Chapter 5 || Asa di atas Ring (Myasthenia Gravis)-part 2 END

391 39 81
                                    

(Diambil dari salah satu kasus di drama 'dr. John' - Uisa Cha Yohan. Kasus Myasthenia Gravis. Tentang seorang petinju yang lebih memilih mati karena kesakitan menderita penyakit yang belum diketahuinya)

Note: Mingyu is Kim Mingyu Jellyfish trainee, Minkyu is Kim Minkyu SEVENTEEN


Typo everywhere!!!



Yohan mengetuk pintu VVIP dimana ternyata Tablo benar-benar disana dan sedang memasang jam tangannya. Yohan masuk dan menyapa si petinju.

"Annyeonghaseyo, Saya Kim Yohan, Dokter Residen Bedah tahun kedua. Dokter Song Yuvin berpesan untuk menyampaikan hal ini pada Anda. Beliau bilang, bukan mata anda yang bermasalah, tapi otak Anda. Anda disarankan mengunjungi neurologi untuk pemeriksaan menyeluruh. Saya harap Anda segera-"

"Dokter....kau tahu DNR?" Yohan terdiam. "Aku baru-baru ini menandatanganinya. Jika aku datang ke sini dalam keadaan darurat, tolong katakan kepadanya untuk tidak memperpanjang hidupku melalui peralatan medis. Kumohon."

Yohan menatap tak percaya pasie di depannya. Bagaimana bisa..."Kenapa Anda bilang begitu, padahal belum didiagnosis?"

Tablo hanya menatapnya tanpa menjawab. Petinju Nasional itu lantas mengangguk hormat, "Aku akan pergi sekarang. Terimakasih, Dokter." Tablo melangkahkan kakinya melewati Yohan, namun sebelum sang pasien melewati [intu, ucapan Yohan menghentikan langkahnya.

"Anda takut memiliki penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau krisis. Benar begitu?" Tablo masih bergeming di depan pintu. Yohan mengambil dua langkah menghampiri petinju itu. "Orang biasa seperti kami merasa takut saat ada yang salah dengan tubuh kami. Tapi Anda seorang petarung, Tubuh Anda sama harganya dengan nyawa. Saya yakin Anda lebih takut. Tapi jika Anda ragu, itu hanya akan memperburuk keadaan. Belum terlambat untuk-"

"Terimakasih. Aku memang takut. Ada seseorang yang memahamiku seperti ini terasa menenangkan." Tablo segera keluar dari kamar VVIP itu.

Yohan terdiam. Masih tertegun dengan respon pasien itu. setelah termenung beberapa saat, Dokter Residen tahun kedua itu langsung mengejar Tablo.

Tablo yang melihat antrian lift di lantai itu cukup panjang, kakinya mengkah memutar menuju tangga darurat. Masih dengan Yohan yang mengikutinya dan mencoba menarik perhatiannya dengan terus memanggil namanya.

Saat sampai di depan tangga turun, Tablo berhenti sejenak. Tangannya mencengkram lututnya, lalu mulai menuruni tangga. Yohan yang melihat itu hanya menhela nafas. Namun betapa terkejutnya Residen Bedah itu melihat Tablo yang kehilangan kesadaran dan terjatuh di tengah pijakan tangga kedua.

.

.

.

Di ruang VVIP yang sempat Tablo tinggalkan sekarang kembali dihuni. Seorang Dokter Spesialis dan Dokter Residen sedang berdiri disamping Tablo yang terbaring dengan kaki diperban dan di gips. Sang Dokter Spesialis menjelaskan jika kaki kiri Tablo terdapat fraktur (retakan) ringan. Dokter itu juga menjelaskan jika hasil CT-Scan baik-baik saja. Dan hasil MRI memperlihatkan adanya kemungkinan cakram karena saraf kiri tertekan. Dokter itu juga mengatakan jika mereka akan memindahkan Tablo ke Departement Ortopedi.

Tablo hanya terdiam mendengarkan dengan tidak minat.

Tiba-tiba suara seseorang menginterupsi mereka. "Tidak, pindahkan dia ke Neurologi." Pandangan mereka beralih ke arah suara. Dua orang bersnelli berjalan menuju ranjang Tablo. "Apa tubuh Anda pernah merasa aneh atau panas?" Yuvin, salah satu dari dokter yang datang tadi bertanya. Di belakang Yuvin, Yohan membungkuk menyapa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warm and Cozy, dr. Song || Yuyo fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang