Seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun bernama Haru sedang duduk di depan pagar rumah tua dan kumuh. Haru terduduk sambil memegang kedua lututnya, baju dan celana yang basah karena diterpa hujan, dan wajah yang pucat membuat haru terlihat sangat kedinginan. Sesekali tubuh mungilnya gemetar.
"Kau tidak apa-apa?" Jimin tersenyum dan melindungi anak kecil itu dengan payung yang dipegang olehnya.
Haru menatap sedih kepada Jimin dan berkata "Aku sangat kedinginan"
Jimin memberikan jaket yang dia pakai kepada Haru. Haru cepat-cepat memakai jaket itu. Jimin pun tersenyum.
"Kenapa kau di sini?" tanya Jimin sambil menawarkan tangan kanannya untuk digenggam oleh Haru.
Haru menerima tangan Jimin dan berkata "Aku tidak tau, kenapa aku ada disini"
Jimin tersenyum ramah "Dimana rumahmu? Mau aku antarkan?"
Anak kecil itu menggelengkan kepala. Jimin memandang kedalam rumah tua dan kumuh itu dengan tatapan serius.
"Kau mau ikut denganku?" Jimin menganggukan kepala dan tersenyum ke Haru.Haru menjawab "Iya"
Haru memandang Jimin heran "Kau terlihat seperti malaikat yang tampan"
Jimin menoleh kearah Haru dan tersenyum manis "Terimakasih. Kau juga anak yang baik"
Haru memegang erat tangan Jimin dan tersenyum "Terimakasih"
Mereka berhenti di sebuah rumah yang indah bernomer 77 dengan interior rapih didalamnya. Haru tersenyum senang namun beberapa kali memeluk erat tubuhnya sendiri.
"Kenapa aku masih kedinginan? Padahal aku sudah memakai jaket darimu"
Jimin memandang kearah Haru dan mempersilahkan Haru duduk di sofa ruang tamu "Sini duduk dulu, akan ku ambilkan selimut dan ku buatkan teh hangat untukmu"
Haru duduk disofa ruang tamu dengan mesin penghangat di depannya, namun Haru masih merasa sangat kedinginan. Sesekali haru memeluk bantal yang ada disampingnya. Jimin datang membawa selimut dan teh hangat. Jimin mempersilahkan Haru untuk meminum teh hangat itu. Haru dengan cepat mengambil teh hangat yang ada ditangan Jimin, dan meminumnya sampai habis.
Haru masih gemetar kedinginan "Kenapa aku masih merasa kedinginan?"
Haru mulai tidak mengerti dengan keadaannya dan menangis. Jimin menatap sedih ke Haru dan memegang kedua tangan Haru yang kecil sambil berkata "Kau anak yang baik, seharusnya kau tidak diperlakukan seperti ini"
Jimin meghapus air mata Haru dengan lembut di kedua pipi Haru yang mungil dan halus. Haru semakin menangis dan tidak tahan dengan rasa dingin itu.
Hiks! Hiks! "Aku sangat kedinginan" Haru menangis dan memeluk Jimin.Jimin membalas pelukan dan mengelus kepala Haru dengan penuh kasih sayang. "Sabarlah sebentar lagi, kau akan tau penyebabnya"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
7 ANGEL'S of DEATH (END √)
FanfictionSetiap manusia pasti akan mati, namun setiap kematian pasti ada sebabnya. Entah karena mereka sakit, dibunuh, kecelakaan, bunuh diri, melahirkan, atau mereka mati ketika masih kecil. Setiap penyebab kematian masing-masing mempunyai malaikat mautnya...