Chapter 5 || Asa di atas Ring (Myasthenia Gravis)-part 1

314 44 38
                                    

(Diambil dari salah satu kasus di drama 'dr. John' - Uisa Cha Yohan. Kasus Myasthenia Gravis. Tentang seorang petinju yang lebih memilih mati karena kesakitan menderita penyakit yang belum diketahuinya)

Note: Mingyu is Kim Mingyu Jellyfish trainee, Minkyu is Kim Minkyu SEVENTEEN



Typo everywhere!!!





Suara sorak saling bersahutan dari dua kubu berbeda. Menyemangati dua petarung yang saling mengepalkan tangan dan melempar tinju ke arah lawan. Suara peluit wasit bergantian mengiringi sorakan penuh emosi dari pihak pendukung.

Di salah satu kursi bagian tengah penonton, seorang namja menatap malas pemandangan penuh emosi dan kekuatan itu.

Yuvin menatap sekali lagi Rolex di pergelangan tangannya. Sesekali hembusan nafas kasar terdengar mengudara. Hal yang paling disesali Yuvin ketika bertemu dengan sang kakak, Kim Minkyu, adalah saat seperti ini. Ketika sang kakak sedang luang dan menyeretnya menonton sesuatu yang menurut Yuvin tak berguna dan membuang waktu.

Jika bukan karena jatah liburnya yang menunpuk dan saran Kepala Seo untuk refreshing, Yuvin tak akan mengambil sebagian jatah cutinya dan menghabiskan bosannya waktu luang dengan menemani sang kakak ke tempat ini.

Di atas Ring, seorang petinju berbadan kekar –yang Yuvin tahu adalah petinju terkenal Korea saat ini- memukul lawannya dengan penuh tenaga, tak memberi celah sang lawan membalasnya. Ketika celah itu ada, giliran sang lawan yang melayangkan kepalan tangannya dengan kuat. Terjadi terus-menerus seperti itu.

Yuvin menatap adegan itu dengan cermat. Mengamati hal-hal yang bisa menemukan jawaban dari alasan Minkyu menyukai olahraga yang menyajikan banyak kesakitan dan kekerasan. Dokter Fellow Bedah itu melirik ke samping, melihat Minkyu yang hanya bersedekap mengamati jalannya pertandingan. Merasa diperhatikan, suami Jeon Wonwoo itu menoleh.

"Wae?" Yuvin menggeleng lalu memalingkan pandangannya ke Ring lagi. [Kenapa]

Minkyu berdiri, menepuk-nepuk celananya lalu pamit pada Yuvin ke toilet. Yuvin hanya mengangguk malas.

Di atas Ring, petinju bernama Tablo itu melayangkan kepalannya ke wajah sang lawan, lalu sang lawan balas meninju ke arah Tablo. Kepalan tinju itu mengenai wajah Tablo. Tablo tampak sayu dengan mata terpejam saat tinju itu melayang. Yuvin memicingkan matanya menatap sang petinju nasional. Pemuda bermarga Song itu melihat pergerakan tak seimbang dari Tablo. Tampak sang petinju memegangi kepalanya. Pusing?

Sang lawan yang melihat celah lemah si petinju nasional itu langsung menambah pukulan lagi hingga Tablo terhempas menabrak pembatas Ring. Masih tak terima dengan hasilnya, si lawan memukul sekali lagi, kali ini mengenai bagian mata sang petinju nasional. Wasit segera menghentikan pertarungan saat melihat salah satu petarungnya sudah sangat lemah. Permaian di jeda sesaat.

Tablo dibawa duduk. Yuvin segera mendekat, melihat lebih dekat kondisi si petinju. Team Tablo segera memanggil medis. Seorang dokter membawa tas medis berlari menuju si petinju.

"Aku tidak bisa melihat." Keluh Tablo saat sang dokter mendekat hendak memeriksa. Mata kanan sang petinju nampak bengkak dengan dikelilingi darah.

"Apa?" Dokter itu segera memeriksa.

"Aku tidak bisa melihat." Ulang Tablo.

"Kalau begitu, sudah berakhir." Ucap Yuvin yang mengamati luka si petinju. Tablo menoleh menatap Yuvin yang berdiri di dekat pembatas Ring. "Jika tidak dikeluarkan darahnya, kau akan buta."

"Siapa kau? Dokter?" tanya Manager Tablo yang berada di samping sang petinju.

"Ya, tapi bukan dokter mata." Yuvin lalu berniat meninggalkan area itu sebelum sebuah suara menghentikannya.

Warm and Cozy, dr. Song || Yuyo fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang