalikan badan, menjauhi Naeun beberapa langkah.
“Aku tidak mau pergi. Aku mau mengurusi bayiku sampai dia dewasa.”
Hoseok hanya menundukan kepala dan menghela nafas. “Jika kau ikut denganku, aku akan memberikan salah satu dari bola ini kepada bayimu,” Hoseok mengeluarkan tujuh bola berwarna. “Ini adalah bola keberuntungan, yang merah akan membuat seseorang menjadi pengusaha sukses, yang kuning bisa menjadi penyanyi, yang hijau bisa menjadi seorang atlet, yang biru bisa menjadi artis terkenal, dan yang ungu akan membuat seseorang menjadi ilmuan, Jingga bisa membuat seseorang menjadi penceramah terkenal, yang oren bisa membuat seseorang menjadi dokter. Kau bisa memilih salah satu bola ini untuk anakmu. Tapi dengan syarat kau harus ikut denganku.” Jelas Hoseok.
Naeun terdiam. “Apa yang akan terjadi jika aku tidak mau ikut denganmu?”
Hoseok menjawab dengan nada pelan “Anakmu akan kesusahan, dia akan di bully semua orang dan hidup dengan pas-pasan”
“Kau bohong!” Naeun menggelengkan berulang kali kepalanya.
“Aku ini malaikat. Mana mungkin bohong!”
Naeun terdiam dan menangis, Hiks! Hiks!
“Kau tidak mau kan kalau anakmu sampai menderita?” Hoseok mendekatkan dirinya kepada Naeun dan tersenyum.
Naeun menggelengkan kepala, “Bagaimana bisa seorang ibu melihat anaknya menderita!”
“Jadi bagaimana?”
Hening.
“Aku mau ikut denganmu, di bandingkan dengan nyawaku. Bukankah kebahagiaan anakku harus aku utamakan?”
Hoseok menganggukkan kepalanya perlahan.
“Tapi, kau harus menjamin kesuksesan anakku!” lanjut Naeun.
“Bola warna apa yang mau kau pilih?” Hoseok memperlihatkan tujuh bola berwarna yang dia ambil dari saku suits blezernya.
Naeun menunjuk bola berwarna merah.
“Pilihan yang tepat!” Hoseok tersenyum.
Hoseok menerbangkan bola itu kelangit dan berkata “Pergilah ke anak wanita ini. Kau sudah dipilih.”
Ruangan berubah menjadi ruangan dengan kepanikan, suara dari mesin-mesin terdengar nyaring sekali. Ruangan yang mulanya sepi, kini menjadi ramai dengan dokter dan suster yang menangani operasi sesar Naeun. “Kenapa ruangannya berubah?” Naeun berjalan menghampiri dirinya yang sedang terbaring di atas ranjang operasi lengkap memakai pakaian hijau dan tutup kepala. Naeun melihat ranjang bayi kecil yang berada disebelahnya, didalam sana terdapat bayi mungil yang masih menutup rapat matanya dan berlumuran darah segar.
Bola itu melayang di udara dan masuk kedalam tubuh bayi yang baru saja lahir itu. Jack sangat senang ketika mendengar anaknya telah lahir. Dokter juga menyuruh Jack berdoa karena Naeun mengalami gagal jantung sehingga perlu tindakan medis lanjutan.
Jantung Jack berdegup dengan kencang, keringat dingin keluar dari tubuhnya. Jack tidak berhenti berdoa, dia melihat keruang operasi setiap saat. Langkahnya tidak dapat dihentikan, dia mondar-mandir tidak tenang. Jack terlihat sangat khawatir. Tak lama dokter keluar dari ruang operasi dan menggelengkan kepala. Dokter itu berkata kepada Jack bahwa nyawa Naeun tidak tertolong.
Hoseok dan Naeun melihat Jack dari kejauhan. “Maafkan aku Jack, aku tidak ingin melihat anak kita menderita”
Hoseok berkata “Selesai!” Tiba-tiba cahaya sangat terang mengitari Hoseok dan Naeun. Hoseok mempersilahkan Naeun masuk terlebih dahulu. Semakin Naeun berjalan, cahaya itu semakin menghilang.
Suster keluar dari ruang operasi membawa anak Naeun dan Jack yang sudah bersih dimandikan, diselimuti dengan kain dan dikasih topi mungil untuk menghangatkan tubuh bayi itu.
Hoseok berjalan menuju Jack yang sedang menggendong bayinya yang sedang menangis.“Anak yang tampan. Maaf ya, kau harus tumbuh besar tanpa sosok ibu.” Hoseok menurunkan bibirnya seolah dia merasakan rasa sedih atas bayi yang sedang di gendong Jack.
Hoseok pergi meninggalkan Jack dan bayinya.
“Hmm sekarang dimana lagi ya?” Hoseok membuka buku catatan yang diberikan oleh Namjoon.
Hoseok memandang langit, membentangkan kedua sayap hitam yang lebar. Kemudian menghilang.
~To Be Continued~
Note :
Hai Guys yang mau ngasih kritik dan saran dipersilahkan di kolom komentar ya~Makasih juga buat temen temen yang udah support cerita aku~
Klik next yuk!!
KAMU SEDANG MEMBACA
7 ANGEL'S of DEATH (END √)
FanfictionSetiap manusia pasti akan mati, namun setiap kematian pasti ada sebabnya. Entah karena mereka sakit, dibunuh, kecelakaan, bunuh diri, melahirkan, atau mereka mati ketika masih kecil. Setiap penyebab kematian masing-masing mempunyai malaikat mautnya...