Sudah lima bulan para malaikat maut menjalankan tugas tambahan mereka.
“Aku tidak bisa begini! Terlalu banyak korban berjatuhan!” Seokjin mencabut nyawa manusia yang sedang tidur dikasur rumah sakit, ada lima korban sekiranya.
“Aku juga!” Taehyung membalas perkataan Seokjin. Taehyung berada di kasur pasien rumah sakit bagian depan.
“Kau mencabut berapa nyawa di rumah sakit ini?”
“Mungkin 100?”
“100?”
“Iya. Kau?”
“Aku 200.”
“Kenapa banyak sekali korban di lima bulan terakhir ini?!”
***
Di sisi lain, malaikat maut J-Hope dan Jungkook.
Jungkook keluar dari ruang rawat inap di sebuah rumah sakit, melihat J-Hope yang sedang berlari menuju kamar isolasi.
“Sudah berapa banyak?” Jungkook berteriak kepada J-Hope dari kejauhan.
J-Hope tidak melihat Jungkook dan langsung masuk kekamar isolasi, “150 nyawa!” teriak J-Hope.
Jungkook menggelengkan kepala, kemudian berjalan menuju ruang infeksi.
***
Namjoon membolak-balik kan buku catatan pencabutan nyawa miliknya.
“Ah- kamar IGD.” Namjoon masuk kedalam, melihat sekeliling, mendapati beberapa orang yang tergeletak diatas ranjang dengan infus yang mengalir.“Ada berapa ya diruangan ini?” Namjoon melihat nama-nama pasien di ujung ranjang. Kemudian mencocokan nama mereka di buku catatan.
“Astaga! Semuanya?”
Semua mata pasien diruang IGD tertuju pada Namjoon. Salah satu pasien berkata, “Kamu dokter ya? Kenapa memakai pakaian hitam?” sebelum Namjoon menjawab.
“Ibu melihat siapa? Tidak ada dokter yang datang. Semua dokter juga memakai baju putih.”
Namjoon merapatkan bibirnya, kemudian tersenyum kearah ibu tadi.
“Ibu, maukah ibu ikut denganku?”Ibu itu mengerutkan dahinya, Namjoon tersenyum ramah. Namjoon memegang tangan ibu itu, mempersilahkannya untuk ikut dengannya, kemudian “Selesai!” Namjoon menepuk kedua tangannya, cahaya putih mengitari ruangan, kemudian diikuti dengan beberapa pasien yang ada diranjang rumah sakit.
Mereka semua tersenyum, “Kalian akan di bimbing setelah masuk kesana. Semoga kalian ditempatkan ditempat sebaik-baiknya. Di sisi Tuhan.”
Cahaya meredup. NIIINNN!!!! Suara alat detak jantung berbunyi secara bersamaan.
“Ibu!!! Ibu!!!”
“Ayah! Bangun ayah!! Jangan tinggalkan aku!”
“Ibu! Kenapa ibu diam saja?”
“Dokter! Dokter!”
Semua keluarga pasien panik, doterpun memeriksa mereka satu persatu, dan menggelengkan kepala.
Ruang IGD dipenuhi dengan suara tangisan dari para keluarga yang ditinggalkan secara mendadak.
Namjoon melihat sekeliling sejenak, berjalan kearah pintu, membungkukan sedikit badannya, “aku turut berduka cita, untuk kalian yang ditinggalkan.” Kemudian menghilang.
Gimana nih bonus chapter nya?
Bagus ga?
Kalian masih kurang sama ceritanya?
Apa udh cukup sampe sini aja? HeheJangan lupa untuk kasih vote dan komen untuk cerita ini ya~
Terimakasih
Oh iya, mampir ke cerita baru aku yuk!!
Dan
KAMU SEDANG MEMBACA
7 ANGEL'S of DEATH (END √)
FanfictionSetiap manusia pasti akan mati, namun setiap kematian pasti ada sebabnya. Entah karena mereka sakit, dibunuh, kecelakaan, bunuh diri, melahirkan, atau mereka mati ketika masih kecil. Setiap penyebab kematian masing-masing mempunyai malaikat mautnya...